ㅡDarahku mengalir bersama tumpah ruah air mata dan keringat kalian. Tidak apa-apa. Aku tidak menyesal.
ㅡMin Yoongi.***
Pikirannya berkecamuk tak karuan, ia terus saja bertanya dalam hati; 'Apakah aku menyesal?'
Jungkook menyinsing pagi, menemani matahari yang barusan bangun. Selalu saja begini; ada masalah di dalam, dan ia harus berjalan-jalan tak tentu arah mencari senyumannya kembali. Bertemu lagi dengan orang-orang jalan yang tak dikenal, bahkan ia tak tahu kalau orang-orang yang ditemuinya adalah orang yang sama. Lelaki rupawan itu menengadahkan kepalanya beberapa kali sambil menghela napas, ia benar-benar tak punya tujuan. Bila biasanya dia akan berlari ke motel Min Yoongi, lalu sekarang?
Jungkook masih berjalan tanpa memperdulikan arah mata angin. Sebenarnya dia akan pergi ke markas untuk sekedar berteduh. Tapi, rasanya ganjal. Lebih tepatnya, ia tak siap untuk bercerita saat ini juga, meskipun butuh. Jungkook masih mengomel, dan bertanya-tanya tentang apakah benar yang dilakukannya itu? Bahkan awan menghitam menandakan akan turun hujan, ia masih setia menyusuri aspal.
Lima belas menit sekitaran, Jungkook belum benar-benar jauh. Belum terlambat untuk kembali ke rumah itu, namun ia ragu.
"Siaran live hari ini! Doo-hang Motel mengalami kebakaran, salah satu kamar rusak hampir hangus..."
Jungkook berdiri tepat di depan toko televisi yang sengaja memasang beberapa unit televisinya untuk menarik perhatian calon pembeli.
"...diduga si pemilik kamar sengaja membakar dan bunuh diri. Petugas pemadam kebakaran tidak sama sekali menemukan adanya si pemilik kamar. Disangkakan bila korban telah..." lelaki itu semakin menyimak siaran berita pagi ini.
"Doo-hang Motel?" ia berpikir sesuatu, mencoba mengingat. "Hyung!"
Belum jauh, belum terlambat untuk kembali ke tempat Yoongi. Ia pun berlari kencang, menembus sinar yang masih ranum. Meski tidak tahu betul, kamar mana yang terbakar, tapi tetap saja ia harus kembali. Ia harus meminta maaf, berharap kamar Yoongi tak terjalar api dan membahayakan dirinya sendiri. Terbesit di pikirannya untuk mengabari salah seorang sahabat, jaga-jaga kalau memang terjadi sesuatu. Benda kotak itu keluar dari sakunya, ia memencet asal kontak dan menelponnya.
"Halo!"
"Halo, Kook?"
"Hyung, Hyung! Doo-hang Motel ter-terbakar!" ia berteriak pada telepon seraya berlari makin kencang.
"Apa?! Itu adalah tempat tinggal Yoongi-hyung?"
"Tepat!"
"Lalu apakah diaㅡ"
"Aku tidak tahu! Datang saja ke mari, kuharap Yoongi-hyung baik-baik saja."
"Aku akan datang, tunggu aku!"
"Hubungi yang lainnya."
Beep. Sambungan terputus.
***
"Oppa, aku ingin bercerita padamu. Bisakah kita bertemu di tempat biasa?"
Pesan singkat dari Yerin itulah yang membuat Hoseok berlarian ada di salah satu taman kota Seoul untuk sekedar mendengarkan cerita.
"Mereka bukan keluarga kandungku. Aku hanya anak yang dipungut dari panti. Aku bahkan tahu, kalau aku dibuang oleh ayah kandungku." celoteh gadis mungil itu seraya memegangi pipi tembamnya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need You [BTS FF] [Complited]
Fantasy[BUTTERFLY REVISION] Masalahnya hanya sinting. Mereka datang sebagai bayangan, dan menyembunyikan sesuatu yang tidak patut dimengerti. Kim Taehyung, nama pria itu. Pilihannya hanya dua, ia sembuh dengan membunuh 'mereka' atau tetap sakit dan menghid...