PART 8

5.4K 679 15
                                    

Mr. Min
.

.

.

PART 8




Wendy tidak berhenti menarik kedua sudut bibirnya. Membayangkan moment-momentvyang tercipta dari malam hingga pagi hari tadi.

Pengakuan seseorang yang berhasil membuat dirinya telihat seperti orang gila sekarang. Wendy tidak bisa berhenti tersenyum mengingatnya.Terkadang ia menutup wajahnya sendiri karena malu.

Wendy sedang duduk disalah satu cafe dekat apartment-nya dulu. Sudah 30 menit Wendy disini, tersenyum sambil menunggu sahabatnya datang.
Gila memang. Tapi biasanya orang yang sedang bahagia karena cinta selalu berbuat gila.

Wendy contohnya.

"Wen," Wendy mendongkak saat nama kecilnya dipanggil. Jimin duduk dihadapannya, matanya menyipit memperhatikan raut wajah Wendy.

"Eh, Jim udah dateng." Ucap Wendy dengan ekspresi sangat bahagia.

Jimin mengerutkan dahinya, "Kamu kenapa Wen? Bahagia banget keliatannya."

Wendy yang merasa malu sendiri menutup wajahnya, sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Keliatan banget ya Jim."

"Yaiyalah, aku liat dari luar kamu udah senyum senyum sendiri kayak orang gila. Ada apa si?"

Wendy menggaruk tengkuk-nya, wajahnya memerah mengingat alasan dirinya terlihat sangat bahagia hari ini.

"Itu-" Wendy kembali menutup wajahnya, "Aku jadian sama Min Suga."

"Hah?!"

Berbanding terbalik dengan Wendy yang terlihat bahagia. Jimin merasa segala usahanya menjaga Wendy selama ini sia-sia. Hancur semua harapannya. Hal yang paling ia takuti terjadi. Lalu bagaimana jika yang lebih parah dari ini terjadi.

Rahang Jimin mengeras, tidak ada senyuman yang biasa ia tampilkan untuk Wendy. Jimin mengatur nafas agar emosinya bisa sedikit meredam.
Tapi tetap segala pikiran buruk sudah menguasai emosinya.

"Jim, kamu kenapa?" Tanya Wendy cemas.

"Kamu kenapa mau pacaran sama dia?"

"Loh, emang kenapa? Aku suka sama dia dan dia juga. Jadi-"

"WEN!!!"

Wendy terdiam. Mulutnya megap-megap, kebiasaanya jika sedang terkejut. Setelah sekian taun dirinya bersahabat dengan Jimin, untuk pertama kalinya Jimin membentaknya.

Alasannya? Hanya karena Wendy yang baru saja menjalin hubungan dengan Suga. Ada yang salah?

"DARI SEKIAN COWOK DI DUNIA INI,KENAPA HARUS DIA YANG JADI COWOK LO!!"

Suara Jimin berhasil membuat seluruh manusia yang ada di dalam cafe menatap dirinya, menjadikan mereka berdua pusat perhatian.

Wendy takut dengan cara Jimin marah. Ia tidak pernah membayangkan, seorang Jimin who like an angel, bisa berubah menjadi devil saat marah. Menyeramkan. Lelaki yang bahkan tidak pernah mengucapkan kata kasar kepadanya,membentaknya dengan segala amarahnya. Wendy hampir saja ingin meneteskan air mata. Jantungnya berdegup dengan kencang karena takut.

"Jim-" ucapnya lirih.

Jimin masih mengatur nafasnya, matanya terpejam dan wajahnya sudah mereda tidak terlalu merah. Setelah dirasa emosi-nya sudah mereda, Jimin membuka matanya. Dan sedetik kemudian ia menyesal sudah membentak Wendy,

"Wen maaf aku gak maksud bentak kamu," Jimin menggengam tangan Wendy di atas meja, "Aku cuman ... Suga. Please aku mohon demi kebahagian kamu jangan sama dia."

Wendy sesenggukan, "Kenapa?"

©©©

Sesuatu hal yang membuat dunia Wendy runtuh seketika. Gadis itu masih menangisi sesuatu hal yang membuatnya menyesal. Seharusnya dia tidak pernah datang kesini. Seharusnya dia tidak harus baper dengan atasannya ini.

Menyesali yang terjadi tidak akan membuat semuanya kembali.

Wendy menghapus air matanya. Sudah lebih dari 2 jam gadis itu menangis. Matanya terasa berat karena membengkak. Gadis itu sudah memutuskan untuk pergi dari sini.

Wendy mengemasi pakaiannya. Sudah cukup! Ia akan resign! Ia tidak peduli dengan resiko dari melanggar kontrak bekerja. Yang terpenting pergi dari sini.

"Loh, kamu ngapain ngemasin barang."

Wendy tidak kuat untuk sekedar menengok. Mendengar suaranya saja membuat Wendy terbayang-bayang perkataan Jimin.

Merasa tidak diacuhkan, Suga mendekat ke arah Wendy. Memeluk gadis itu dari belakang. Dan betapa terkejutnya dia saat tahu Wendy menangis. Dengan satu hentakan Suga memegang bahu Wendy dan memutar tubuh Wendy agar menghadapnya, "Sayang, kamu kenapa? Astaga, siapa yang buat kamu nangis?"

Wendy tidak tahan dengan segala yang ada pada diri Suga. Mata teduh yang menatap Wendy dengan penuh iba dan terselip amarah, bibir tipisnya yang baru saja berbicara dan tangan yang seputih susu steril menggenggam bahunya erat.

Wendy menyingkirkan tangan Suga dari bahunya, "Aku- aku mau resign! Aku mau pergi dari sini."

Suga terbelak! Lelaki itu bergantian menatap manik sayu mata Wendy. Pasti ada hal yang membuat Wendy menangis seperti ini hingga matanya membengkak, ditambah dirinya yang ingin pergi. Padahal baru tadi pagi mereka memadu kasih, belum 24 jam hubungan mereka menjadi sepasang kekasih.

Suga menarik nafasnya berusaha tenang agar emosinya tidak tersulut, "Oke sayang, kalo kamu mau resign. Hartaku cukup buat menuhin segala kebutuhan kamu. Kamu gak usah cape-cape kerja. Yaudah tapi kamu jangan-"

PLAK!!!

Oh apa tadi? Wendy baru saja memukul singa dengan tangannya. Belum ada orang yang berani menyentuh pipi-nya secara langsung. Apalagi dengan tenaga kuat. Karena kemungkinan besar mereka semua yang melakukan akan berakhir di neraka.

"LO PIKIR GUE WANITA JALANG YANG MACARIN COWOK KAYA CUMAN KARENA HARTANYA?!"

Suga menyentuh pipi dalamnya dengan lidahnya. Sedikit perih tapi tidak seperih telinga dan hatinya mendengar Wendy berteriak.

"Terus kenapa sayang. Kamu tiba-tiba kayak gini, kamu-"

"Lo udah bunuh orang tua gue!"

Dan seketika dunia Suga berhenti berputar.

😒😒😒😒😒😒😒😒😒
Hai aku mau ngucapin makasih buat yang masih baca cerita ga jelas ini. Ya aku tau ceritaku ga sekeren dan sebagus cerita-cerita diluar sana. Aku cuman pengen ngungkapin apa yang ada dipikiranku.

So makasih yang udah baik sekali merespon cerita ini 😊

Apa kabar kalian melihat teaser DNA - BTS 😭😭😭

Mr. Minحيث تعيش القصص. اكتشف الآن