Chapter 10 | Her Position in his life

16.6K 1.1K 40
                                    


Don't you see it? What you did to me, make my heart shatter into million pieces.

-Author

***

Faith Rosaline Winter POV

Aku terisak pelan. Bahuku berguncang dengan hebat. Tubuhku terasa lemas dan hanya mampu berbaring diatas tempat tidur. Hanya ada sehelai selimut yang menutupi tubuh telanjangku. Luca beranjak dari posisinya dan kembali mengenakan pakaiannya.

Aku hanya bisa menatap kosong ke arahnya yang sekarang sudah berdiri dengan setelan jas rapih. Rambutnya berantakan tanda kalau dia habis melakukan kegiatan diatas kasur. Hanya itu saja. Selain itu dia terlihat seperti Luca sebelum meniduriku.

Dia mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan memerintahkan seseorang untuk menjemputnya. Ketika selesai dia berjalan menghampiriku dan mengecup keningku lembut. "later my bird" lalu dia berdiri dan berjalan meninggalkan kamar. sebelum dia menghilang di balik pintu, Luca berkata tanpa menoleh. "besok kau akan pindah ke Penthouseku" lalu pintu tertutup.

Aku kembali menangis. Aku terduduk dan membenamkan wajahku di kedua telapak tangan. Seketika aku merasa marah. Aku memukul-mukul bantal sambil berteriak "DASAR PRIA BAJINGAN! BRENGSEK! MENYEBALKAN" aku menangis histeris lalu melempar bantal yang tadi aku pukuli ke dinding. Aku kembali berteriak dan mencaci maki Luca. Ketika aku sudah lelah aku hanya bisa terisak pelan.

Setelah aku tenang dan memutuskan untuk mandi. Menghapus jejak Luca dan membersihkan benihnya dari tubuhku, aku keluar dari kamar. kaus hitam dan celana pendek sudah melekat ditubuhku. Mataku masih terasa bengkak. Aku berjalan kearah ruang tamu dan menatap ponselku yang sudah hancur berkeping diatas lantai. Aku hanya bisa menatap ponsel itu dengan tatapan sedih.

Ingatanku kembali ketika Luca menyetubuhiku. Dia terus menerus mengatakan kalau aku adalah miliknya. Seolah mematrinya di tubuhku setiap kali dia masuk ke dalam tubuhku. Matanya memancarkan aura kelam dan menusuk. Selama dia melakukannya, mata itu tidak pernah lepas dariku. Seolah dia memenjarakanku dengan matanya. Aku menarik napas.

Mengingat apa yang Luca lakukan padaku membuatku merasa sakit. Dia memperlakukanku seperti boneka pemuas nafsunya. Bukan seorang manusia. Dia tidak pernah bersikap lembut padaku. Mataku menatap kedua pergelangan tanganku yang membiru. Aku membuang muka dan berjalan kearah pintu. Niatku adalah untuk mengambil semua barangku yang tertinggal di apartemen Albert. Aku tidak berniat untuk menutupi semua bekas yang ditorehkan Luca di leherku. biarlah semua orang menganggapku murahan. Biarlah semua orang menganggapku kotor. Aku tidak peduli karena memang itulah kenyataannya.

Aku menekan bel apartemen Albert. Belum selesai aku menekan bel, pintu sudah terbuka menampilkan wajah Albert yang khawatir. Dia mengedarkan pandangannya dari atas kepala hingga kakiku lalu menarikku masuk. dia mengunci pintu dan memelukku. "astaga Faith apa yang terjadi padamu? Kau terlihat kacau sekali" dia mengusap pipiku lembut.

Aku hanya bisa menundukkan kepala.

"apa yang sudah dia lakukan padamu?"

Aku mendongak seketika. "apa maksudmu?"

Albert menghela napas dan menuntunku ke arah sofa. Dia mendudukkanku di atas sofa. Setelah itu dia menyusulnya dan menatapku lekat. "aku melihat Luca Sullivan, bossku. Keluar dari apartementmu. Dia terlihat menakutkan dan dingin. Aku baru mau menyapanya, tapi dia sudah melengos meninggalkanku. Aku masih menatap punggungnya bingung. tidak lama berselang aku mendengarmu berteriak dan menangis histeris. Aku ingin masuk, tapi aku takut karena bossku berhenti ketika mendengar teriakanmu dan menatap pintumu lama. Apa yang sudah dia lakukan padamu Faith?"

The Devil Possession ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now