Moment in Library With Him Shun x Rizu

104 10 106
                                    


Perpustakaan sekolah yang biasanya didatangi cukup banyak orang walau tidak seramai kantin, entah kenapa hari ini terlihat sepi. Hanya ada tiga orang yang ada di sana salah satunya penjaga perpustakaan.

Salah satunya adalah seorang lelaki yang seperti es yang berkilau berambut putih memakai choker hitam di lehernya. Lelaki es yang sedang duduk membaca buku dengan seriusnya bahkan jika ada kebakaran ia tak akan bergeming dari tempat ia duduk demi sebuah buku yang ia baca.

Satunya lagi adalah seorang wanita berambut yang dikepang dan memakai kacamata bulat. Bisa dilihat bahwa dia hanyalah seorang wanita culun yang tak begitu mengerti gaya berpakaian. 

Wanita itu sedang berjalan menyusuri rak demi rak untuk mencari buku yang ia cari. Buku yang ia cari masih belum ditemukan oleh gadis itu. Gadis tersebut melihat sebuah buku bersampul biru muda yang dicarinya terletak di pojokan bagian atas rak yang ada di depannya.

Gadis itu mencoba mengambil buku tersebut, namun tingginya dan panjang tangannya tidak sampai mengambil buku itu. Ia berjinjit untuk mengambil buku itu. dengan menggunakan jari tangannya ia mencoba mengambil buku itu

Ia terlihat kesusahan mengambil buku yang tebalnya 4 cm karena terhimpit oleh buku yang lain dan ia mengambilnya hanya menggunakan jari tangannya. Akhirnya ia berhasil menarik buku itu setengah dan terus menarik buku tersebut walau agak berat. Tetapi buku yang lainnya ikut tertarik hingga berjatuhan buku-buku yang lainnya.

Auhh..

Suara kesakitan menggema di ruangan perpustakaan yang sepi. Sang penjaga perpustakaan hanya melihat sekilas ke arah gadis itu dan berkonsentrasi kembali pada kegiatannya kembali. Sedangkan sang lelaki es menutup bukunya dan menghampiri gadis itu. gadis itu jongkok sambil memegang kepalanya yang kejatuhan buku setebal 4cm.

"Kau tak apa?" tanya lelaki es tersebut terhadap wanita kacamata.

"Ti-tidak apa-apa," ucap gadis itu sambil mengusap kepalanya tanpa melihat ke lelaki es.

"Kepalamu kenapa?"

"Kejatuhan buku ini."

Tiba-tiba saja lelaki es mengusap kepala si gadis tanp persetujuan dari sang gadis. Si gadis kaget dan ada semburat merah di wajahnya karena malu diusap oleh si lelaki es.

"Sepertinya sudah tidak sakit ya."

Si gadis hanya mengangguk mendengar suara si lelaki es. Ia masih menunduk tak ingin melihat wajah lelaki es karena malu dengan wajahnya yang memerah.

"Ya sudah aku pergi dulu ya."

"a-ano..." si gadis memberanikan menatap ke arah si lelaki es yang sudah membalikan badannya tapi tidak jadi karena dipanggil oleh si gadis.

"te-terima kasih Shimotsuki-san."

"Sama-sama," lelaki es bernama lengkap Shimotsuki Shun senyum sepereti es yang hangat.

Si gadis menundukan kepalanya lagi karena tersipu malu melihat senyuman Shun. Ia tak kuat melihat cobaan hidup yang ada di depan matanya. Seorang yang ia sukai tersenyum di depannya betapa bahagianya dia.

"Maaf, kalau boleh tahu namamu siapa ya?" tanya Shun yang ternyata belum beranjak pergi dari depan gadis itu.

"Fe-ferena yerika."

"Ferena ya. Nama yang cantik seperti orangnya," Shun tersenyum lagi setelah mengucapkan kata itu.

Tiba-tiba saja Ferena wajahnya menjadi semerah tomat dan ia jatuh pingsan. Shun sempat kaget karena Ferene tiba-tiba pingsan. Tapi ia kembali tenang dan menggendong ferena pergi ke UKS.

KUMPULAN REQUEST FFWhere stories live. Discover now