23. Curiga

8.2K 302 1
                                    

"jangan anggap hanya kamu di dunia ini, ketahuilah. Kamu telah dipermainkan oleh takdir."

"Terus- "

"Ekhem!"

"Eh? Papa ganggu ya? Ya udah lanjutin." ucap Papa sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Renata mendengus lelah, "iya pa."

Papa pun ketaman, sambil membawa kopi ditangan-nya. Renata menatap Steva malas.

"Gajadi!" Lalu Renata pergi kekamarnya. Steva menatap kepergian Renata dengan muka waspada, takut seperti dulu.

Renara mengumpat dibalik kaca, melihat Steva dan Renata sampai papa datang menghancurkan semuanya.

"Gajadi!'' itu yang dia dengar dari mulut Renata, setelah kembarannya pergi. Renara menghampiri Steva dan menanya ada apa.

Steva menjawab dengan gelengan lalu meninggalkan Renara disana dengan pikiran berkabut.

"Non!"

Renara tersentak, bi Arum mengagetinya. "Ya?"

Perempuan berpakaian warna biru itu tergagap menghadapi Renara, "Non Sherly, dia jatoh dari pohon-" tanpa pikir panjang, Renara segera ketaman.

Dia bernapas lega kala melihat Sherly telah diobati oleh pembantu taman di Mansion nya.

"Kamu kenapa?" tanyanya lembut.

Sherly menggeleng, "bunda," ucapnya lirih. Tes. Air mata gadis kecil itu menetes, "hei, jangan nangis sayang,,"

"Sherly kangen Bunda," ucapnya sembari terisak.

Hati Renara seperti disayat, perih. Luka namun tak berdarah. "Main sama Aunty mau?"

Sherly memanggil Renara dan Renata dengan sebutan Aunty. Entah Sherly yang mau, jadi mereka tak bisa berbuat apa apa.

Sherly menggeleng, "kak Kevin dimana?"

"Hm, dia lagi disekolah. Ada eskul"

"Eskul?"

"Ekstrak Kulikuler." Jelas Renara.

----

"Lau!" Seru Steva pada Laura yang kini sedang menikmati makanan dikamarnya.

Laura berdeham menjawab, "apa?"

Cctv! dia tidak bisa berbicara dengan Laura dikamar.

"Temenin gue,"

"Males ah!" Lalu Laura terbaring, tak lama dia tertidur. Steva menggeram kesal, "LAURA!" pekiknya.

"apa sih!"

Steva kesal, dia menarik tangan Laura lalu membawanya keluar.

"Eheheh! Ada apa?" jegat Renara dilift.
Steva diam seribu bahasa,

"Gatau tuh, dia narik gue!" Jawab Laura kesal.

"Udah udah!"

Sherly melihat mereka dengan muka bingung, semua menatap kearah Sherly. "Apa?"

"Eh, em gapapa-gapapa" lalu Steva melanjutkan aksi-nya membawa Laura ke caffe Renara.

----

Pagi ini, Bu Cici mengajar kelas Math. Pelajaran yang selalu diberi peringkat, pelajaran mematikan itu.

Semua berjalan lancar namun ada saja yang berbuat keributan di kelas Renara.

Seperti saat ini, Ucup. Anak penjaga pintu kelas itu sedang tertawa, padahal ulangan dadakan sedang diadakan.

Semua tegang melihat coretan angka di kertas yang baru saja dibagikan Bu Cici, Renara tidak ambil pusing. Dia hanya mengisi lalu meletakkan kepala dimeja sembari menunggu yang lain.

Setengah jam berlalu, ulangan Math dikumpulkan. Semua murid bernafas lega, namun ada yang aneh.

Sedari tadi Steva dan Laura tidak bertegur pada sikembar.

---

"Darren!"

Darren menggeram kesal, pikirannya kalut. "Ini buku Lo!" ucap Anti sembari mengembalikan buku Darren.

"Kenapa ga di taro meja?" ucapnya malas-malasan.

Anti tersenyum lebar, "lupa hehe"

Darren meninggalkan Anti, dan lebih memilih keKantin sekolah. Dia melihat, si Kembar dan Steva Laura tidak bersama. Ada masalah?

Tapi Darren tak memusingkan itu, yang dia bingung kan. Renata, mata gadis itu tidak berhenti bergerak. Matanya kemana-mana seolah dia sedang berbohong. Jangan lupakan Darren les Psikolog.

Renara menanyakan pada Renata pasal kemarin dia memergokinya ketika sedang berbicara serius dengan Steva, tapi Renata membalasnya tergagap seperti sedang berbohong. Dan Renara mengetahui itu.

Dave sudah lama tidak muncul, dirinya diancam oleh Renara. Renara bilang dirinya akan bunuh Diri kalau sampai Dave muncul untuk hal sepele.

Dave, kepribadian ganda Renara yang muncul karena kecelakaan naas itu.

Trauma yang mendalam sangat membuatnya menyedihkan, Dave teman Renara. Tapi Renara memaksa agar Dave tidak mencelakakan semuanya.

Renata tergagap, "eh- eum gue ke Toilet ya!" lalu meninggalkan Renara disana.

Semua menjauhinya, Steva dan Laura entah menjauhinya. Renara bingung kala tadi pagi mereka tidak bertegur sapa dengannya semua berubah saat Renata datang tiba-tiba.

---

"Dia ada diTKP!"

"Bersenang-senang dulu didunia-mu, Renara."

Dia tertawa jahat, "jangan sakiti dia, plis Om!"

"Saya tidak akan menyakitinya jika bukan dirinya yang memulai perang ini, Renata."

-----

Sekeras-kerasnya kamu berjuang, percayalah. Ada orang disana yang berusaha keras, mematahkan perjuanganmu

Ada yang kangen?
Wkwk, maaf latepost. Nop juga lagi bingung ini ada apaan hehe.

Baca cerita nop yang satu lagi ya!

Gedachte

-Salam Nop

*Doain viewers sama likersnya nambah*

#152 in teenfiction (21 July 2017)

[SHS:1]Fake Nerd Girl✔Where stories live. Discover now