Chapter 09

304 27 15
                                    

WARNING! TYPO BERTEBARAN!!!

___________________________________

"Aku bahagia karena aku dapat menjadi seseorang yang berharga untukmu"

"Dan aku kecewa, karena ini kegagalanku yang kesekian kalinya. Apakah aku masih pantas untuk menikmati dunia yang begitu indah ini?"

"Eonnie, andwae" ucapku lemah, aku tak dapat memahami ini, tapi aku dapat merasakannya, semua hal yang dia rasakan, tanpa ku sadari pun air mataku mengalir entah sejak kapan. Aku benar-benar harus menemuinya, aku benar-benar harus bersamanya.









Author POV

Jihye kini telah sampai di depan Bumin Hospital Group, bersama dengan Nayoung dan juga J-hope, ditangannya ia memegang erat kotak makan yang berisi sandwich yang dibuatnya pagi tadi. Ketiganya berjalan memasuki gedung rumah sakit itu dan menuju kamar rawat Soojin, yang kini tidak lagi di ruang ICU. Dua hari lalu Soojin telah dipindahkan ke ruang rawat VIP, namun masih dalam perawatan yang intensif.

Nayoung yang telah berada di depan pintu ruangan Soojin, segera membuka daun pintu itu. Yang dibaliknya terlihat sosok gadis yang tengah terduduk di atas ranjang, memandang jauh ke luar ruangan melalui jendela kamarnya. Gadis itu tak menyadari kehadiran teman-temannya. Ketiganya mendekat kearah Soojin, menatap wajahnya yang saat ini terdapat sungai kecil di kedua sisi pipinya.

"Soojin-ah?" panggil Nayoung dengan lembut

Namun tak ada jawaban dari gadis yang tengah lemah itu. Sekali lagi, hal itu membuat Jihye tak dapat lagi membendung air matanya.

"Apa saat ini kau benar-benar gila, Soojin-ah? Kenapa kau seperti ini?" pikir Jihye. Lantas menghapus dengan cepat bekas air matanya itu, dia mencoba untuk lebih tegar lagi dihadapan Soojin. Karena memang itu yang harus dilakukannya.

"Soojin-ah!" teriak Jihye, dengan senyum lebarnya. Dan hal itu berhasil membuat Soojin mengalihkan pandangannya.

"Oh? Sejak kapan kalian disana?" Tanya Soojin

"Kami baru saja tiba, kenapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan Soojin-ah?" sahut J-hope

"Tidak apa Hobie-ah." Soojin tersenyum tipis.

"Kenapa kau menangis?" Jihye menghapus lembut bekas air mata Soojin itu. "Apa ini sakit?" lanjut Jihye sambil menyentuh dengan lembut tangan Soojin yang diinfus.

"Apa aku menangis?" Soojin bertanya balik, sambil menghapus kasar kedua pipinya.

"Ini tidak sakit, Jihye-ah. Aku juga tidak mengerti mengapa air mataku mengalir" lanjut Soojin

"Tsk. Cepatlah sembuh dan kembali kesekolah gadis tengil" sela J-hope

"Ya! Kenapa kau berbicara seperti itu pada orang yang sakit bodoh!" timpal Nayoung.

"Kau tidak lihat? Dia begitu berlebihan chagi. Itu hanya jarum infus, kenapa dia harus menangis. Seperti anak kecil saja" ejek J-hope.

"Lihat saja, suatu hari nanti jika kau sakit, aku yang akan menusukkan jarum infus padamu, dasar kuda!" kesal Soojin. Hal ini malah membuat J-hope terbahak. Nayoung dan Jihye pun tersenyum lebar, mereka benar-benar merindukan Soojin.

"Itu baru Soojin yang ku kenal" kata J-hope.

"Ahh.. kami benar-benar merindukanmu Soojin-ah" sahut Jihye

Don't Touch Me!!!Where stories live. Discover now