waktu yang paling aku hindari,
akhirnya datang juga.
menanamkan rasa sesak dalam dada,
yang tak bisa diungkapkan dengan seuntaian kata.
aku tau,
aku tak boleh egois,
tak boleh memaksamu
untuk menetap disini,
tuk ku jadikan rumah perlindungan,
saat dunia sedang jahat.
ingin rasanya ku tumpahkan semua air yang bersemayam dalam mataku,
namun ku tau,
semua itu sia-sia.
aku percaya,
aku yakin,
kebersamaan yang sudah tertulis dalam buku kehidupan masing-masing dari kita,
menumbuhkan sebuah pohon yang amat besar,
yang amat banyak daunnya,
sebanyak pengalaman yang t'lah kita lewati.
dan,
pohon itu,
berakar sangat dalam,
mencekam pada tanah hati,
seperti ingatan yang sulit tuk pudar,
ingatan tentang,
kita.
