ONE

23 1 0
                                    

Hold fast to dreams
For if dreams dieLife is a broken-winged bird
That cannot fly.Hold fast to dreamsFrozen with snow.
For when dreams goLife is a barren field

--Langston Hughes--


  A man needs to love and to hate at the same moment,
to laugh and cry with the same eyes,
with the same hands to throw stones and to gather them,
to make love in war and war in love.
And to hate and forgive and remember and forget,
to arrange and confuse, to eat and to digest
what history
takes years and years to do.


--Yehuda Amichai--


***


ONE


Tessa bersorak gembira kala ia mendapatkan email yang memberitahukan bahwa permohonan kerja yang ia cantumkan akhirnya di terima oleh suatu perusahaan besar yang bernaung di London, inggris. Untuk kesekian kalinya, ia tidak bisa berkata apa-apa selain menghabiskan suaranya untuk sekedar berteriak. Secepat kilat ia berlari dan menuju dapur memberitahukan ibunya tentang berita besar yang ia dapatkan.

"mom! Oh—breath, breath tess." Tessa menghampiri ibunya yang sedang membersihkan sisa-sisa piring kotor. Ia lantas memeluk sekilas ibunya dan tak sedetikpun senyum lebar itu hilang dari bibirnya.

"what? Omg you shocked me tess." Ibu tessa yang merasa bingung dengan tingkah anaknya hanya menatap tessa dengan tatapan ingin tahu.

"mom, you know what? Oh my—of course you didn't. mom, look! Aku—diterima—pada—perusahaan—besar (X-DER CORP)—yang—berada—di—London." Tessa berusaha mengucapkannya sepelan dan sekuat mungkin agar ucapannya tidak ada yang tertinggal sedikit pun.

"oh—tess. I'm so proud of you." Wanita paruh baya itu pun ikut meletakkan piring kotornya dan cepat-cepat mencuci tangannya yang di penuhi sabun untuk langsung membawa tessa duduk di meja makan ingin mengetahui kelanjutan cerita gadis itu.

Mereka duduk di kursi meja makan dan tessa secara detail menceritakan jika ia harus meninggalkan Wales kota kecil dimana ia lahir dan di besarkan. Tessa telah menyelesaikan studinya pada salah satu perguruan tinggi negri di kota tersebut. Wales adalah kota yang sangat indah, namun bukan tujuannya melamar pekerjaan yang jauh dari tempat dimana ia lahir dan meninggalkan ibu serta adik-adiknya, melainkan ia hanya ingin membantu ibunya yang bekerja sendiri tanpa ada bantuan seorang ayah, ya—ayah tessa telah meninggal dunia ketika ia lulus dari sekolah menengah atas. Lalu ibunya harus bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Setelah tessa lulus dari perguruan tinggi, ia sempat bekerja paruh waktu untuk membantu ibunya dan menjadi tenaga pengajar lepas untuk anak-anak sekolah dasar. Tapi—tentu saja, itu tidak juga cukup untuk menutupi kebutuhan mereka, ditambah adik tessa, Josh yang akan melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Josh menolak untuk melanjutkan studinya, tetapi Tessa tau jika josh sangat ingin melanjutkannya. Lelaki itu menolak karena ia hanya tidak ingin menyusahkan ibu dan kakak perempuannya, lantas tessa bersikeras meyakinkan josh agar adiknya itu mau melanjutkan studinya tanpa harus berfikir tentang uang. Sedangkan Tom adiknya yang terakhir, masih berada di sekolah menengah atas. Ibu tess, Marry Grissham membuka sebuah toko roti di pinggiran kota Wales dan bekerja full-time disana, ia tidak punya pekerja karena penghasilan dari tokonya tidak sanggup membiayai seorang karyawan, jadilah terkadang anak-anaknya yang membantunya jika mereka mempunyai waktu luang. Kini, dengan diterimanya tessa di salah satu perusahaan terbesar di inggris menjadi peluang untuk gadis itu membantu ibunya. Sebelumnya, tessa telah menceritakan jika ia melamar pekerjaan di perusahaan tersebut, namun ibunya tidak menyetujui keputusan tessa, setelah tessa myakinkan bahwa tidak ada yang perlu di khawatirkan dan berjanji akan pulang dan menjenguk ibu dan saudaranya sebulan sekali, yang pada akhirnya membuat sang ibu menyetujui keputusan anak gadisnya itu.

BEAUTIFUL LUSH | Ongoing #1Onde histórias criam vida. Descubra agora