Chapt 2

1.9K 130 0
                                    

"Ra-rae?", lirih ku dengan bibir yang sedikit bergetar

Ku lihat ia melebarkan senyumannya dan menunduk sambil tertawa kecil. Reflex diriku ikut senang mendengar tawanya. 

Saat ia mengangkat kepalanya kembali, air mata sudah benar-benar membasahi pipinya, ia mulai sesenggukan. Dan ku dengar ia menggumamkan kata 'mianhae' di sela-sela tangisannya, saat kaki ku ingin mendekatinya, kejadian ini terulang kembali seperti anak kecil itu. Ia menghilang, bedanya ia menyinarkan cahaya bulan membuatku menyipitkan mataku.


Dash!

Hilang. Hilang sudah. Yeoja yang ku tunggu-tunggu selama bertahun-tahun. Hanya seperkian detik kah kita berpandang satu sama lain?

Ku menggigit bibir bawahku, mencoba menahan air mata ini turun dari tempatnya. Kejam. Haruskah ku bilang dirimu kejam padaku?


-Icallyoumoonchild-


Aku menyenderkan kepala ku di bangku taman, tempat biasa ku menunggu ia kembali. Aku mengeluarkan satu buku dari dalam tas, dan ku ambil pulpen. Tangan ku mulai bergerak menulis beberapa kata untuk ku sampaikan padanya.

"Rae... apakah itu tadi dirimu? Kau menemuiku? Tolong jawab aku, temui aku secepatnya. Aku merindukanmu. Aku lelah. Tapi aku akan tetap menunggumu di sini"

Ku robek kertas tersebut lalu melipatnya berbetuk pesawat, sebelum ku terbangkan pesawat kertas ini. Aku melirik jam tangan ku, dan sekarang sudah jam 10 malam. Ku hela nafasku, ku arahkan peasawat kertas berisi pesan ku padanya ke arah bulan bulat bersama angin malam yang bertiup lumayan kencang.

"Ku harap kau membacanya"


-Icallyoumoonchild-


Sesampainya di rumah, ku lepas sepatu ku dan berjalan masuk. Ku lihat eomma sedang duduk sambil merajut dengan telitinya, hingga tak menyadari kalau anaknya sudah pulang.

"Eomma", ku peluk eomma dari belakang yang sedikit mengejutkannya

"Eoh? Kau sudah pulang? Bagaimana kuliahmu? Kenapa pulang agak larut?", eomma meletakkan rajutannya di atas meja, dan ku lepaskan pelukan ku. Eomma berdiri menghadapku, dan mengambil tas dari pundakku.

"Aku baik-baik saja, tadi hanya dapat tambahan tugas", jelas ku

Eomma hanya mengangguk sambil memegang tas ku,

"Oh iya, tadi saat eomma sedang mengganti selimut mu, eomma menemukan sesuatu di atas tempat tidurmu", aku merenyitkan alisku

"Apa itu eomma?"

"Tunggu sebentar ne, tadi eomma simpan di kamar eomma"

Eomma melangkah ke arah kamarnya, kaki ku mulai pegal, dan ku duduk di sofa yang di duduki eomma tadi. Tak lama eomma datang.

"Ini, eomma tak tau kenapa ada di kamarmu. Eomma kira ini milik yeojachingu mu, tapi seingat eomma, kau tak pernah mengajak satu pun yeoja ke dalam kamar mu", eomma menyerahkan benda tersebut, tangan ku meraihnya.

Satu buah kalung berliontin bulan berwarna keabu-abuan, dan satu buah pena yang diujungnya memiliki bulu putih yang halus. Apa ini?

"Kapan eomma menemukannya?"

"Tadi siang, sebelum nya eomma sudah masuk ke kamar mu tapi tidak ada benda itu. Saat eomma kembali membawa selimut ganti, tiba-tiba ada benda itu di atas selimutmu", jelas eomma

"Tadi siang? Bukankah saat siang tadi aku bertemu dengan nya? Apa-apaan ini?"


-Icallyoumoonchild-


Sesampainya di kamar, ku letakkan 2 benda tersebut di atas meja belajar ku. Dan ku tatap dengan teliti, pikiran ku sudah kemana-mana sekarang.

"Kenapa hari ini sangat aneh? Aku melihat anak kecil yang berlari lalu menghilang dengan sisa bintang-bintang bertebaran, dan ku lihat seorang yeoja yang ku yakini itu dirimu, juga ikut menghilang mengeluarkan cahaya bulan. Dan sekarang ada 2 benda aneh di hadapan ku", ku letakkan dagu ku di atas meja

Ku ambil pulpen dengan bulu putih itu, lalu ku putar-putar kan dan ku perhatikan baik-baik.

"Apa kamu udah tau kalau aku yang ngirim surat-surat itu? Makanya kamu kirim pena ini buat aku? Kalau kamu udah tau, kenapa ga langsung temuin aja. Kenapa harus ngasih pena? Apa kamu nyuruh aku untuk terus menunggumu?", ku letakkan kembali pena itu lalu ku ambil kalung berliontin bulan tersebut

"Dan ini...apa maksudnya? Bulan? Bulan...bulan...??", ku coba mengingat hal berbau bulan yang berhubungan dengannya. Dan terbesit 1 ingatan, saat di sekolah yang munculnya cahaya bulan itu

"Ah iya! Iya itu...", aku terdiam dalam lamunan, sungguh pikiranku kosong.zonk.

"Rae...kapan kau akan kembali??", tak sadar, akupun tertidur dengan kepala di atas meja belajar, jangan lupakan tangan yang masih memegang kalung tersebut.




See you next chapter...

Moonchild [kth]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ