"Aku ingin menyeretmu keluar dari lukamu, seperti malam yang menyeret senja diretina mataku."
Sesederhana ini aku ingin membebaskanmu dari ruangan lukamu
Dalam jajaran jeruji-jeruji kenangan yang menyiksamu
Dalam ruangan luas namun tak ada cahaya atau udara sedikitpun untuk kau hirup
Namun, kau masih saja tak bisa beranjak dari kursi yang mengakar dan membelit batinmu.
Kurasa, aku harus melakukannya dengan cara yang kasar
Dengan menyeretmu keluar sampai akar dan jeruji kenangan yang berdiri kokoh itu terlepasJangan panggil aku manusia yang tak punya hati
Memperlakukan wanita anggun dengan kasarAku memang tak punya hati
Semenjak melihat airmatamu menenggelamkan dirimu sendiriHaha, aku tak peduli dengan cemoohanmu itu
Sebut saja aku pria egois
Yang menginginkan dirimu terbebas dari belenggu masalalumu itu"Kau tak perlu lakukan ini padaku, memangnya siapa kamu untukku?"
Pertanyaanmu sukses membuatku tersadar dari egoku
Tapi kau tahu aku kan, egoku lebih besar daripada hatiku
Aku adalah pria yang akan setia menjagamu
Mencegah air matamu menetes meskipun itu air mata kebahagiaan
Aku adalah pria yang akan setia menyayangimu
Tak akan pernah pudar digerus oleh waktuAku adalah pria yang akan mencintaimu meskipun berita miring masalalumu menggeming nyaring ditelingaku
Sudahlah, mari bangkit..
Genggaman tanganku masih setia mengapit
Mari, duduk bersamaku dibangku taman
Kita akan memulainya dengan harapan
Menikmati sunrise dan senja bersamaan
Sampai rumput-rumput tumbuh liar menutupi batu nisan