I Never Forget You

619 11 0
                                    

     Pagi itu.. Disaat aku bangun. Aku melihat secercah harapan untuk bisa bahagia bersamamu. Tapi... Seketika... Harapan itu musnah. Tidak. Bukan hanya musnah bahkan harapan itu tidak lagi tersisa. Yah.. Saat itu.. Semua kebahagiaanku seakan pergi lari jauh sangat amat jauh dari jangkauanku. Hah.. Siapa??? Siapa??? Siapa aku? Siapa??? Siapa orang yang membuatku bahagia itu? Siapa??? Siapaaa???

Jakarta, 26 agustus 2016..

Dingin sekali ruangan ini? Ini tempat apa? Aku sedang dimana? Dan.. Apa ini? Semua alat ini? Dipasang kepadaku? Kenapa aku hanya bisa membuka mata dan menggerakkannya?

"Akhirnya kau siuman deva"

Deva? Siapa yang ia panggil deva ini? Apakah itu namaku? Dan siapa dia? Kenapa.. Argh.. Aku sulit mengingat sesuatu? Kenapa aku merasa melupakan semuanya?

"Tenanglah nak.. Sebentar lagi kau akan sembuh dan ibu akan membawamu pulang"

Ibu? Dia ibuku? Sembuh? Membawaku pulang? Memangnya sekarang aku dimana?

Aku..

Melupakan sesuatu.

Sesuatu yang sangat berharga

Surabaya, 27 augustus 2016

"Kau harus pindah sekolah tania. Kau.. Harus melupakan kejadian taun lalu. Kau harus merantau untuk melupakan masalahmu"
"Baik. Besok akan ku ambil tiket menuju jakarta dan mengikuti tes perguruan tinggi negri disana"

"Aku.. Kecewa. Dia.. Tidak datang. Dia.. Mengingkari janjinya. Dia.. Benar benar berubah dan melupakanku"

Jakarta, 28 agustus 2016

"Aku sampai. Aku harap bisa benar benar melupakanmu"
                             X
"Aku berharap bisa menemukan sesuatu yang hilang itu"

Jakarta, 1 oktober 2016

"Akhirnya.. Akhirnya aku bisa pulang. Aku harus mengingkat...."
"Tidak. Jangan berusaha mengingkat apapun. Kau tidak perlu melakukan hal itu"
"Tidak bu.. Ini perlu. Aku benar benar harus mengingkatnya... Arrrrrgggg... Sakit..."
"Sudah kubilang. Itu tidak perlu. Sebaiknya kau istirahat dan esoknya kau bisa kuliah diuniversitas dekat sini"

"Baiklah.. Aku tidak akan mengingatnya. Jadi aku mohon kepada perasaanku. Janganlah kau gelisah. Ini semua takdir. Takdir yang memutuskan aku harus kehilangan sesuatu"

Jakarta, 2 oktober 2016

"Hembusan angin pagi ini kenapa terlihat begitu sejuk? Aku curiga. Dia seperti ingin memberitahu hal baik akan terjadi"

*diuniversitas

"Baiklah. Kita punya mahasiswa baru. Sebenarnya ia tidak baru. Taun lalu ia diterima diuniversitas ini. Akan tetapi, sebuah insiden terjadi padanya. Sehingga membuat dia harus dirawat. Baiklah.. Masuklah nak"
*masuk keruangan
(Angin berhembus kencang saat itu dan membuat tania tanpa sengaja melihatnya)
"Perkenalkan namanya deva putra. Bapak berharap kalian bisa membantunya memahami materi yang terlewatkan beberapa bulan yang lalu. Dan silahkan duduk dibangku kosong bagian belakang"
"Baik (berjalan)"

(Tania menunduk)
"Ini tidak mungkin. Dia? Ini benar dia? Ah tidak. Hanya wajahnya saja yang sama"
"Apa kau sehat? Kenapa kau melamun?"

"Dia melihatku? Tatapan matanya? Kenapa? Dia menatapku seakan dia tidak mengenalku? Apa dia benar bukan dia? Tidak. Wajahnya sangat sama. Tidak tidak mungkin tatapan itu tidak ada pada orang ini jadi.. Tidak mungkin itu dia. Tapi... Kenapa perasaanku masih mengatakan bahwa orang adalah dia. Tidak.. Tatapan itu benar benar tidak ada padanya jadi itu tidak mungkin dia. Iyah.. Bukan"

"Hei? Oke. Kalau kau tidak enak badan aku takan mengganggumu"

*kantin universitas

"Hei.. Aku ingin kekantin. Apa kau tau dimana lokasinya?"
"Tentu"
"Mau kau antar aku kesana?"
"Hah.."
"Oh.. Maaf aku takan memaksamu. Aku akan meminta bantuan orang lain. Beristirahatlah.. Semoga kau lekas sembuh"
"Tidak. Aku akan menunjukkan padamu. Ayo (menarik tangannya) eh.. Em.. Maafkan aku. Ayo"

"Sentuhan tangannya masih sama. Apa ini benar benar dia? Apa dia hanya berpura melupakanku? Supaya kesalahannya itu tertutupi"

"E.. Apa kau orang asli jakarta?"
"Nggak tau"
"Oh.. Sudah lama tinggal dijakarta?"
"Nggak tau"

"Fix. Ini orang ngeselin. Masa pertanyaan seperti itu ia jawab nggak tau"

(Tania Jatuh)
(Ia Menangkapnya)
(Mereka Saling bertatapan)

"E.." (seketika canggung)
"Kau.. Harus berhati hati kalau berjalan"
"E.. Haha"

"Itu kantinnya"
"Makasih. Tapi.. E.. Apa kau bisa membantuku lagi?"
"Apa kau bisa membelikanku beberapa roti yang bergizi?"
"Apa yang kau katakan?"
"Aku.. Aku lupa roti apa yang bergizi itu?"
"Hah? Kenapa kau ini?"
"Nanti akan kuceritakan"
"Baiklah"

"Hah.. Kenapa aku harus menuruti semua permintaannya? Apa aku lupa bagaimana ia meninggalkanku, bagaimana ia menelantarkanku. Tapi.. Ia terlihat benar benar tidak mengenalku. Atau.. Ia hanya berpura pura? Tenanglah..."

"Nih.. Rotinya"
"Makasih"
"Jadi.. Bagaimana? Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Sebenarnya aku tidak ingat siapa aku. Semuanya. Bahkan hal yang tidak pentingpun aku melupakannya. Bodohnya.."
"Hah?"
"Kenapa? Apa orang yang lupa ingatannya seperti baru bagimu?"

"Nggak. Pantas ia sama sekali tidak mengingatku. Dan tatapan itu.. Pantas saja hilang dari matanya"

"Apa hilangnya ingatanmu itu.. Bisa disembuhkan? Apa ada kemungkinam kau akan bisa mengingat masa lalu?"
"5% dari 100%"

*jam kuliah telah habis

"Hatiku.. Kali ini.. Perasaanku benar benar hancur. Dia telah hilang. Hilang selamanya"
                              X
"Kenapa aku hanya nyaman bersama tania? Perasaan apa ini? Apa aku punya masa lalu dengannya? Apa perasaanku masih ada?"

Jakarta, 10 oktober 2016

"Kenapa hatiku terus terusan memikirkan tentang tania?"
                              X
"Kenapa? Kenapa perasaan ini masih sama kepadamu?"

"Aku harus mencari tau masa laluku"

Jakarta, 12 oktober 2016

Aku memukan bukti bahwa aku dan tania memang saling mengenal beberapa taun sebelum aku lupa ingatan. Hmm.. Lalu apa hubunganku dengan tania sehingga aku merasakan perasaan aneh ini? Aku dilema.

"Pergi! Kejar dia! Dia masa depanmu!" suara bisikan

"Apa itu tadi? Kejar dia? Siapa? Konyol.."

Jakarta, 14 oktober 2016

"Aku capek dan inginkan beristirahat sebaiknya aku ijin tidak ikut jam kampus saja"

*istirahat dikamar

"Apa yang kau lakukan deva"
"Kau siapa? Aku adalah kau. Aku adalah bagianmu yang hilang. Apa kau tidak ingin mengingatku? Aku bagianmu yang paling berharga va.."
"Hah?"
"Kau melupakanku hah? Kau sudah nyaman dengan pengalaman baru? Apa kau tidak ingat? Akulah bagianmu yang sangat sangat mencintai tania. Akulah bagianmu yang sampai saat inipun aku masih mencintainya"
"Hah.. Aku mencintainya? Bagaimana itu mungkin?"
"Itu mungkin. Karna aku tau bagaimana kamu sangat mencintainya"
"Hah?"
"Ceritanya panjang. Sekarang. Yakinkan dirimu bahwa kau jatuh cinta padanya. Ungkapkan! Jika tidak kau akan menyesalinya"

Jakarta, 15 oktober 2016

"Dia.. Menghilang begitu saja hari saat dikampus. Kenapa? Tidak biasanya dia sakit. Hah.. Saat aku membutuhkanmu untuk memperjelas kan semua keadaannya. Kau malah menghilang"

Short StoryWhere stories live. Discover now