Prolog

5 0 0
                                    

Adakah yang lebih indah dari pesona senja? Adakah yang lebih memukau daripada cahaya redupnya sang mentari? Atau adakah yang lebih memikat dari semburat jingga di semesta?

Sama halnya dengan senja di langit sore yang membuat siapapun enggan untuk melewatkannya, dan begitupun gue semua tentang Senja Prameswari yang terlampau indah itu gue enggan melewatkan sedikitpun senyumannya. Tak ada kata yang mampu mengungkapkan pesonanya, iya pesona yang membuat hati gue luluh hanya dengan menatap senyum indahnya.

Well, kalian bisa bayangkan seorang Adenda Fajar Mahendra lelaki yang hidupnya hanyalah pengikut arus, tidak punya prinsip dan seakan menutup diri dari dunia luar ( begitulah kata para sahabat jahanam gue ) bisa tertarik dengan seorang cewe berkucir kuda dengan poni yang hampir menutupi matanya atas nama cinta. Cinta woy, ini cinta. Cinta yang dulu sering gue sumpah serapahin, cinta yang membuat mama gue bertahan dengan kebodohannya, cinta yang membuat sahabat gue hampir bunuh diri, dan cinta yang membuat gue kehilangan kakak gue satu-satunya. Asal kalian tau gue begitu mengutuk kata cinta, bahkan gue berjanji dalam hidup gue, gue ga bakal jatuh cinta. Karna cinta hanya membuat seseorang lemah, bodoh dan hancur.

Tapi itu dulu, itu dulu sebelum gue melihat senyum indah dengan semburat pink dipipinya yang mampu membuat gue ga berkedip, membuat gue ga mampu berkata-kata, dan lebih sialnya jantung gue berdisko ria. Teori gue selama ini tentang cinta terpatahkan oleh kata-kata seorang Senja Prameswari. suatu saat kamu pasti akan menemukan seseorang yang kamu tidak bisa hidup tanpanya. Dan itu adalah cintamu.

Senja benar, karna kini gue ga bisa hidup tanpa melihat senyumannya, kalian boleh mengatakan bahwa gue lebay tapi memang begitu adanya. Dia seperti air yang menguyur habis api kebencian gue, menghapus semua bekas-bekas luka yang mulai mengering dan yang paling penting dia mengajari gue arti cinta yang sebenarnya. Cinta yang saling melengkapi, cinta yang tidak menuntut balas, cinta yang menguatkan, namun ada satu cinta yang senja ajarkan ke gue yang tidak bisa gue terima teorinya yaitu cinta yang tak memiliki. Bisa bayangin dong cinta tak memiliki, kenapa harus ada cinta jika tak bisa memiliki, bukankah itu justru lebih menyakitkan daripada diselingkuhin? Tapi semakin lama gue mengerti bahwa cinta tak memiliki adalah puncak cinta tertinggi, karna disitulah cinta yang sebenarnya sedang diuji.

Seperti halnya Fajar dan Senja yang tidak akan pernah bisa bersatu walaupun berusaha sekuat apapun, karna jika mereka bersatu maka akan ada kehancuran yang besar, akan ada tangis yang tak berhenti dikumandangkan dan kepedihan yang menyayat hati.Akankah sang cahaya harapan abadi mengerti jika ada cinta tulus yang terpisahkan oleh egonya? Atau justru sang cahaya harapan abadi memang berniat memberi harapan pada fajar dan menguburnya dalam senja yang hanya dapat diketahui oleh embun pagi dan pekatnya kabut malam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Catatan di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now