Nobar 4: Dari Pecandu Menjadi Penjahat

25.5K 173 17
                                    

Pengunggah: SEMAI ORG

Video persembahan Puspensos Kementerian Sosial RI, Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman, Psi, dan gerakan SEMAI2045.

Berawal dari iklan yang menampilkan keindahan tubuh wanita, lalu, lalu, dan lalu.

☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁
Khusus Kuota Terbatas
Garis Besar Video
☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁

Melati—bocah perempuan berusia 5 tahun—diperkosa oleh Adi, tetangganya sendiri. Korban ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri dan penuh luka di kepala. Adi tega memerkosa Melati setelah terlebih dahulu memukulnya hingga pingsan. Aksi bejat itu dilakukan pelaku usai menonton video porno.

Sadarkah kita? Melati hanya satu dari ribuan kasus nyata. Pada tahun 2014, sebanyak 133 anak Indonesia menjadi korban kejahatan seksual setiap bulannya.

Mengapa ini bisa terjadi?

Menurut seorang psikolog asal Amerika, Victor B. Cline, terjadinya kecanduan akan pornografi berkaitan erat dengan meningkatnya kasus kejahatan seksual dan perilaku seks bebas.

Bagaimana pornografi membuat Adi kecanduan hingga melakukan aksi tidak bermoral?

Ada empat tahap seseorang telah mengalami kecanduan pornografi.

1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


1. Melihat

Pertama kali terpapar pada pornografi secara halus dari iklan handuk, iklan pakaian dalam, iklan sabun, iklan parfum, dan berbagai iklan lainnya yang menunjukkan keindahan tubuh wanita. Pornografi samar ini masuk melalui mata untuk menyalakan tombol "ON" di kepala Adi sehingga mudah memasukkan muatan porno selanjutnya secara bertahap dan bertingkat. Sekali tombol "ON" ini menyala, selamanya ia tidak bisa dimatikan. Pada tahap ini, Adi masih merasa jijik, kaget, dan tidak nyaman.

2. Penasaran dan Mulai Kecanduan

Bersamaan dengan itu, senyawa kimia alami di otak yang bernama dopamin diaktifkan. Aktifnya dopamin membuat Adi merasa senang dan nyaman sekaligus secara otomatis penasaran sehingga membuat Adi ingin melihat konten porno lagi, lagi, dan lagi. Perasaan kaget dan jijik sebelumnya secara bertahap menghilang dan berubah menjadi rasa penasaran. Hal ini membuat Adi semakin terjerumus pada kecanduan pornografi.

3. Berkurangnya Kepekaan dan Peningkatan Level Porno

Setelah terjerumus pada kecanduan, Adi mengalami proses yang terus berulang, yaitu berkurangnya kepekaan dan peningkatan level porno. Semula suka melihat iklan gaun panjang tanpa lengan meningkat menjadi suka iklan dengan pakaian mini, kemudian meningkat lagi menjadi gambar porno, dan seterusnya meningkat hingga timbul dorongan kuat untuk meniru apa yang pernah dilihat.

4. Meniru Apa yang Dilihat

Cara Adi adalah membuat foto atau video serupa hingga meniru adegan yang dilihat. Itulah proses yang dialami oleh Adi sehingga ia melakukan kejahatan seksual di usia yang masih remaja.

Sumber:

Elly Risman, Psi

Yayasan KITA & BUAH HATI

SEMAI 2045

Kementerian Sosial Republik Indonesia

Suka Porno? Ssst! Gue JugaWhere stories live. Discover now