"Tarian untuk Senja yang Selalu Abadi"

4.7K 487 39
                                    


SEKAI NO FUIN

Chapter VI

.

.

.

Hal yang lebih menarik perhatian shinobi Konoha selain chakra Hinata yang terputus total adalah kehadiran mantan nuke nin kelas S yang selalu ada di dekatnya. Pemuda itu jarang bersuara, namun langkah kakinya mantap mengikuti kemana pun gadis itu. Pun Hinata tak nampak keberatan dengan kehadiran Sasuke.

"Kau sudah bisa berjalan tanpa kursi roda?" tanya Sasuke setelah pemeriksaan yang kesekian kalinya.

Sudah hampir dua minggu Hinata dan Tsunade rutin bertemu untuk pengobatan Hinata. Meski pun sebenarnya Sasuke menaruh sedikit curiga pada pertemuan mereka yang terkesan sangat rahasia. Tak boleh ada siapa pun yang masuk. Bahkan Sasuke hanya mendapat izin mengantar Hinata tepat sampai ke depan pintu ruang rehabilitasi.

Namun Sasuke tak mau ambil pusing. Dia bahagia. Ini pertama kalinya Hinata keluar tanpa kursi roda.

"Dia memaksaku membiarkannya berjalan, setidaknya sampai ke tempatmu!" jawab Tsunade tampak kesal. Hinata tersenyum lembut.

"Jangan berhanjak Sasuke!" pintanya.

Langkah Hinata satu-satu, lambat, dan membuat Sasuke berdebar-debar di tiap langkah oleng yang kadang ia lihat. Sempat terbersit di pikiran Sasuke, mungkin begini lah dia jika suatu saat melihat anaknya belajar berjalan. Anaknya akan terlihat sangat imut dengan rambut raven, kulit seputih salju, dan mata seindah perak. Perak? Byakugan? Sasuke merasa dirinya sudah gila.

Hinata terduduk tepat dua langkah di hadapan pemuda raven. Keringat mengucur di dahinya, dadanya naik turun dengan nafas tersengal. Sasuke hampir melangkah, hampir menjulurkan tangannya.

"Aku tidak lemah, Sasuke!"

Baru kali ini Sasuke melihat Hinata berteriak sefrustasi ini.

"Kau tidak lemah!"

"Tapi kau mencoba menolongku!"

Sasuke kehabisan kata. Dia tak suka saat Hinata mulai keras kepala.

Tsunade berhanjak mendekati Hinata, membisikkan sesuatu dan berhanjak pergi setelah menepuk pundak Sasuke. Tinggal mereka berdua disini, dengan keheningan yang tak tahu kapan usainya.

Hinata berdiri lagi. Kakinya gemetaran, tapi dia tetap mendekat meski perlahan. Sasuke menurunkan tangannya. Pemuda raven itu memutuskan menunggu. Dia percaya bahwa Hinata akan sampai padanya.

"Kau tidak lemah!"

Hinata tampak tersenyum. Tangannya telah berada di genggaman sang raven.

.

.

.

Naruto, Sakura, Kakashi, Shikamaru, Shino, dan Sai berkumpul tengah malam di ruangan Hokage. Perwakilan kelima Kage hadir, meski hanya Gaara yang tidak datang dan mengirim utusannya.

"Akatsuki lagi-lagi membuatku pusing! Kunci? Segel dunia?? Mereka pasti frustasi karena kalah di perang sebelumnya!!" Tsuchikage yang mengambang di udara bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa ada yang berfikir kalau kita hanya sedang dikerjai?" timpal Mizukage.

"Kita tak sedang main-main! Aku sudah menemukan informasi yang valid mengenai ancaman itu" jawab Tsunade.

"Dari catatan yang ditinggalkan kakekku, dahulu ada dua orang adik-kakak yang dikaruniai langit kekuatan yang sangat luar biasa. Sang kakak mampu mewujudkan apa pun, sedangkan sang adik mampu memusnahkan apa pun. Kekuatan yang bertolak belakang ini justru membuat keduanya tidak akur. Sang kakak melihat sang adik selalu cemburu akan apa yang dia wujudkan dan selalu memusnahkan apa pun yang ia tidak suka. Akhirnya pertarungan pecah di antara mereka. Sang kakak memenangkan pertarungan dan menyegel kekuatan sang adik. Segel itu ia beri nama segel dunia. Kekuatan yang bisa memusnahkan apa pun.

Sekai no Fuin (Segel Dunia)Where stories live. Discover now