1

652 64 5
                                    

Cast: Min Yoongi, Han Jiyoo (You/OC), Zhoumi of Super Junior, Suran, and Jimin BTS

Disclaimer: I own nothing. Just this story.

Warning: yeah, ini adalah cerita dengan genre pasaran dan cerita pasaran :'

Don't like this pairing or cast? Close this page and write your own story and cast.

Let's begin.

**

Jemari mungil milik gadis bersurai cokelat itu terus bergerak menekan tuts piano. Dentingan abstrak tak bertempo menembus udara. Menyambung suara denting jam dinding di ruangan tersebut.

Bunyi melodi terdengar tatkala gadis itu menjatuhkan pipi kirinya agar membentur tuts piano. Bosan. Itulah yang ia rasakan. Sudah dua puluh tiga menit ia menunggu. Kelopaknya tertutup dan masih dengan jemari yang menekan tuts piano.

Tak lama bunyi bel terdengar. Senyumnya merekah saat itu juga, tetapi gadis ini masih mempertahankan posisinya. Masa bodoh jika nanti pipi kirinya akan tercetak bekas tuts piano. Tiga detik kemudian pintu terbuka. Suara seseorang menutup pintu dan membuka sepatu menjadi sorot utama gendang telinganya.

"Kau pingsan?"

Entah itu kalimat pernyataan atau pertanyaan. Nada sedatar itu membuat alisnya mengerut. Tanpa menoleh gadis itu paham bahwa sosok yang tadi memencet bel sudah berada tak jauh di belakang punggungnya. Ia bertaruh bahwa hari ini sosok itu pasti memakai beanie dan kaos longgar. Ah, jangan lupakan ripped jeans biru.

"Tidak, aku sudah mati."

Jawaban sarkas dari gadis bersurai cokelat membuat sosok yang ditunggu tertawa singkat.

"Bangun. Mainkan lagu yang sudah kuajarkan kemarin."

Gadis itu bangun dari posisi absurd-nya. Kini ia menegakkan punggung dan menoleh ke belakang dengan mata memicing. Dua detik kemudian ia menoleh dan mendengus.

"Sudah lupa."

Pelaku pemencet bel, Min Yoongi, mengurut pangkal hidungnya jengah. Inilah alasannya mengapa ia tidak mau menjadi guru les piano anak remaja. Apalagi perempuan.

Shit. Batinnya mengumpat.

"Dengar, aku sudah memberimu kabar bahwa aku akan terlambat, bukan? Jangan bersikap seperti ini."

Gadis itu tetap diam. Dalam hati sedikit takut dengan nada bicara guru lesnya. Jika ditelaah, pria di belakangnya sama sekali tidak salah. Namun, pemilik surai cokelat ini masih mau menunjukkan aksi merajuknya. Berpikir bahwa nanti ia akan dibujuk dengan segala cara. Berharap hal yang indah tak buruk, kan?

"Han Jiyoo,"

"Namaku Min Jiyoo."

Yoongi tertawa hampa mendengar kalimat tersebut. Dengan santai ia menaruh tas ransel di samping bangku. Kaki rampingnya berjalan menuju ke samping piano putih yang ada tak jauh di depan.

"Don't you dare use my family name, Miss Han",

"No, I'm not. I will. Well, in future",

Manik onyx dan caramel bertatapan. Yoongi sadar, dari awal ia mengajar anak tunggal dari pasangan Han ini, manik caramel-nya menunjukkan sesuatu yang jelas dan pasti, gadis ini mengaguminya, bahkan tak jarang gadis ini mengatakan bahwa ia menyukainya. Ck.

Han Jiyoo bukanlah tipikal perempuan malu-malu. Bukan perempuan yang suka makan di restoran mewah. Bukan perempuan yang identik dengan putri raja.

Han Jiyoo adalah sosok perempuan yang gampang menunjukkan ekspresinya. Perempuan yang berani—walau cenderung tidak punya malu. Perempuan yang bisa melawan setiap perkataan pedas lawan bicaranya.

Melody Of LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora