Nona Louis dan Nona Choi

5 1 0
                                    

Happy Reading

Dara duduk terdiam. Awalnya diberi tawaran apakah ia mau ikut masuk ke ruang kepala sekolah bersama Paman Lee. Namun Dara menolaknya halus, pikirnya akan sangat membosankan nanti.

Ponsel bergetar ketika ada notifikasi satu pesan masuk

To: Mr. D

Aku minta maaf tidak mengantar mu di hari pertama sekolah. Sebagai gantinya, mari sepulang sekolah nanti kita makan siang di luar? Bagaimana menurut mu?

Pintu mendecit pelan membuat Dara mengurungkan niatan ingin membalas pesan Dennis. Lantas Dara bergegas berdiri. Paman Lee bersama pria yang berpakain rapih berjabat tangan erat. Melempar senyum ramah satu sama lain.

Ah baiklah, jadi ini benar terjadi.

※※※

"Jangan gugup Nona Dara, saya tau dalam situasi ini akan berubah menjadi mengesalkan bukan? Saya dulu pernah merasakannya. Jadi buatlah dirimu sesantai mungkin."

"Ah ya, terima kasih ib—"

Tersentak.

Langkah kaki mendadak terhenti.

Dengan lemah gemulai, pinggang ramping wanita muda yang barusan bicara itu langsung menghadapinya. Raut wajah mengkerut namun manis dilihat. Paduan ekspresi gagal ingin marah-marah. "Miss, panggil saya Miss saja. Atau lebih bagus kau bisa panggil saya Miss Sunny." Bibir berpoles lipstick merah muda bergerak-gerak lucu. "Dan jangan sekali-kali panggil saya dengan sebutan Ibu. Karena saya belum setua itu. Anak muda! Perlu kau ketahui, saya ini masih muda. Jika sekali-kali kau memanggil seperti itu, maka saya tidak akan ragu untuk mengurangi nilai mu. Sebab, tata krama dan tingkah laku disini akan selalu dinilai. Dan kebetulan saya ini adalah wali murid mu."

Dara mengangguk. "Saya mengerti ib— maksudnya Miss Sunny." Ralat Dara cepat. Meringis.

Senyum anggun tercetak manis membikin Dara silau melihatnya. Bahkan bisa mengalahkan sinar mentari. Mungkin.

"Bagus, kau cepat mengerti apa yang di mau guru mu." Tumit berputar. Hak sepatunya mengetuk-ngetuk pelan. "Perlu kau ketahui—"

Jeda.

Dara menoleh secara otomatis.

"Kabar bahwa kau akan pindah ke sekolah ini cukup menarik minat guru-guru. Bukan hanya faktanya kau adalah anak dari pengusaha ternama di China, melainkan ku dengar kau adalah murid tercerdas di sekolah mu dulu. Benarkah?"

Dara tergugu. Bingung ingin menanggapi seperti apa. "Ah itu—" lantas Dara hanya bisa menunduk kepala. Serius, ia tak suka seperti ini.

Miss Sunny cekikikan. Tertawa cantik, sebagaimana raut wajah berparas jelita berubah menjadi lebih bewarna. Dara dibuat bingung. Menatap heran. "Jangan berkecil hati seperti itu. Jadi saya berpikir jika kau sosok yang tidak suka di puji rupanya. Hm, cukup menarik. Sebab, jarang sekali ada yang seperti mu Nona Dara."

Meringis. "Cukup panggil saya Dara saja Miss Sunny."

Menangguk mengerti. "Tidak apa, lagi pula saya selalu memanggil murid-murid perempuan di sekolah ini seperti itu juga." Sedetik kemudian bola mata berbinar cerah. "Nah, sepertinya kita akan segera sampai di kelas baru mu. Jangan gugup seperti itu. Sesi perkenalan diri tidak berlangsung lama seperti berpidato. Tenang, Miss Sunny ada di samping mu." Katanya tersenyum lembut seperti keibuan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Little GirlWhere stories live. Discover now