You Liar

112 9 3
                                    

<JR's POV>

  Huff... Syukurlah dia disana, kufikir aku harus mengelilingi dunia dulu untuk menemukannya.

  Sepertinya aku harus menjelaskan banyak padanya. Menyusahkan,

  Dia pasti marah padaku, tapi untung dia tidak menghindariku.

  Aku melangkahkan kakiku mendekat pada bangku kayu ditaman kota itu.

  "Ren...,"

<Minki's POV>

  "Ren...,"

  Aku mendongakkan kepalaku ke sumber suara.

  Benar saja, itu dia. Aku langsung membuang muka.

  Aku mendengar dia menghela nafas.

  "Ren...," ujarnya lagi setelah duduk tak jauh dariku. Aku tak menggubris.

  "Re---"

  "Namaku Minki," potongku ketus.

  Dia terdiam.

  "Minki...," ulangnya. Dia meraih rambutku dan mengelusnya, "Maaf."

  "Apa minta maaf saja cukup?" aku menarik bibirku membentuk garis lengkung kebawah.

  "Lalu kau mau apa?" tanyanya santai tanpa nada menyesal di kalimatnya. Sial! Dia menyebalkan!

  "Entahlah." jawabku masih ketus, persis orang ngambek.

  "Sudahlah, tidak ada gunanya kau marah lama-lama, lagipula aku tidak sengaja."

  "Yang benar saja!" seruku tidak terima. "Kau memang menyebalkan JR!" aku melemparkan pandangan murka padanya, padahal aku itu hanya akan membuatku menyesal nantinya.

  Lihatkan? Dia menyeringai meremehkanku.

  "Kau berisik, Ren. Tapi aku suka. Ya, aku suka sekali, terlebih saat kau--"

  "B-BODOH, JANGAN DILANJUT!" aku buru-buru menutup mulutnya dengan tangan kananku, benar-benar shock. Yang benar saja, aku tau kemana perkataannya akan menjurus, dan aku tidak akan pernah membiarkannya berbicara tentang itu dipublik. Ugh.

  Dia melepaskan tanganku dan menggenggamnya, kembali memperlihatkan senyum miring menyebalkan itu. "Jadi... Masih mau berisik? Atau kau sudah memaafkanku?"

  "Diam! Ya sudah, terserah!" Aku mengalihkan pandanganku karena wajahku memerah. Aku tidak ingin dia mengataiku lebih jauh.

  JR melepaskan genggamannya dari tanganku, "Aku sendiri tidak tau mengapa jadinya seperti itu. Aku tidak sengaja"

  "Iya aku tau! Memangnya kapan kau salah kau bilang sengaja? Sekarang bagaimana? Aku tidak mau di anggap orang aneh dan dilaporkan dengan alasan yang tidak-tidak. Bukan sekali dua kali aku ketahuan olehnya. Aku harus apa?" celutukku dengan cepat padanya. Aku seperti nge-rap.

  "Banyak tanya. Sudah kubilangkan, kau tidak perlu khawatir masalah dilaporkan, sebisanya dia akan kutahan. Dan lagi, lakukan seperti biasa, tinggalkan dia kalau dia tidak mengenalmu." balas JR malas. Bisa-bisanya dia dengan mudah mengatakan itu.

  Ya bisalah! Diakan tinggal... Ugh.

  "Kenapa, sih... Bisa-bisanya aku suka denganmu," gumamku pelan. Tapi aku tau dia mendengar itu, aku juga tau kalau dia sedang tersenyum menyebalkan sekarang.

  Dia merangkul pinggangku dan menarikku mendekat, dia lalu mencium pipiku.

  "Aku harus pulang sekarang, sampai jumpa besok." ujarnya. Dia lalu berdiri dan melambaikan tangannya padaku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[JRen] Who Are You Stranger?Where stories live. Discover now