Chapter 10

14.2K 868 43
                                    

Hening.

Suasana dalam mobil itu hening,tidak ada kalimat yang keluar dari bibir ali maupun prilly.

Prilly melirik ke arah ali,wajahnya nampak tenang,tapi siapa tau ali menyembunyikan kilatan api yang siap berkobar di dalam mata hitam legam nya.

Prilly merasa tak enak kepada zidan, siapa wanita yang tak kasihan dengan garis takdir zidan,jika kalian berada diposisi zidan apa yang akan kalian lakukan?

Prilly menghela nafas pelan,mengingat kejadian tadi...

"Lepaskan tangan kotormu dari tangan calon istriku"

"A-li"

Ali berjalan santai kearah keduanya, setelah sampai,ia langsung merengkuh pinggang prilly posesif.

"Apa kau tak tau jika prilly adalah calon istri ku" tanya ali santai.

"Aku tidak tau dan tidak mau tau, sebelum jalur kuning melengkung siapapun bisa memiliki prilly,kau hanya calon nya,kita belum tau apa yang terjadi besok dan selamanya. mungkin kalian.... Ah aku tak bisa mendrepsikan nya" balas zidan menantang ali.

"Oh ya,kau melamar prilly tadi,haha dia tidak akan menerima mu karena kita akan menikah bulan depan,dan kau harus tau jika prilly sedang mengandung anak ku,see kau masih mau menerima wanita yang mengandung anak ku ini" kata ali dengan santai ia mengelus perut datar prilly dengan kasih sayang.

Prilly membelakan matanya mendengar ucapan ali,hamill?ia tidak hamil lagi pula melakukan itu saja belum,ha?.

"Aku akan menjadi ayah dari anak itu, tidak memperdulikan siapapun ayahnya,meskipun ayah nya itu adalah kau,pria brengsek" kata zidan.

"KAU" ali mengeram ketika dikatai brengsek oleh zidan.

Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang