Chapter 4

6K 325 17
                                    

Hay, aku kembali update hari ini. Semua ini karena aku sedang dalam good mood dan sedang ada inspirasi. Jadi bisa up hehe

btw di part ini mungkin daragon shipper akan bete dan males baca. Maaf hehe, daragon momen akan selalu ada kok, tapi nanti.

terima kasih sudah baca ceritaku, if its not begging you, would you like to vote and comment? wkwkwkw thank you very much to reading this story.

nah, happy reading~~~

===============================================


Setelah membersihkan sisa riasan di wajahnya, Dara bersiap untuk tidur. Tetapi terganggu dengan dering ponsel yang tersimpan di meja samping ranjangnya. Segera dia mengangkat telepon tersebut, dan benar dugaannya bahwa telepon tersebut berasal dari Donghae.

"Annyeong Donghae." Kata Dara.

"Sedang apa kamu baby?" Tanya Donghae di seberang telepon.

"Hanya bersiap untuk tidur, ada apa?" Tanya Dara lagi.

"Apa besok kamu kosong? Aku ingin mengajakmu jalan ke taman bermain. Sudah lama kita tidak bermain disana, dan aku ingin mencoba berbagai wahana denganmu." Kata Donghae lagi.

"Baiklah, aku juga sedang tidak ada acara, baiklah aku tunggu besok di rumah neh." Kata Dara dengan senyum membayangkan rencana kencan dengan Donghae. Wait, is it dating? Bahkan mereka bukanlah pasangan. Dan bahkan barusan dia sudah resmi menerima pinangan orang lain.

"Sadar Dara, kau harus melepasnya." Kata Dara dalam hati.

"Okay, tunggu aku besok neh, selamat malam." Kata Donghae.

"Selamat malam Hae-ah, oiya sekaligus ada yang ingin aku katakan padamu besok. Sesuatu yang sangat penting." Kata Dara berubah menjadi murung.

"Apa tidak bisa dikatakan sekarang?" Tanya Donghae.

"Besok saja, lagi pula aku sudah ngantuk sekarang." Kata Dara berpura – pura menguap karena dia belum siap jika harus mengatakannya sekarang juga.

"Okay baby, just sleep then, good night." Kata Donghae.

"Night too." Kata Dara menutup teleponnya.

"Besok aku akan kuat untuk mengatakannya padamu Donghae, sepertinya kita memang hanya akan menjadi sahabat." Kata Dara dan berusaha untuk tidur.

Keesokan harinya Donghae sudah siap di depan rumah Dara. Dara segera turun dan menyongsong ke arahnya dengan senyum cantiknya. Donghae segera memeluknya dan membukakan pintu mobilnya untuk Dara. Such a gentleman. Dara masih saja tersipu dengan perlakuan Donghae yang seperti itu.

Keduanya pun segera masuk dan Donghae melajukan mobilnya menuju taman bermain yang mereka rencanakan.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Donghae.

Dara hanya menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa dia belum sarapan. Dia memang melewatkan sarapannya pagi ini sebab terlalu lelah dengan pikirannya semalaman, sehingga baik ayahnya dan bibi Ma tidak membangunkannya untuk kedua kalinya ketika Dara menolak bangun pada percobaan pertama.

"Baiklah, kita beli sarapan dulu di cafe langganan kita." Kata Donghae dengan senyum.

"Okay." Kata Dara membalas senyumnya.

Setelah sampai pada cafe tempat mereka sering menghabiskan waktu dulu, Dara dan Donghae segera masuk dan memilih kursi yang masih kosong. Suasana cafe ini masih sama dengan dulu. Tidak banyak berubah dan bahkan pelayannya masih sama, sehingga mereka sudah kenal dengan mereka.

SECOND WIFE - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang