Chapter 2

1.7K 96 6
                                    

*prov naeun

" naeun imnida " ku perkenalkan namaku di depan sehun, aku tak mau mino mengetahui kami yang saling mengenal satu sama lain.

" sehun imnida " dia juga mengenalkan dirinya, apa dia ikut pura-pura tidak mengenalku juga.

" eomma, minguk mau itu " minguk membuat lamunan ku sadar dari pikiran lelaki di depanku.

" apa makanannya enak? " tanyaku pada minguk. Sehun, kenapa kau menatapku seperti itu. Jangan melihatku seperti itu.

" sehun, kenapa kau ini. Silahkan di makan,  makanannya " kata mino pada Sehun

" mereka sangat mirip " kata sehun yang melihat aku dan minguk. Aku tak ingin dia melihatku.

" Hahahah, apa kau cemburu? Cepatlah menikah agar kau mempunyai istri yang cantik dan anak yang manis seperti minguk " aku terkejut dengan omongan mino, apa benar sehun belum menikah. Jadi dia masih sendiri.
*end prov naeun

Makan malam pun telah selesai, sehun melihat naeun menggendong minguk yang terlelap tidur di pelukan nya. Mino berpamitan dengan sehun, dan membawa naeun serta minguk ke  dalam mobil.

Sehun juga masuk ke dalam mobil, ia begitu hancur melihat naeun sekarang. Bukan keadaan seperti ini yang ia harapkan pulangke korea, seharusnya dialah yang ada di posisi mino sekarang. Sekarang Sehun terbakar cemburu yang sangat besar.

Keesokkannya sehun pergi ke salah satu toko untuk mengambil salah satu jas yang telah ia pesan sebelumnya. Ia tak sengaja bertemu naeun disana.

" naeun, apa boleh aku mengobrol denganmu sebentar " pinta sehun

" aku tak bisa lama, aku harus menjemput minguk " kata naeun dengan sikap dinginnya.

" baiklah hanya 10 menit " pinta sehun kembali. Mereka pun pergi ke sebuah cafe yang tak jauh dari toko pakaian tadi.

" sekarang apa yang ingin kau katakan? " tanya naeun dengan to the point.

" selamat sebelumnya atas pernikahan mu dengan mino dan selamat kalian mempunyai anak yang tampan dan manis " sehun menjeda bicaranya. Dia melihat naeun dengan tatapan sendu.

" maafkan aku, maaf kan aku, maafkan aku son naeun " sehun mengulang berkali-kali kata maaf kepada naeun.

" semua sudah terlambat " kata naeun 

" aku yang bodoh melepasmu saat itu,  aku yang bodoh meninggalkan mu " sesal sehun, naeun yang melihatnya sudah berkaca-kaca bola mata naeun. Sakit yang Naeun rasakan saat di campakan oleh sehun kalau ia mengingat kejadian tersebut.

Naeun diam dan pergi meninggalkan sehun tanpa mengatakan sepatah kata. Ia tak ingin Sehun melihatnya menangis. Sehun melihat punggung naeun yang pergi meninggalkannya.

" aku merindukanmu " kata sehun yang membuat naeun berhenti sejenak dan melanjutkan langkahnya pergi. Tak banyak yang bisa sehun katakan, hanya kata rindu yang menyampaikan perasaannya sekarang.

______________________________________

Setelah pertemuannya dengan naeun, sehun kedatangan mino yang datang ke kantornya.

" silahkan duduk " sambut sehun pada mino.

" aku hanya ingin memberi berkas ini padamu " mino menyodorkannya beberapa dokumen kepada sehun.

" kau tidak perlu mengantarnya, kaukan bisa menyuruh asistenmu. " kata sehun yang merasa segan dengan patner kerjanya.

" aku juga ingin sekalian bertemu dengan mu " sambung mino.

" baru kemarin malam kita ketemu tapi kau sudah ingin datang menjumpai ku " kata sehun dengan bercanda kepada mino.

" besok aku akan pergi ke jepang untuk beberapa hari " sahut mino yang membuat sehun tak percaya.

" jadi istri dan anakmu kau tinggal " sambung sehun karena ia teringat naeun.

" oh, minguk aku serahkan ke Naeun " timpal mino.

" apa maksudmu menyerahkan anakmu ke Naeun " sehun yang tak mengerti arah bicara mino. Bukankah naeun adalah istrinya.

" naeun adalah calon istriku,  kami akan menikah tiga bulan lagi " sehun terkejut mendengar perkataan mino.

" kenapa wajahmu seperti itu, apa kau belum mengetahuinya? " tanya mino yang melihat ekspresi sehun bingung.

" tapi minguk memanggil naeun dengan sebutan eomma " tanya sehun lagi yang masih dengan kebingungan ya.

" minguk sudah memanggil sebutan itu sejak dua tahun lalu. Ia memang menganggap naeun adalah eommanya.  " jelas mino lagi.

Sehun tersenyum, hatinya senang Naeun belum di milikki.  Ia merasa ia dapat mempunyai kesempatan kedua.

" kalau begitu aku pamit dulu, sempatkan main dengan minguk saat aku tidak ada " kata mino yang pamit pergi dari kantor sehun. Sehun memberi anggukan dan senyuman pada mino.

______________________________________

Di kediaman rumah mino, naeun menidurkan minguk di kamarnya. Terlihat minguk yang terlelap tidur di pelukkan naeun. Mino yang berdiri di ambang pintu kamar minguk tersenyum bahagia. Mino pun mendekati naeun dan minguk, ia naik ke atas tempat tidur minguk dengan pelan agar minguk tak tervangun. Di lihatnya punggung naeun, mino pun memeluk naeun dari belakang punggung naeun. Dan mencium kepala naeun dengan mesra.

" mino, kita belum menikah " kata naeun yang mengingatkan mino dengan sikapnya.

" aku sangat merindukanmu " mino pun makin kuat memeluk naeun.

" mino jangan buat minguk bangun " kata naeun yang berusaha melepaskan pelukan mino.

" biarkan dia bangun, appanya juga perlu pelukkan dari eommanya " gombal mino pada naeun.

" kau bisa melakukannya setelah kita menikah mino-ah " sambung naeun.

" malam ini kau tidur disini ya temanin aku dan minguk " pinta mino yang mencium kening naeun.

" aku tak bisa, aku tak ingin melakukannya sebelum kita sah menikah " jawab naeun yang menolak mino.

Naeun pun bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar minguk, mino menyusul naeun.

" apa kau tidak nerindukanku? " tanya mino yang membuat naeun berhenti.

" aku akan pulang naik taxi " kata naeun sambil mengambil tasnya.

" kau marah dengan ku naeun " sahut mino lagi mencegah kepergian naeun.

" aku tidak suka sikapmu seperti itu, kalau kita sudah menikah, kau bebas melakukanya " jawab naeun dengan dingin.

" maafkan aku, akan ku antar kau pulang " mino menarik tangan naeun dan membawanya ke mobil.

______________________________________

Jangan lupa di beri suara dan komen

Terimakasih sudah membaca "my wife"

My wife [ Naeun ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang