Part VI

18.9K 1.6K 102
                                    

Satu bulan kemudian,

Hanna terlihat mondar mandir di kamarnya, sesekali dia menggigit kuku jarinya. Rasa gugup melandanya, pasalnya dia ingin meninggalkan rumah yang sudah satu bulan ini menjadikan Hanna orang yang mempunyai kebebasan berubah menjadi seorang tawanan Dario Blanco.

Pria itupun sudah dua hari ini tidak ada di rumah, itu yang Mrs. Janet katakan pada Hanna. Inilah kesempatannya untuk menjauh dari pria itu. Sebenarnya Hanna sangat ingin menetap di rumah ini meskipun dirinya hanya sebagai pelampiasan nafsu pria itu namun apadaya keinginan itu pupus sudah karena saat ini Hanna tengah hamil. Rasa mual dan pusing yang melandanya Hanna rasakan seminggu yang lalu.

Tiba-tiba saja saat Hanna bangun di pagi hari perutnya bergolak dan dia memuntahkan sesuatu di dalam kamar mandi. Dan saat itu kebetulan Mrs. Janet masuk ke dalam kamarnya, wanita setengah tua itu mendengar suara Hanna yang sedang muntah lalu membantunya untuk memijat tengguk Hanna. Bahkan Mrs. Janet harus memapah Hanna karena tubuhnya terasa lemas sekali. Tanda-tanda itu sudah di mengerti oleh Mrs. Janet. Hanna yang merasa tidak yakin kalau dirinya hamil menyuruh Mrs. Janet untuk tidak memberitahu Dario dan menyuruh Mrs. Janet jika pergi ke kota untuk membelikan testpack.

Mrs. Janet mengangguk, wanita itu merasa kasihan pada Hanna. Dia sudah menganggap Hanna seperti anak perempuannya sendiri. Secara sembunyi-sembunyi, Mrs. Janet memberikan testpack untuk Hanna. Hanna menyimpannya dengan aman agar Dario tidak mengetahuinya. Dia takut kalau Dario tahu dia sedang hamil, pria itu pasti akan menyingkirkan bayinya. Hanna yakin itu.

Pagi hari begitu Hanna bangun, dia membawa testpack dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi, mengunci pintunya. Hanna membaca petunjuk pemakaian karena baru kali ini dia menggunakan alat tes kehamilan. Setelah melakukan sesuai petunjuk Hanna menunggu beberapa menit. Dan hasilnya alat itu menunjukkan ke tanda positif. Dirinya hamil, hamil anak dari Dario Blanco. Hanna terlihat bahagia, dia mengelus perutnya.

•💕•💕•💕•💕•💕•

Tok... tok... tok... suara ketukan di pintu kamar Hanna membuatnya terjengit. Dia melihat ke arah pintu, seperti biasa Mrs. Janet membawakan sarapan untuknya.

"Sarapan anda, nona." Mrs. Janet seperti biasa meletakkan diatas meja bundar.

"Terima kasih, Mrs. Janet." sahut Hanna.

"Sama-sama, nona. Permisi." Mrs. Janet berbalik dan berjalan ke arah pintu.

"Mrs. Janet." panggil Hanna.

"Ya, nona." Mrs. Janet berbalik.

"Bisakah anda menolongku lagi." Hanna terlihat memelas pada wanita itu.

"Apa yang anda butuhkan nona?"

Hanna berjalan ke arah Mrs. Janet, dia kini berdiri di depan wanita itu dengan tangan menggengam tangan Mrs. Janet. "Bisakah anda membantuku untuk pergi dari sini, aku tidak bisa lagi tinggal di sini karena kehamilanku." kata Hanna dengan tatapan memelas.

"Maaf nona, kalau itu saya tidak berani melakukannya. Saya takut dengan kemarahan tuan Blanco."

"Aku mohon Mrs. Janet, kalau aku tetap di rumah ini Dario pasti akan membunuh bayi yang tidak berdosa ini."

Mrs. Janet terlihat bimbang, dia ingin sekali menolong Hanna namun di sisi lain dia takut akan amukan Dario yang mengerikan.

I'm Not Sex Machine For You ( RE-POST )Where stories live. Discover now