.:18:.

5.7K 1.4K 163
                                    

Helen melilitkan handuk di kepalanya, membuatnya seperti turban berukuran besar. Ia melihat pantulan dirinya di cermin, menatap sosok wanita yang ada disana.

If anything goes wrong, you have me.

Kalimat itu terngiang di telinga Helen, membuatnya tersenyum simpul.

Everything is fine...

Helen memalingkan tatapannya, ia kemudian melangkah menuju walk in closet miliknya – ruangan itu kini sudah kembali seperti keadaan semula, Helen bekerja keras untuk merapikannya setelah pulang tadi. Sebagai bayaran atas semua hal yang membuatnya lelah hari ini, ia mengakhiri kegiatannya dengan berendam di air hangat dalam waktu yang lama.

Wanita itu mengeluarkan gaun tidur berwarna putih gading dari salah satu tumpukan lipatan pakaian dan segera memakainya. Helen lalu mengambil hairdryer, bermaksud mengeringkan rambutnya sebelum ia terkena flu musim panas. Dengan hati-hati, ia melakukan ritual setiap malamnya itu; mengeringkan rambut, menggunakan vitamin setelahnya untuk memastikan keindahan mahkotanya tetap terjaga.

Selesai dengan rambutnya, Helen kembali ke dalam kamar. Ia menjatuhkan diri ke atas tempat tidur, berbaring telentang, tangannya mencari-cari ponsel yang ada di di atas nakas di samping tempat tidurnya. Tak lama, benda berwarna rose gold itu sudah ada di tangannya. helen menolehkan kepalanya ke arah kanan, menghadap ke layar ponsel tersebut, ibu jarinya sibuk mengutak atik apa yang tertera di layar.

Helen tidak mengerti apa yang ia lakukan saat itu. kepalanya terlalu penuh dengan berbagai hal sehingga ia bahkan tidak tahu harus melakukan apa.

Tidak ada berita yang menarik, batin Helen saat melihat-lihat laman sebuah majalah elektronik. Ia lalu beralih ke media sosial yang ia install di ponselnya, mencari-cari sesuatu yang menarik dari feed yang ada. Ia melakukan kegiatan tersebut tidak terlalu lama, dalam waktu beberapa menit Helen sudah mengunci kembali ponselnya. Setelahnya, ia melemparkan benda itu tak tentu arah – tentu saja dengan tenaga minimal sehingga ponselnya hanya terlempar beberapa senti dari tangannya.

Wanita itu menutup matanya dengan tangan.

If anything goes wrong, you have me.

Helen menghela napas, adik sialan, kau membuatku mengingat hal yang tidak perlu.

DRRTT...

Terasa getaran di dekat tangan Helen, sepertinya berasal dari ponselnya. Helen mencari sumber getaran tersebut dan benda mungil itu pun kembali berada di tangannya. Ia melihat alasan ponselnya bergetar...

Luke?

Helen menggeser layar ponselnya untuk mengangkat telepon tersebut.

"Halo?" ucapnya.

"Hey...apa aku mengganggu?"

"Tidak sama sekali. Ada apa, Luke?"

"Uhm...hanya memastikan, apa kau baik-baik saja?"

Helen terkekeh pelan, "Pertanyaan macam apa itu..."

"Just wondering..."

"I'm fine, Luke. Everything's fine."

"Baguslah, mungkin aku terlalu banyak berpikir."

"Tepatnya apa yang kau pikirkan?"

"Aku hanya merasa kau sedikit berbeda saat aku mengantarmu pulang."

Perkataan Luke membuat Helen terdiam. Lama ia tak bersuara sampai suara Luke menyadarkannya dari lamunan.

"Helen, kau masih di sana?"

My Unintended [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now