Cinta Bersemi Lagi di Monas

208 15 110
                                    


Di malam musim dingin, seorang gadis cantik berambut hitam pendek sebahu dengan dadanya yang kecil sedang duduk kursi yang ada di taman. 

"Dimana dia? Dia bilang bertemu disini..." gadis itu berulang kali melihat ponsel pintarnya.

Sudah dua jam dia menunggu pujaan hatinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Gadis itu kesal, dia bersumpah tidak mau bicara pada kekasihnya itu.

Wajahnya menjadi lebih kesal seperti emak-emak yang sedang PMS.

Dia kembali kerumah, mengurung diri dikamarnya, menghempaskan tubuhnya kekasur berukuran queen size itu.

"Menyebalkan! Menyebalkan! Menyebalkan! Aku benci kau Amatsuki-kun!!" geramnya. Dia memukul-mukul boneka teddy bear yang pernah diberikan oleh sang kekasih sebagai hadiah ulang tahunnya.

Dia menangis dalam marahnya. Dia tidak pernah menyangka kalau kekasihnya mengingkari janjinya. Dia mulai berpikir kalau kekasihnya itu tidak lagi mencintainya.

Air matanya berderai begitu saja saat ia membayangkan kalau suatu saat kekasihnya memintanya untuk bertemu, lalu menyatakan kalau sebaiknya mereka berpisah saja.

"Okaa-chan~" jeritnya disela-sela tangisnya.

Sang ibunda yang merasa terpanggil oleh anak gadis kesayangannya itu langsung memasuki kamarnya.

"Ada apa Nano? Kenapa kau menangis?" sang ibunda memeluk Nano--gadis itu--dengan penuh kasih sayang.

"Amatsuki-kun tidak datang menemuiku malam ini... Aku sudah menunggunya berjam-jam ditaman hingga tanganku memucat!"

"Ya tuhan, okaa-chan pikir kau pergi bersamanya selama berjam-jam. Kenapa kau tidak pulang saja, sayang? Jangan menyiksa dirimu," sang ibunda melepaskan pelukannya, menghapus airmata yang mengalir dipipi sang anak gadia kesayangannya.

"Aku takut... Aku takut menyesal jika aku pergi dari tempat itu," Nano menundukkan kepalanya, tangisannya kembali terisak.

"Sudahlah sayang... Kau coba bicara dengannya baik-baik besok, ok?" sang ibunda mengusap kepalanya, lalu beranjak.

"Wakatta," ujarnya pelan.

"Oyasumi," sang ibunda mengecup puncak kepala Nano lalu keluar dari kamarnya. Membiarkan anak gadisnya sendirian.

Nano memeluk teddy bearnya, lalu terlelap begitu saja. Dia terlalu lelah... Lelah untuk menunggu yang tidak pasti.

~*~

Esoknya,

Nano mengambil ponselnya, dia tidak melihat ada pesan maupun panggilan telepon dari kekasihnya. Dia berpikir, kemana dia? Apa kekasihnya itu tidak ingat sama sekali dengannya? Apa kekasihnya itu benar-benar melupakannya?

Nano beranjak dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk pergi menemui sang kekasihnya itu.

30 menit setelah bersiap-siap, dia turun untuk sarapan lalu pergi. Dia menaiki mobilnya, pergi menuju ke sebuah perusahaan besar di Tokyo.

Tidak butuh waktu lama untuknya sampai di perusahaan tersebut. Dia bergegas masuk dan menuju meja resepsionis.

"Sumimasen, Amatsuki-kun ada dikantor?" tanyanya pada resepsionis.

Sang resepsionis menggeleng, "Amatsuki-san belum datang. Jika ada pesan beritahu saja, aku akan memberitahunya nanti."

Nano kecewa dengan keadaan. Kenapa dia sulit sekali bertemu dengan sang kekasih?!

KUMPULAN REQUEST FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang