C O M E [ 10 ]

3 2 0
                                    

Someone Who Needs a Shadow | C O ME | 10


Setelah meghabiskan sarapan aku mulai mengajak Jackson untuk berbincang sebentar. Masih tetap pada posisi kami di meja makan namun perbedaannya sekarang meja dihadapan kami sudah bersih dan rapi. Aku mendengarkan apa yang dia katakan dengan baik. Hari ini sekolahnya masuk siang hari, jadi dia memiliki inisiatif untuk membantu membuat sarapan. Aku menanggapinya dengan rasa haru, Jackson adalah adikku yang baik dan pengertian. Memang kami selalu membagi tugas untuk pekerjaan rumah, tapi hal yang paling utama yang harus dilakukan oleh bocah itu adalah belajar.

Dia harus menjadi murid pintar dan melanjutkan sekolah seperti apa yang di cita-citakan. Dia ingin menjadi seorang tentara, tetapi dia menyukai kedokteran. Maka dari itu mulai sejak dini dia harus menentukan pilihan. Jackson harus lebih cermat mengetahui bakat yang dia miliki. Aku tidak bisa membantu banyak, aku hanya bisa memfasilitasi kebutuhan sekolahnya saja. Belajar adalah hal paling utama yang dilakukan oleh manusia untuk dapat mengetahui pengetahuan yang mereka sukai. Di sekolah kita bisa menuntut ilmu sebanyak-banyaknya lalu kita bisa mendapatkan teman karena komunikasi yang terjalin.

Jackson memiliki banyak teman disekolah dan kadang mereka mengadakan perjalanan liburan bersama. Sedangkan dulu ketika aku masih sekolah, aku tidak memiliki banyak teman. Aku memang sulit untuk bergaul dan lebih memilih untuk menyibukan diri dengan kumpulan buku di perpustakaan. Jackson mengatakan jika bulan depan dia berserta anak-anak sekelas akan mengadakan perkemahan. Dia baru memberitahuku sekarang dan dia menginginkan untuk bisa hadir dalam perkemahan yang dilaksanakan oleh para murid. Aku belum bisa memutuskan apakah dia boleh ikut atau tidak, namun aku berkata padanya jika aku akan memikirkan perijinan untuk berkemah. Pantas saja hari ini dia senang sekali, mungkin dia mendapat pesan dari temannya yang mengkonfirmasi perjalanan liburan musim panas tersebut.

"Apa ada hal lain yang ingin kau katakan sebelum aku pergi bertempur?"

"Kau sangat berlebihan, bukankah kakak hanya akan pergi ke ladang" sahutnya sambil tertawa terbahak.

"Bercanda, jadi nanti kau pulang jam berapa?" tanyaku

"16.45"

"Jangan pulang lebih dari waktu itu atau aku akan memarahimu nanti. Anak kecil tidak boleh pulang larut malam..." ucapku memperingati

"Aku pulang jam 16.45 dan sampai rumah pukul 20.00, kak."

Aku menatapnya dengan alis saling menyatu.

"Bagaimana bisa?" tanyaku penasaran.

"Aku akan berkencan dengan Lily...ahh senangnya."

"Tidak ada acara berkencan. Urus saja sekolahmu terlebih dahulu. Lagi pula, memangnya Lily mau pergi jalan dengan lelaki sepertimu, hm?" tanyaku mengejek

"Mengapa dia tidak ingin? Aku tampan. Dia cantik. Kita serasi." Ucapnya dengan bangga. Aku tergelak. Bocah seperti dia tahu apa tentang hal seperti itu. Keserasian. Pembicaraan kami mulai aneh.

"Ah terserah kau saja. Tapi ingat pesanku jika kau tidak boleh pulang lebih dari jam 16.45." kataku dengan mulai beranjak dari kursi meja makan. Sekarang aku harus bersiap bersama paman untuk berangkat ke peternakan.

"Kalau terlambat sedikit?"

Aku memicingkan mata dan menatapnya tajam.

"Memang apa yang kau lakukan?"

Jackson hanya mengangkat kedua bahunya.

"Mungkin tidak ada kendaraan."

"Jam 16.50. Tidak lebih dan tidak kurang." Jawabku menyeringai

"Kakakku yang kejam seperti biasa..." jawabya lemas

Bagiku ketepatan waktu adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Semua harus sesuai dengan prosedur waktu yang sudah ditentukan. Masalahnya Jackson sering kali lupa waktu dengan buku-buku diperpustakaan sekolahnya. Dia selalu mempunyai tugas yang harus dikumpulkan setiap kali pertemuan mata pelajaran. Jika kami adalah seorang Abedrown, sudah pasti kami adalah orang yang menyukai buku dan ilmu pengetahuan. Sebenarnya tidak juga dan tidak harus seperti itu. Tapi mayoritas keluarga Abedrown sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan penemuan oleh peneliti terdahulu. Kakek adalah seorang arkeolog ternama dan Nenek adalah seorang ilmuan. Jadi jangan heran lagi jika aku memiliki pola pikir yang berbeda dan rumit. Gen yang mereka berikanlah penyebabnya. Dengan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan mempelajarinya, keluarga Abedrown mendapatkan masa kejayaan mereka. Namun waktu telah berlalu dan hal itu sudah tidak berlaku lagi. Semuanya telah menjadi biasa-biasa saja, dan hanya rasa kegagalan yang kami miliki. Aku masih memikirkan mereka, keluargaku dan keluarga saudaraku yang lain, namun aku tidak dapat memikirkan jika mereka memikirkanku juga.

Someone Who Needs A Shadow [📌]Where stories live. Discover now