Chapter 19

7.5K 388 5
                                    

______________________________________

"Aa.. Alii,Li ini gak seperti yang kamu pikirkan li. Aku bisa jelasin semuanya sama kamu. Kamu salah paham li. "  ucap prilly meyakinkan Ali yang salah paham akan apa yang dilihatnya.

Namun.....

______________________________________

Namun, Ali sama sekali tak menggubris perkataan prilly. Tanpa aba-aba, Ali langsung menghajar Dr  Verrel dengan membabi buta. Dr Verrel yang belum menyeimbangkan tubuhnya pun akhirnya terjatuh di lantai dalam keadaan babak belur.

Prilly membungkam mulutnya terkejut akan kelakuan Ali yang brutal. Dilihatnya Dr Verrel yang terkulai lemas tak perdaya di lantai serta darah yang mengalir di sudut bibir serta hidungnya.

Saat Prilly ingin menghampiri Dr Verrel , tangan kekar Ali mencekal pergelangan tangannya dan menariknya paksa menuju parkiran. Meninggalkan Dr Verrel yang masih berada di Cafe itu dengan keadaan tak perdaya.

"masuk, "  sentak Ali dengan ekspresi dingin.

Prilly menuruti perkataan Ali karena jujur saja saat ini ia sangat takut pada Ali yang sepertinya sedang menahan emosi.

Keadaan di dalam mobil Ali saat ini hening. Baik Ali ataupun prilly sama-sama bungkam dan lebih fokus pada kegiatan masing-masing. Prilly sibuk menatap ke luar kaca mobil Ali. Sedangkan Ali lebih fokus menyetir.

Mobil Ali memasuki kawasan apartemen yang sangat mewah. Prilly melongo serta heran kenapa Ali membawanya ke sebuah apartemen bukannya pulang ke rumah.

"Turun, "

Prilly terjengkit saat mendengar suara Ali yang menyuruhnya turun. Ia pun segera turun dari mobil agar Ali tak tambah marah padanya.

Ali langsung menggenggam tangan prilly memasuki apartemen itu. Prilly terkejut akan tindakan Ali namun sebisa mungkin ia bersikap biasa saja.

Prilly bertambah bingung saat ia dan Ali memasuki apartemen itu. Banyak karyawan serta resepsionis menyapa Ali. Apa ini apartemen milik Ali? Jika IYA lalu, kenapa ia baru mengetahuinya sekarang jika suaminya itu mempunyai sebuah apartemen mewah yang membuatnya berdecak kagum akan keindahan serta kemewahan apartemen ini.

Langkahnya dan Ali terhenti di depan sebuah pintu bernomor  '26'. Prilly yakin jika apartemen ini milik Ali. Lihatlah nomor apartemen saja tanggal lahir suaminya itu. Apalagi nama apartemennya ada nama belakang suaminya.

Ali membuka pintu apartemen itu dan mempersihkan prilly masuk. Tanpa pikir panjang, prilly memasuki apartemen itu. Saat prilly dan Ali memasuki apartemen itu suasana menjadi hening kembali. Ali fokus membuka kemejanya dan melemparnya ke sofa yang terletak di apartemen itu. Prilly memilih duduk di sofa memperhatikan Ali yang mengganti kemejanya dengan kaos berwarna hitam serta celana pendek berwarna senada dengan kaos yang dipakainya.

Ali menghampiri prilly dengan tatapan dingin.

"Pria tadi siapa? " tanya Ali saat menduduki sofa dan duduk di samping prilly.

" dii.. diiaa.. tteee.. mmmennn.. aakk.. kkuu, "  Gugup prilly.

" teman? Yakin? Apa kau sedang tidak berbohong?, "

" Demi Allah aku tidak berbohong li, " ucap prilly dengan buliran air mata yang menetes dari mata indahnya.

Ali menjadi tak tega saat melihat prilly yang menangis dengan sesegukan. Tanpa pikir panjang, ia pun meraih tangan prilly dan mendekap tubuh mungil prilly.

Ku Ikhlaskan DirimuWhere stories live. Discover now