5. Kata Demi Kata

4.6K 393 33
                                    

Disclaimer by Masashi Kishimoto
All Characters from Naruto
Shippuden (setelah perang dunia shinobi keempat)

#Kata demi kata

Entah kenapa? Seberapa banyak kalimat yang keluar dari bibirmu, tidak ada satupun kata yang aku suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah kenapa? Seberapa banyak kalimat yang keluar dari bibirmu, tidak ada satupun kata yang aku suka.

***

Mereka berada sedikit jauh dari Yakiniku. Berhadapan di bawah sinar lampu jalan yang sedikit meredup. Sang gadis terus menunduk sembari mencengkeram kantong plastik berisi daging panggang. Sementara sang pemuda hanya memandang kepala menunduk dengan surai indigo yang melambai terkena angin malam tanpa tahu harus memulai dari mana.

Sampai beberapa menit mereka masih terdiam tanpa saling membuka pembicaraan. "Hinata. ", suara Naruto terdengar serak. Gadis itu tahu Naruto bukanlah anak kecil atau remaja yang bersuara cempreng lagi. Suara pemuda itu terdengar em.. Mengagumkan. Hinata menggeleng kecil menepis pikirannya yang tidak berguna itu. Memilih sedikit mendongak sebagai respon, hanya hidung Naruto yang menjadi jarak teratas pengelihatannya. Menolak untuk menatap safir indah yang selalu dirinya kagumi.

"Hinata...apa kau marah? "

Hinata menggeleng sebagai respon. Wajah Naruto menyendu dengan raut bingung. "T-tapi kenapa kau tidak mau melihat wajahku? ", Naruto maju satu langkah dan Hinata mundur satu langkah juga untuk membalas. Naruto semakin merasa bersalah, bahkan sekarang Hinata tidak mau dekat dengannya. "Ja-jangan mendekat. Aku mohon, aku tidak ingin menjadi parasit yang m-menggangumu Naruto.... -san. "

Safir Naruto membola, hatinya mencelos dengan nama panggilan baru gadis itu untuknya. Hinata pasti sangat sakit karena dirinya. Sifat gadis itu berubah, Hinata lebih dingin dari pada biasanya. Kemana nama 'Naruto-kun' yang selalu terucap lembut untuknya.

"Hinata, kenapa kau-", napas Naruto tercekat. Perkataannya terpotong dengan nada dingin yang tidak pernah sekalipun dia dengar dari Hinata. Gadis lembut itu kini berwajah datar tanpa ekspresi dan nada dingin yang sangat menusuk.

"Aku? Bukan, itu kau. Aku hanya menurutimu untuk tidak berharap lagi. Dan inilah usahaku. ", entah kenapa? Hati Naruto terasa panas. Emosinya naik, kepalanya terasa mau pecah.

"Apa ini yang membuatmu mau pergi? Apa ini semua karena aku?! Apa kau membenciku? ", kontrol emosi pemuda itu buyar. Membuncah, tidak lama lagi pemuda itu akan mengeluarkan sisi dalam dirinya yang tidak pantas didengar gadis lugu seperti Hinata.

"Naruto-san hanya karena aku memiliki perasaan yang lebih padamu bukan berarti semua yang menjadi keputusanku karena dirimu. ", dan viola! Kata-kata arogan gadis itu membuat bagian gelap hatinya terbuka. Naruto tidak akan bisa menahan perkataan yang mungkin akan menyakiti gadis polos seperti Hinata, lagi dan lagi.

CHANGED [hiatus]Where stories live. Discover now