Awal

2.4K 113 10
                                    

Di sinilah aku sekarang berada di aula pesantren, senang? Sangat aku sangat seneng aku berada di aula bukan karena menyaksika pertunjukan drama ataupun semacamnya. Disini, aku hadir untuk  wisuda.

Alhamdulillah atas izin-Nya aku berhasil menghafal 30 juz. Aku berhasil mewujudkan mimpiku selama ini menjadi penghafal quran.

Aku menggenakan baju gamis berwarna putih sederhana dengan jilbab berwarna putih juga seragam dengan santri yang juga ikut wisuda.

merasa bosan karena acara belum mulai aku memilih keluar untuk menunggu seseorang yang sangat berarti bagiku
"Aisyah!" aku mengenali pemilik suara itu, Syifa dia sahabatku selama di pesantren ini. Dia menjadi saksi bagaimana perjuanganku sampai bisa wisuda "selamat ya, aku seneng kamu bisa wisuda" ucapnya dengan senyum diwajahnya.

"Seneng banget syif, akhirnya aku bisa meraih cita-cita aku" jawabku dengan jujur "doakan aku segera menyusulmu ya" dia meminta doaku? Akan aku doakan syif, kamu sahabat terbaik aku  masa iya aku gak doain kamu

"yuk masuk acara udah mau mulai tuh" Syifa mengajak aku masuk karena memang acara ini sudah mau mulai.

"Fatimah" deg suara itu...  Gak mungkin, gak mungkin dia datang kesini dari mana dia tau kalau hari ini aku wisuda

Aku memang sangat menunggu kedatangannya sangat kutunggu. Tapi, apakah dia masih mau memaafkan kesalahanku ini?

"Fatimah" gak mungkin Fatimah ini ilusi mungkin saja kamu sangat kangen denganya

Tanpa kusadari Syifa yang sedari tadi memanggil namaku dan menggoyangkan bahuku "Aisyah? Kamu gak papa?" tanyanya "eh iya gak papa kok" jawabku sekenanya "itu ada orang di belakang kamu, aku rasa manggil kamu soalnya nama kamu kan ada Fatimahnya"

Aku langsung berbalik memastika apa yang di katakan Syifa memang bener

"bunda... "

Aku langsung memeluk bundaku. Ia orangnya, orang yang sangat ku tunggu kehadirannya, sangat ku nanti keberadaanya, sumber semangatku selama ini untuk menggapai cita-citaku

"cita-citamu terwujud sayang" ini beneran bunda kan? Aku gak mimpi

"bunda..., maaf bun maafin Fatimah" aku langsung berlutut meminta maaf. Aku sadar aku telah meyakiti hati bundaku

"enggak sayang" bunda memegang bahuku menuntunku untuk berdiri

"bunda yang salah, bunda yang harusnya minta maaf" enggak bun, bunda gak salah apa-apa, Fatimah yang salah bun.

Bunda memeluku dengan erat bahkan sangat erat, pelukan ini yang membuatku nyaman, aku mencium tangan bunda dan aku baru sadar dengan penampilan bunda "bunda... " aku menggantungkan pertanyaanku aku takut bunda tersinggung, Seakan mengerti bunda mengangguk

Alhamdulillah, maha suci engkau ya Allah tuhan semesta alam. Entah sudah berapa kali allah memberiku kejutan tak terduga

"ayok bun masuk, acaranya udah mau di mulai" aku mengajak bunda masuk ke aula, tapi.. Tunggu Syifa mana kok dia tiba-tiba menghilang?

"disini sa" tanpa kusadari Syifa sudah berada disampingku

"Ya allah, kamu tuh syif ilang-ilangan terus kayak jelangkung aja" ucapku asal

"jelangkung? Masa iya wanita cantik dibilanh jelangkung" ucap Syifa sambil bercanda

Syukron allah

***
Assalamualaikum...
Bagaimana ceritanya?
Maaf kalau cerita terkesan membosankan, kaku ataupun banyak typo
Sudah lama gak nulis
Semoga kalian menyukai ceritanya 😊

Palembang, 1 oktober 2017
Shafadila

Hijrah : [Fatimah]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz