Chapter 02

522 45 1
                                    

Her Eyes

.
.

Tangannya terangkat untuk memakaikan tudung jaket di kepalanya. Yoon Gi tak bergeming. Berkali-kali Tae Hyung menawarkan diri untuk mengantar. Namun tidak. Yoon Gi ingin sendirian.

Sengaja memilih kala matahari sudah tenggelam, Yoon Gi benar-benar ingin menenangkan diri. Tidak ingin ketahuan, bahkan berniat untuk menghilang.

Yoon Gi menghela, niatnya terlalu bodoh. Akalnya harus tetap terpakai untuk membuatnya tetap sadar.

Setidaknya menenangkan diri cukup untuk saat ini. Terdiam setiap harinya tanpa memikirkan apapun. Apapun. Ia ingin benar-benar beristirahat.

Ia percaya Tae Hyung memilihkan apartemen yang tepat.

"Aku sudah melihatnya, aku bisa sendiri."

"Tapi mengapa tidak menungguku saja?"

"Untuk apa aku menunggumu?"

"Untuk berangkat bersama, kan?"

"Apa untungnya bagiku?"

"Aku adalah member yang paling-"

"Berisik."

Tae Hyung mencebikkan bibirnya. Satu kata kalimat sarkasme itu bisa membuat Tae Hyung yang tadinya menunduk mendekat ke arah jendela mobil Yoon Gi menjadi menegakkan tubuhnya kembali.

Yoon Gi menyalakan mesin mobilnya dan Tae Hyung sudah menjauh dari samping kiri mobilnya sehingga ia bisa berjalan dengan tenang. Keluar dari dorm.

Tae Hyung memutar bola matanya jengah menatap kepergian mobil yang kini membelah malam tersebut.

Yoon Gi memilih untuk menutup jendela mobil dan menyalakan AC sekalipun angin malam cukup untuk membuatnya membeku.

Di jok penumpang sebelahnya tergeletak ponsel tanpa minat untuk dinyalakan. Ponsel itu mati.

Lima jam perjalanan nonstop, Yoon Gi akhirnya tiba di depan apartemen. Tak ramai karena ini sudah tengah malam, tentu saja.

Namun Yoon Gi percaya memang apartemen ini memiliki suasana yang sunyi. Tae Hyung mengatakan apartemen ini sangat menjaga privasi.

Yoon Gi menyukai itu karena sebelumnya ia sudah mengetahuinya. Pengamatan sekilas beberapa malam lalu cukup membuatnya memindai secara singkat bagaimana suasana di sekitar apatemen sekalipun ia belum tahu jelas bagaimana bentuk unitnya.

Ia tidak menyangka Tae Hyung memilihkan apartemen yang benar-benar pas atas kebutuhannya. Bahkan dongsaengnya itu telah mempersiapkan studio kecil di dalam apartemennya.

(adik / orang yang lebih muda)

Ini akan menjadi tempat sempurna sebagai tempat persembunyiannya.

Setelah sampai pada lantai apartemennya, pria itu sedikit melonggarkan maskernya. Memberi jalan untuk oksigen bebas masuk mengisi paru-paru penat itu.

Yoon Gi memperhatikan setiap pintu yang berada di sisi kanannya. Setidaknya ia mulai berhenti di salah satu pintu. Tae Hyung bilang ruangannya ada di ujung.

Malam itu Yoon Gi tak begitu mengerti dan hanya mengamati suasana luar saja karena Tae Hyung yang belum sempat memberi kunci kepadanya, sehingga yang ia lakukan hanya berkeliling dan mengunjungi lantai unitnya.

Tubuh kecil Yoon Gi sudah terasa pegal dan ia ingin segera mandi. Mengistirahatkan diri.

Yoon Gi pun sudah lelah terus memakai topeng kaku di balik wajah frustasinya.

UnknownWhere stories live. Discover now