Baby

6.2K 557 31
                                    

"Aku berangkat sekolah dulu," pamit Baekhyun pada Seolhyun yang tengah berdiri di ambang pintu rumah orang tua Baekhyun. Kecupan lembut ia berikan di bibir tipis Seolhyun sebagai salam perpisahannya sebelum berangkat sekolah. Setelah itu Baekhyun berjalan menuju mobilnya setelah ia menukarnya dengan motor milik Chanyeol.

Bukan tanpa alasan kenapa Baekhyun mengantarkan Seolhyun ke rumah orang tuanya. Nasehat Chanyeol beberapa hari lalu memiliki andil besar dalam keputusannya kali ini. Usia kandungan Seolhyun yang sudah menginjak sembilan bulan membuatnya tidak tega meninggalkannya sendirian di apartemen mereka. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Seolhyun pada saat tidak seorang pun di sampingnya? Mungkin Baekhyun akan menyalahkan dirinya seumur hidupnya jika sampai hal itu terjadi.

Setidaknya saat ini perasaan Baekhyun sedikit tenang. Seolhyun tidak akan sendirian di rumah jika ia sedang pergi ke sekolah atau pun bekerja. Tidak terasa dua puluh menit berlalu. Baekhyun telah sampai di tempat parkir yang tersedia di dekat lingkungan sekolahnya. Ia berjalan keluar dari parkiran, bergabung dengan beberapa siswa yang juga tengah berjalan di trotoar untuk ke sekolah mereka.

Beberapa orang menyapanya yang dibalas senyuman tipis oleh Baekhyun. Ia tidak terbiasa beramah tamah dengan seseorang yang tidak dikenalnya. Bahkan dengan orang yang dikenalnya pun Baekhyun akan bersikap dingin seperti biasanya. Hanya orang-orang terdekatnya saja yang mengetahui betapa cerewetnya seorang Byun Baekhyun.

Baekhyun memasuki kelasnya. Keningnya mengerut kala ia melihat Chanyeol sudah duduk di kursinya dengan sebuah buku di atas mejanya. Wajahnya begitu serius. Tanda seseorang yang sedang berpikir keras. Baekhyun lalu menghampiri Chanyeol, menaruh tasnya dan bersamaan dengan itu juga Chanyeol membenturkan keningnya ke atas meja dengan bunyi yang cukup keras.

"Kau kenapa?" tanya Baekhyun heran dengan kelakuan Chanyeol di pagi ini.

"Aku stres," jawab Chanyeol sedikit teredam karena wajahnya masih terbenam di antara meja dan bukunya. "Kenapa hari pertama ujian harus sudah bertemu dengan yang namanya matematika? Lalu aku juga belum belajar sejarah Korea karena terlalu fokus belajar matematika." Adu Chanyeol sambil menolehkan wajahnya untuk menatap Baekhyun yang duduk di meja sebelahnya.

Belum sempat Baekhyun menanggapi ucapan Chanyeol, seorang guru laki-laki masuk ke dalam kelas mereka. Sontak hal itu membuat semua siswa terburu-buru duduk di tempat duduknya masing-masing. Guru tersebut menjelaskan beberapa peraturan selama ujian akhir semester berlangsung, dan para siswa diam memperhatikan apa yang dikatakan oleh guru. Kertas ujian dan jawaban dibagikan oleh guru. Suara bisik-bisik siswa terdengar memenuhi kelas kala mereka membaca sekilas soal ujian. Guru pun menyuruh siswa untuk tidak berisik, dan ujian pun dimulai.

Sedangkan di tempat lain, Seolhyun tengah membereskan baju-baju yang dibawanya ke dalam lemari pakaian milik Baekhyun. Setelah selesai, Seolhyun menggeret koper berisi perlengkapan melahirkannya ke sudut kamar agar memudahkannya jika sesuatu yang darurat terjadi. Karena di kamar Baekhyun tidak terdapat meja rias, Seolhyun menaruh berbagai macam kosmetiknya di meja belajar Baekhyun.

Tokk... tokk.... tokk....

Ketukan di pintu menghentikan segala aktivitas Seolhyun yang tengah merapikan barang bawaannya. Tidak lama pintu kamar pun terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya tengah memegang baki yang berisi sepiring macaron dan jus alpukat. Wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibunya Baekhyun itu tersenyum ke arah menantunya itu.

"Sudah selesai?" tanyanya sambil melangkah masuk ke dalam kamar.

"Sedikit lagi, eommonim," jawab Seolhyun.

Lalu Seolhyun berjalan menghampiri ibu mertuanya itu yang tengah duduk di pinggir tempat tidur karena tidak adanya sofa di kamar Baekhyun. Kamar Baekhyun tidak terlalu besar tapi tidak terlalu kecil juga. Begitu simpel dan benar-benar memperlihatkan kamar seorang laki-laki. Hanya terdapat kasur queensize, meja belajar dengan rak buku yang tidak terlalu besar, sebuah lemari pakaian yang dilengkapi cermin besar di pintunya, dan sebuah kamar mandi minimalis. Semua barang-barangnya didominasi warna abu-abu dan putih.

Secret #1 My MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang