N.O

13K 1.2K 77
                                    


Namjoon tak berhenti meremas kertas yang sudah kusut dengan beberapa jejak air yang mengering. Kertas itu juga sudah menguning di beberapa bagian. Matanya sesekali melirik kedepan. Eunkwang ahjusshi hanya bersedekap di single sofa memandang tajam Namjoon. Sejak tadi tak ada yang berniat buka suara. Eunkwang ahjusshi sudah lelah mengomel. Sejam mengomel membuat rahangnya ngilu. Sedangkan Namjoon sedari tadi menggigit pipi bagian dalamnya. Di hadapannya kini ada bocah yang sejam lalu mengaku sebagai anaknya. Anak itu terlihat nerd dimata Namjoon. Siapa yang menjadi fashion stylist bocah ini. Di 2K17 ini masih ada saja anak yang se-rapi bocah yang tadi menyebut dirinya Hoseok.

“Ekhem. Apa disini tak ada air?”

Eunkwang ahjusshi meraba lehernya dengan ekspresi yang dibuat-buat. Namjoon mendecih bangkit dengan enggan. Eunkwang ahjusshi adalah si -suka seenaknya- yang selalu membuatnya kesal. Namjoon kembali dengan 2 gelas sirup jeruk yang langsung di sambar bocah yang sedari tadi ikut terdiam gugup.

Gluuk.. glukk..

Bahkan gelas sirup milik Eunkwang ahjusshi di ambilnya juga. Eunkwang ahjusshi hanya bisa bengong di tempat.

“Sepertinya kau haus sekali anak kecil” tanyanya yang di balas anggukan semangat bocah Hoseok.

“Hosiki, sangat haus Haraboji” ujarnya

“Aissh sudah ku bilang jangan panggil Haraboji. Aku masih cukup usia untuk di bilang Haraboji. Ya Kim Namjoon. Cepat jelaskan padaku siapa dan kenapa bocah ini bilang kau ayahnya” Eunkwang ahjusshi sudah mulai tak sabar.

“Samchon, sudah sejak awal ku bilang bukan, I Am Free.. Single and I never have a wedding. Tanya saja sama bocah itu, kenapa mengakuiku sebagai ayahnya. dan tulisan ini? Jung Umji? Aku tak mengenalnya. Jangan coba-coba menipuku” jawaban sarkas dari Namjoon membuat bocah di hadapannya menunduk.
Sejurus kemudian Bahunya bergetar.

“Ya Namjoon kau membuatnya menangis” pekik Eunkwang ahjusshi.

“Tuhaaaan kenapa semua ini terjadi kepadaku!!!” Namjoon tak kalah histeris sedangkan bocah itu masih terisak ditempatnya.

“A—Abeo-beoji. Hosiki hiks memang anak hiks hiks Abeoji hiks” suara tangisnya mulai memilukan. Eunkwang ahjusshi mencoba menenangkan anak itu dengan memberinya pelukan.

“Namjoon kau ini benar mewarisi mulut tajam ibu mu. Dia ini anak kecil, mana mungkin dia berbohong”

“Tapi bisa saja dia menipuku samchon. Dan kau mana bisa percaya padanya begitu saja. Sial kenapa mendadak aku ketemu para penipu cilik. Apa ada yang sedang mencoba bermain-main denganku. Awas saja jika aku dapat pelakunya”

Namjoon menyambar jaketnya bergegas meninggalkan apartemen dan paginya yang buruk. Tapi tuhan ingin berbuat jahat kepadanya baru saja dia ingin membuka pintu sosok Donghyuk tertangkap retinanya. Tentu saja dengan bocah blonde  yang sialnya mengaku sebagai anak Namjoon juga.

“Ya brat, kau benar-benar brengsek bajingan sialan. Kau meninggalkan anak mu sendirian di Big Hitstar. Untung saja anak ini tidak serewel dirimu. Aku sampai tak pulang kerumah. Ummaku bisa-bisa jantungan melihatku membawa anak. Pokoknya aku mau pulang, aku mengantuk rindu ummaku. Dan ini anakmu.”

Donghyuk langsung mengambil langkah seribu setelah tak memberi kesempatan untuk Namjoon menyela. Dan bocah Blonde itu seenaknya menyeret kopernya masuk.

“Siapa yang menyuruhmu masuk kedalam rumah orang sembarangan?”

Namjoon menghadang langkah bocah berumur 12 tahun itu.

“Uncle tadi bilang ini rumah Daddy. Because i’m your son and this is your house so,  ini rumahku juga, dan  bukannya aku harus masuk kedalam. Daddy, i’m so tired. I wanna sleep. Can you tell me where’s my room?”

Am I a Papa?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz