iii

7.2K 1K 159
                                    

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mulai mengenal sosok Jung Jaehyun. Karena dia sendiri orang yang cukup terbuka.

Jaehyun adalah mantan anggota klub jurnalistik sekaligus ketua klub basket saat sekolah. Pernah bergabung dengan grup paduan suara dan menjadi vocalis band.

Dia anak pertama dari sepasang suami istri yang sukses bekerja di firma hukum dan dunia bisnis. Mendapat dukungan penuh dari orangtuanya untuk melakukan apapun yang dia inginkan.

Dia sering menyombong mengenai banyak hal. Mengenai adiknya -Mark- yang tinggal di Kanada, mengenai kakeknya yang mantan jendral dan neneknya yang merupakan salah satu penulis buku best seller saat masih muda. Juga bibi, paman, dan sepupu-sepupunya yang bekerja sebagai dosen, arsitek, dan dokter sekaligus pemilik rumah sakit.

Intinya, dia dikelilingi oleh orang-orang sukses. Jenis anak yang tidak akan pernah tahu arti kesulitan dalam hidup karena kekurangan uang.

Itu sedikit memuakkan, tapi sayang sekali tidak mempengaruhi perasaan anehku padanya.

Aku juga yakin dia masih akan menjadi bahan perbincangan panas sekaligus sosok paling diinginkan seantero kampus mulai besok.

"Lalu kau?"

Jaehyun mencoba balik bertanya mengenai keluargaku, tapi melihat bagaimana biasanya mereka dibanding keluarga Jaehyun membuatku menghindari pertanyaan itu dan cepat-cepat mengganti topik.

"Mana lagi yang bisa kubantu?"

Hampir jam sepuluh, Ten datang dan menjatuhkan dirinya ke tempat tidurku. Tempat tidur di ruangan ini berupa bunk bed. Aku yang takut ketinggian diperbolehkan Jaehyun mengklaim bagian bawah.

"Jadi, bagaimana kamarnya? Tidak terlalu buruk kan, Taeyongie? Apalagi jika kau mendapat teman sekamar seperti itu!" Bisik Ten padaku keras. Dia menatap Jaehyun dengan penuh kekaguman dan senyum lebarnya.

Kebiasaan memalukan Ten saat bertemu pria tampan tidak pernah berubah. Aku hanya bisa menghela napas.

"Hai, kita bertemu lagi. Ten, kan?" Jaehyun menyapa dengan senyum yang tampaknya tidak pernah pergi dari tepi bibir -menunjukan dimplenya yang manis. Jenis orang ramah yang senang mempermainkan perasaan gadis-gadis dengan harapan palsu.

"Yup! Aku Ten!"

Ten mengulurkan tangannya.

Jaehyun, layaknya pria sejati -atau playboy sejati?- menyambut uluran tangan itu.

"Jung Jaehyun. Senang berkenalan denganmu, manis."

Ten tertawa bahagia. Dia selalu lemah akan segala jenis pujian.

Aku berbaring lemas di tempat tidur, membiarkan mereka mengobrol sampai puas -meski dongkol karena jadi sedikit terlupakan.

"Sudah malam, aku harus kembali. Aku butuh tidur cantik yang cukup agar awet muda dan tetap tampan. Bye bye!"

Ten pun pergi dengan heboh. Yeah, dia memang selalu heboh dalam melakukan apapun.

"Sepertinya aku harus membiasan Ten berkeliaran disekitarku dari sekarang, ya? Dia sangat aktif."

"Ide bagus. Persiapkan diri juga mendengar teriakannya tiap waktu dan uhh, ajakannya menonton Barbie."

"Barbie?" Jaehyun meminum minuman kalengnya. "Serius?"

"Serius."

"Unik sekali. Aku baru dengar ada laki-laki remaja yang senang menonton Barbie. Jangan tersinggung, tapi aku jadi cukup bersyukur tidak berbagi kamar dengannya."

My Love Story [✔]Where stories live. Discover now