10. Fear

4.5K 687 130
                                    

.
.
.
.
.
.
.

When You Come
.
.
.
.
.

"Latihan selesai. Ingat besok hari terakhir latihan. Jaga kesehatan tubuh kalian, besok tidak akan latihan terlalu lama dan saat hari perlombaan semuanya harus kumpul disini jam 7 pagi." Ucap pelatih pada barisan atlet pelari di lapangan atletik.

"Ne!!" Seru mereka dengan semangat

Seong Woo, Jae Hwan dan Dong Han yang dari tadi sudah istirahat tidak membuang-buang waktu mereka. Mereka segera mandi lalu dan ke kantin untuk makan malam. Lelah tentu saja namun mereka tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya pada pertandingan.

"Kakimu sudah benar-benar baik kan?" Tanya Dong Han pada Seong Woo yang masih sibuk mengunyah makanannya.

"Setiap hari kau menanyakannya." Ketus Seong Woo merasa bosan akan pertanyaan itu padahal ia sudah benar-benar sembuh

"Kami hanya kawatir kejadian seperti Sang Gyun terulang lagi." Ucap Jae Hwan membela Dong Han.

Mengingat Sang Gyun tahun lalu memang sangat fatal membuat mereka lebih saling menjaga. Ia bilang tidak sakit padahal masih sakit dan malah mengakibatkan dia cidera parah dan menjalani pengobatan selama sebulan.

"Benar-benar tidak ada rasa sakit lagi. Tenang saja. Aku tidak berbohong." Ucap Seong Woo membuat Dong Han dan Jae Hwan mengangguk.

Selesai makan malam mereka kembali ke asrama. Mereka berpisah di tangga karena mereka bertiga tidak ada yang satu kamar. Seong Woo sedikit tersenyum sambil berjalan menuju kamarnya.

Ia mengeluarkan kunci kamar di tasnya namun tiba-tiba terjatuh membuatnya harus mengambilnya di dekat kakinya. Daniel dari ujung sana membawa keranjang baju , ia baru saja mencuci bajunya. Melihat Seong Woo didepan pintu kamar membuatnya tersenyum sambil berlari pelan tanpa suara.

"Ha!" Sontak Seong Woo kembali menjatuhkan kunci itu lagi sambil menoleh kebelakang.

"Hahaha..." Tawa Daniel pecah melihat wajah terkejut Seong Woo yang sangat menggemaskan.

Seong Woo menatap Daniel dengan kesal "Tidak lucu."

"Buatku Hyung selalu lucu kapanpun." Ucap Daniel hanya membuat Seong Woo memutar bola matanya dengan kesal.

Seong Woo mendorong pintu dengan kencang dan membiarkan kuncinya yang masih menancap disana. Daniel pun mengambilnya dan menguncinya dari dalam.

Seong Woo mengganti bajunya lalu segera berbaring di tempat tidurnya. Ia harus tidur cepat karena besok dia kembali ada pelajaran dan sedikit latihan. Beberapa kali ia menggerakan pergelangan kakinya sambil tiduran. Ia tidak merasa sakit namun ia sering pegal semenjak kakinya terkilir.

"Bangunlah." Ucap Daniel menaruh baskom berisi air hangat di bawah ranjang Seong Woo.

"Apa?" Tanya Seong Woo duduk dan menatap air hangat itu dengan heran.

"Walaupun sudah tidak sakit lagi. Air hangat bisa menghilangkan pegal." Ucap Daniel lalu menarik kedua kaki Seong Woo dan menaruhnya di dalam air hangat.

Seong Woo duduk di ranjangnya dengan kaki yang dicelupkan ke dalam air hangat. Sulit rasanya berkata terimakasih pada Daniel yang selalu membawakannya air hangat selama ia sakit dan lagi untuk hari ini. Ia menatap Daniel yang sedang menjemur pakaiannya di tempat jemuran dekat jendela kamar.

Merasa ada yang ganjal dengan pakaian yang di jemur Daniel, Seong Woo berkedip beberapa kali kemudian ia menoleh pada keranjang pakaian kotornya. Tidak ada. Keranjangnya dan keranjang Daniel sudah kosong dan bertumpuk rapi.

When You Come (ONGNIEL)Where stories live. Discover now