chapter 3

3.1K 453 44
                                    

Hai hai minna-san aku balik lagi

aku langsung update karena bosen juga nunggu vote 30

Tapi yang kali ini, jika vote udah 30+ aku bakal update.
Kenapa kayak gitu? Karena chap kali ini panjang guys, jadi kalo vote dikit jadi kurang semangat gitu buat update.

Nah makasih buat kalian yang bersedia memberi vote serta comment.

Jangan lupa ya buat tetap vote and comment ceritaku

"Happy reading"

Tak terasa waktu ke berangkatan pun tiba, seluruh murid hoghwart telah bersiap memasuki gerbong demi gerbong kereta. Tak ada yang berbeda memang dari tahun lalu, hanya saja jika diperhatikan ada sebuah pemandangan baru yang berada di kompartemen khusus murid slytherin. Pemandangan seorang lelaki berambut pirang platinum dengan kulit putih pucat serta sorot mata biru keabuannya yang menatap dingin kedepan.

Entah apa yang ia fikirkan, tapi sorot mata itu terus saja tertuju pada seorang pemuda manis berambut sarang burung yang sedang berbincang dengan seorang sahabatnya. Jika dilihat pasti murid itu berada di asrama sang singa.

" draco kau masih disini lebih baik kau masuk bersamaku. "

Seseorang yang sedari tadi memperhatikan pemuda manis itu, menoleh ke asal suara mendapati seorang gadis berambut hitam dengan iris hijau tengah menatapnya intens.

Hhh

'Apa gadis ini tidak tahu aku sedang malas diganggu. '

" kau saja
" ujar pemuda bernama draco itu dengan dingin.

Gadis yang bernama daphne itu menghelakan nafas frustasi, percuma saja mengajak patung es berbicara tidak ada gunanya.

" baiklah, tapi ku peringatkan jangan sekali kau berniat menyukai pemuda itu. Karena pemuda itu berada di pihak dambledore. "

Setelah itu daphne meninggalkan draco dengan berjuta tanya yang hanya bisa daphne fikirkan saja. Tanpa menyadari perubahan ekspresi yang draco alami.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

" harry aku merindukanmu "

Tampak seorang gadis berambut semak tengah memeluk erat pemuda manis yang ia sebut sebagai harry. Wajah pemuda itu kini telah memerah karena malu juga karena ia telah kehabisan nafas.

" su-sudah mione " harry berseru lirih, jangan pernah tanyakan mengapa, karena kalian pasti tahu apa yang terjadi jika sudah berada dalam pelukan maut seorang hermione grenger.

Seketika hermione tersadar lalu melepaskan pelukannya itu, kemudian hermione menatap harry dengan wajah berbinar. " harry look it this " harry menoleh mendapati sebuah bingkisan berada di tangan sang sahabat.

" what is this? mione " harry menatap hermione yang kini menatap intens padanya, . " tentu saja itu bingkisan, itu hadiah dari orangtuaku untukmu " seru hermione lagi dengan binar di mata yang sama.

harry memandang hermione bingung. Hari ini ia tidak ulang tahun atau ia juga tidak memenangkan kompetisi apapun, jadi untuk apa orangtua hermione memberikan ia hadiah?

" entahlah mione, ku rasa aku tak akan mengambil ini " harry kembali menyerahkan bingkisan itu pada hermione. karena sedari dulu harry tidak akan pernah menerima bingkisan apapun dari orang yang tidak ia kenal. well meski harry tahu siapa orangtua hermione tapi tetap saja harry tidak mau menerima bingkisan itu.

My rival is My mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang