[9] BEAUTIFUL COLD

5.6K 445 3
                                    

Naruto bersumpah dalam hati, dia tidak akan lagi meminta bantuan pada Hinata. Perempuan itu benar-benar sangat mengerikan jika sedang marah. Seperti saat ini, membawa mobil dengan kecepatan tinggi, bahkan drift yang dilakukan benar-benar sangat sempurna seperti yang dia lihat di salah satu film.

Tetapi tetap saja, jantungnya tidak sehat jika yang membawa mobil tersebut adalah Hinata. Dia yang tidak pernah memakai sabuk pengaman saat mengendarai mobil, untuk pertama kalinya memasang dengan kuat dan bahkan menggenggam erat sabuk di sana. Benar-benar mengerikan, saat ini nyawanya berada di tangan perempuan itu.

Sangat sulit sekali membuka mata, Naruto berdoa di dalam hati agar diberi kesempatan memiliki umur yang panjang.

"Ya Tuhan ... aku terlalu muda untuk mati." dia sengaja mengeluarkan suara sedikit keras, agar Hinata bisa mendengar bahwa dia benar-benar tidak nyaman berada di dalam mobil saat ini. Namun sepertinya perempuan itu tidak peduli. Bahkan ketika Naruto melirik ke arah speedometer, matanya membola sempurna.

200 km/jam.

Hanya mobil jenis sport yang memiliki kecepatan maksimal sampai 290 km/jam.

"Demi Tuhan hentikan mobilnya!" lelaki itu berteriak, demi apa pun dia benar-benar memohon pada Hinata agar segera menghentikan mobil.

"Kumohon hentikan mobilnya!" sudut matanya bahkan berair, Naruto tidak tahu lagi harus berbuat apa. Perempuan itu benar-benar tuli dan tidak memiliki rasa empati padanya.

"Oke."

Mobil berhenti mendadak dan itu berhasil membuat leher Naruto tercekik karena sabuk pengaman. Beruntung kepalanya tidak menabrak dashboard mobil. "Kau benar-benar tidak memiliki perasaan." katanya, sekali-sekali menarik napas untuk mencoba tenang.

"Kau pikir kita memiliki waktu dalam satu hari untuk bertemu dengan semua wanita yang ada di dalam daftar? Belum lagi keberadaan mereka tidak diketahui."

"Hei bukan seperti itu," Naruto menggeram kesal, sudah jelas-jelas bahwa dia hanya meminta mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. Justru apa yang dilakukan perempuan itu adalah mencari jalan pintas untuk mempercepat kematiannya. "Seharusnya kau berpikir dengan kepalamu."

"Untuk apa aku berpikir menggunakan kepalaku, bukankah ini adalah masalahmu? Pikirkan sendiri! Jangan menarik orang untuk ikut campur."

"Kau tidak mengingat dengan perusahaan kalau—" Naruto menelan ludah kasar, wajah Hinata sangat mengerikan saat ini. Perempuan itu memberi tatapan peringatan agar dia tidak lagi berbicara.

Perempuan jauh lebih mengerikan daripada ibunya. "Baiklah ... aku menyerah, biarkan aku yang menyelesaikan semuanya."

Helaan napas terdengar begitu berat. Hinata melirik dari ujung matanya, lelaki itu terlihat begitu frustrasi. "Sebenarnya, ada hal yang bisa dilakukan dengan cepat." wajah murung itu berubah drastis, ia mengernyit bingung dengan senyuman tiba-tiba di sana. Hinata sungguh tidak mengerti, sekarang dia benar-benar menyesal dengan kalimatnya.

"Aku akan meminta bantuan dengan seseorang. Di perusahaan, kami memiliki satu orang yang bekerja dibalik layar."

"Maksudmu hacker?"

Hinata mengangguk. Baginya ini bukanlah hal yang sangat rahasia, dan bahkan terdengar umum di kalangan pebisnis. "Setiap perusahaan pasti memiliki seseorang untuk menjaga dari balik layar. Hanya dengan duduk manis kau bisa menghasilkan banyak uang. Caranya dengan menggunakan akal dan internet. Untuk itu kau harus memiliki IQ di atas rata-rata."

"Karena itu kau bisa menghasilkan banyak uang dengan bantuan mereka?"

Sudut bibirnya terangkat, meskipun tanpa bantuan mereka ia bisa membangun perusahaan lebih tinggi dan memiliki penghasilan di atas rata-rata. "Aku tidak akan melakukan hal rendah seperti itu. Meretas kode bank di seluruh dunia hanya akan membuang waktu. Aku memperkerjakan mereka hanya untuk menjaga setiap data pribadi yang dimiliki perusahaan, agar tidak ada yang bisa meretas."

Beautiful ColdWhere stories live. Discover now