Part 2 (Versi Revisi) - The Damn Cat

5.8K 394 125
                                    

Siapa aja yang uda ikut PO nih? :3 ayo buruan ikutan:3 lebih murah loh. Di Gramed nanti 88 ribu. Kalo PO 65 ribu :3 kuy kuy kuy :3

Untuk yang mau PO bisa hubungi WA 0878 4333 3019. Atau ga buka website shiramedia.com dan cari Lost World. Ayo jangan sampe keabisan edisi tanda tangan! :3 dan sekadar info, kalo mau PO jangan malem2 atau hari minggu ya, kalo bisa siang2, soalnya jam kerja penerbitnya dari senin ampe sabtu wkwk.

Anyway, enjoy versi revisi ini~

**

Well, sebentar lagi aku akan memasuki pesawat. Jadi, ada kata-kata terakhir, mungkin?” Laze bertanya

Lou yang mendengarnya pun meninju lengan Laze keras, kontan membuat pemuda itu mengumpat, “Sial! Mengapa aku malah ditinju?! Lou, mengapa sepertinya kau itu suka sekali menganiaya kakak sepupumu yang tampan ini?” Laze mengelus-elus lenganna yang ditinju tadi.

“Habisnya kau, padahal hanya akan ke Holxom untuk bergabung dengan Zystrome, namun kau mengucapkan selamat tinggal seakan meninggal selama-lamanya.” Lou merengut kesal.

Ini adalah hari di mana Laze akan berangkat ke Holxom untuk bergabung dengan Zystrome. Mereka semua pergi ke bandara untuk mengantarnya. Melepaskan salah satu anggota keluarga untuk pergi merupakan salah satu hal yang berat.

Emma terkekeh melihatnya. “Lou benar, Laze. Well, aku hanya ingin mengingatkanmu untuk berhati-hati. Oh, aku akan merindukanmu, Nak.” Ia lalu memeluk putra semata wayangnya erat-erat, matanya tampak berkaca-kaca.

“Jaga dirimu baik-baik, Nak. Jangan sampai lenganmu terkena laser sepertiku dulu.” Joe kini berpesan.

“Oh, justru aku berharap lenganku terkena laser, sehingga aku akan pulang ke sini lagi.” Sahutan Laze sukses membuat Emma memukul lengannya.

“Hey! Jaga ucapanmu!” tegur Emma.

Laze kembali meringis, ia merutuk. “Ouch! Ma! Mengapa kau jadi seperti Lou yang suka memukulku?!”

Mendengarnya, Lou menyeringai licik. Ia bersedekap. “Well, kakak sepupuku yang tersayang, semoga kau menikmati perjalananmu.”

Laze menelan salivanya. Ia menoleh ke belakang tempat jendela besar berada dan memandang pesawat terbang dengan logo Zystrome yang terparkir di lapangan terbang.

Pesawat itulah yang akan membawanya serta ratusan pria lainnya menuju Holxom. Perlahan wajahnya memucat. Tentu saja ia pasi, ia adalah salah satu dari manusia malang yang mempunyai mabuk kendaraan. Perjalanan empat jam dari Ohio ke Holxom akan terasa seperti empat abad baginya.

Terdengar suara pengumuman bagi seluruh tentara untuk segera memasuki pesawat. Laze kembali memandang keluarganya, dan memakai topi militernya. “Aku harus segera masuk ke dalam. Jadi, sampai nanti, kupikir? Ini bukan perpisahan.”

“Sampai nanti, Nak. Buat aku bangga,” pesan Joe.

Laze tertawa sejenak, ia memberi hormat pada ayahnya laksana seorang prajurit yang memberi hormat kepada atasannya, dan menyempatkan untuk mengacak rambut Lou. Lou mengerucutkan bibirnya sebab kelakuan kakak sepupunya itu, ia memandang punggung Laze yang kian menjauh dan menyaru di antara tentara-tentara lain yang akan berangkat. Rumah akan sepi.

Lost WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang