Petualangan Puasa Ucup

44 1 0
                                    


Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat manusia, tidak terkecuali para warga di Kampung Sukadamai.

Kampung ini diduduki oleh penduduk dengan beragam suku bangsa. Ada Bang Yongguk, seorang perjaka dengan keturunan Batak kental yang ditakuti oleh anak-anak kecil di kampung tersebut karena dandanannya yang 11/12 sama preman. Ia memiliki marga Siregar seperti Seungri, seorang playboy yang tidak ada lelahnya mengejar wanita walaupun sudah beristri lebih dari dua dan hanya Tuhan yang tahu apakah jumlah itu akan berkurang atau justru bertambah. Lalu, ada Koh Sunggyu, seorang penjual sembako keturunan Cina-Palembang yang terkenal pelit. Ia tinggal bersama anak, menantu, dan cucu-cucunya; Himchan, Sohee, dan Xiumin. Ada juga Jieun dan Daehyun, kakak beradik keturunan Sunda yang menjadi idola baik anak-anak maupun remaja di kampung tersebut. Walau begitu, Kampung Sukadamai ini adalah tempat tinggal yang cukup ideal dan damai karena jarang ada pertikaian serius. Kampung ini benar-benar mencerminkan Bhineka Tunggal Ika: Berbeda-beda tapi tetap satu jua.


Seperti biasa, pagi hari di Kampung Sukadamai tidak pernah sepi, di saat bulan puasa sekalipun. Anak-anak terlihat sedang berlarian dan bermain dengan teman sebayanya, ibu-ibu berbelanja untuk memasak makanan buka puasa nanti, dan bapak-bapak bersiap berangkat kerja.

"Yon, gua berangkat dulu ye," ujar Dujun sambil meletakkan handuk di pundaknya dan berjalan keluar menuju halaman rumahnya.

Yoyon yang sedang sibuk memasak di dapur hanya membalas dengan teriakan. "Iye, Bang, ati-ati ye,"

Sebelum berangkat, Dujun menyempatkan diri untuk membangunkan anaknya yang mengenakan piyama Upin&Ipin sambil memeluk guling Ipin itu masih terlelap dalam tidurnya.

"Cup, Babe berangkat dulu ye," Dujun duduk di pinggir tempat tidur.

Tidak ada respon.

"Cup,"

"Mmm,"

"Cup,"

Tidak ada pilihan lain, akhirnya Dujun mengelitiki Ucup hingga terbangun. "HAHAHAHAAHHA! BEH AMPUN BEH! IYE IYE UCUP BANGUN!"

"Nah, gitu baru anak Babe. Gih, mandi dulu. Jangan tidur mulu lo kayak kebo, tuh si Mimin aje udah bantuin Ngkohnye jaga toko,"

Dengan sangat malas, Ucup bangun dari posisi tidurnya. "Iye iye, Babe kaga berangkat? Ntar kesiangan nariknya,"

"Nih mau berangkat. Udah ye, Babe tinggal. Puasa yang bener lu, jangan batal, jangan liatin yang aneh-aneh!" Dujun tak hentinya menasihati Ucup seraya berjalan keluar.

Ucup hanya mengangguk dan mengacungkan jempolnya.


Puasa di hari pertama memang tidak pernah berjalan lancar, rasanya mau ngapain aja males. Ucup ingin pergi keluar dan bermain bola dengan hyung-hyung sekampungnya, tapi takut kepanasan dan capek lalu batal. Mau nonton tivi, tidak ada acara selain berita dan channel home shopping Happy Call yang isinya demo masak makanan menggiurkan. Itu membawa Ucup ke pilihan terakhir: berkunjung ke rumah Xiumin. Palingan sih ujung-ujungnya main ps doang, Ucup bosen. Tapi ya apa daya, toh Xiumin yang punya rumah.

Ucup dan Xiumin pun akhirnya mencoba game yang baru saja dibelikan oleh kakak sepupunya Xiumin. Setelah main berjam-jam, mereka pun bosan dan pegel-pegel. Begitu melihat ke jam, ternyata hari sudah siang. Di saat seperti inilah para kaum yang berpuasa merasakan perut mereka bergejolak meminta makanan dan tenggorokan yang rindu akan air dingin.

Tak lama setelah mereka selesai main ps, kakaknya Xiumin, Sohee, lewat di depan mereka sambil membawa segelas Nutrisari dingin dan sebungkus Lays.

"Min, elu kaga puasa?" Ucup bertanya setelah kakaknya Xiumin masuk ke kamar.

Kisah Kampung SukadamaiWhere stories live. Discover now