BAB 1

342 20 1
                                    

Di sebuah rumah sederhana seorang gadis sibuk menyiapkan sarapan untuk bibi dan ketiga sepupunya, semenjak orangtuanya meninggal karena tabrak lari bibinya yang menjadi walinya karena itu sekarang dia tinggal bersama bibi dan ketiga sepupunya.

Gadis itu bernama ALANA WITWICKY dia gadis yang tidak mengetahui  apa artinya bahagia karena di dalam kehidupannya dia tidak pernah bahagia, bibinya memperlakukan dia layaknya pembantu semua pekerjaan rumah alana yang mengerjakan bahkan alana tidak di ijinkan makan jika pekerjaan rumah belum selesai.

Orangtua alana meninggal ketika alana berusia sembilan tahun, alana masih sangat kecil ketika di tinggalkan orangtuanya dia masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang tidak pernah dia dapatkan dari bibi dan pamannya.

Dan saat ini alana kuliah di sebuah universitas ternama di kanada dia senang masuk universitas itu karena tidak semua orang bisa masuk universitas itu, walaupun dia masuk universitas karena beasiswa tetapi alana tidak malu dia tetap bangga kepada dirinya sendiri.

"Heh, anak sial kenapa kau masih berdiri disana seperti orang bodoh, ayo cepat bawa makanannya kami sudah kelaparan dan kau enak-enakan berdiri disana." Kata moara sepupu pertama alana.

"Baik kak." Jawab alana, entah terbuat dari apa hatinya karena selalu tenang dan sabar menghadapi orang-orang di hadapannya yang selalu menyiksa dan memerintahnya.

Alana kuliah sambil bekerja paruh waktu di sebuah restaurant namun upahnya tidak pernah dia simpan semua, karena bibinya  mengambil sebagian besar upah yang dia terima jika bibinya tidak mengambil upahnya mungkin saat ini dia tinggal di apartement sendiri. Sudah sejak lama alana ingin pergi dari rumah bibinya namun karena dia tidak punya cukup uang untuk tinggal sendiri dengan terpaksa
alana tetap tinggal di rumah bibinya.

Setiap kali uangnya terkumpul, bibinya mengambil semua uangnya dan dia harus menabung dari awal lagi hal seperti itu sudah berkali-kali terjadi sehingga membuatnya marah namun dia selalu berhasil menahan amarahnya karena jika dia berani membantah dia akan disiksa oleh bibinya.

"Mana upahmu untuk minggu ini?" Kata selly bibi alana dengan nada ketus sambil menatap alana dengan tajam.

"Untuk minggu ini aku belum menerima upahku aku akan memberikannya kepada bibi kalau upahnya sudah ku terima." Kata alana sambil menata peralatan makan untuk bibi dan sepupunya.

"Kau tidak berbohong? Jika kau berani berbohong aku akan menghukummu." Kata selly mengancam.

"Aku tidak berbohong kalau bibi tidak percaya periksa saja tas ku." Kata alana dia tidak akan berani berbohong kepada bibinya dia terlalu takut untuk itu.

Setelah selesai melayani bibi dan sepupu-sepupunya alana pamit untuk pergi kuliah, dia tidak memiliki uang untuk naik bis jadi dia harus berjalan kaki dan dia harus bergegas atau dia akan terlambat.


Di tempat lain...

Tok tok prang tok prang tok tok...

"Apa yang sedang paman lakukan." Kata scoot bertanya kepada derex.

"Paman sedang membuat sebuah karya seni yang akan membuatmu terkagum-kagum, lihat saja nanti." Jawab derex tanpa melihat scoot.

"Apakah di dalam kehidupan paman yang abadi ini paman selalu membuat karya seni?" Kata scoot sambil duduk di hadapan derex.

"Tidak juga, kadang aku mengunjungi berbagai negara namun karena saat ini aku sedang ingin membuat karya seni jadi disinilah aku berada." Kata derex dia tersenyum ketika melihat hasil dari kemahiran tangannya.

Scoot menggelengkan kepala sambil melirik derex dia ingin mengajak pamannya berjalan-jalan namun dia tidak berani mengatakannya.

"Kau yang traktir." Kata derex tiba-tiba.

THE STEALTH BRIDEOnde histórias criam vida. Descubra agora