2

381 54 11
                                    


Entah sudah berapa kali dahi gadis bersurai cokelat ini mengerut. Ia tengah dilanda kegalauan luar biasa. Duduk di tengah-tengah orang dewasa di kedai kopi nyatanya bukan pilihan tepat.

Ketiga orang dewasa di depannya langsung memesan kopi tanpa melihat menu, seperti hal yang biasa. Seperti saat ia memesan es krim kesukaannya di kedai es krim langganannya. Sebenarnya di menu itu ada tulisan yang membuat matanya berbinar bahagia, 'Hot Chocolate'. Namun, begitu mendengar semua pesanan ketiga orang dewasa yang bersamanya dengan serempak memilih kopi membuatnya bungkam.

"Aku.. pesan cappuccino saja."

Laki-laki di sebelahnya mengangkat satu alis, menanyakan 'apa kau yakin?' secara tidak langsung. Dengan mantap Jiyoo menutup menu dan mengulang pesanannya dengan tegas, "cappuccino satu."

Menunggu pesanan rasa bosan menerjang Jiyoo. Yoongi ada di sebelah kiri. Di depannya ada Suran dan di sebelah Suran ada Zhoumi. Mereka bertiga sibuk membicarakan musik, tetapi pembahasan yang cukup berat dan sulit ia cerna.

Sebenarnya Jiyoo bermain piano hanya untuk bersenang-senang tapi Ayahnya dengan senang langsung menyewa guru piano. Mendapat guru piano yang sesuai dengan tipenya adalah suatu anugerah yang tidak boleh ditolak, kan?

Pesanan mereka datang. Aroma kopi sudah menyeruak di permukaan membuat dahi Jiyoo tambah berkerut. Rasa pahit dari kopi bahkan sudah dapat ia rasakan di pangkal lidahnya—padahal ia belum menyentuh kopinya sama sekali.

Yoongi menghela napas pelan sebelum meminum kopinya. Lelaki ini tahu bahwa gadis di sebelahnya sangat memaksakan diri dengan memesan kopi. Gadis perawakan mungil yang dikira semua orang masih SMA seperti dia pasti tidak suka kopi dan lebih menyukai cokelat.

Salah sendiri memesan kopi. Batin Yoongi masa bodoh.

Onyx-nya melirik ke arah Jiyoo. Raut wajahnya ketara sekali tidak menyukai rasa pahit yang menyerang lidahnya. Dahi serta matanya berkerut. Lucu. Yoongi ingin sekali menertawainya.

Dengan cepat lelaki bersurai blonde itu menaruh kopinya kembali dan meletakkan lima lembar won di atas meja, "aku dan Jiyoo pergi dulu. Itu untuk kopi kami berdua."

Menarik tangan gadis di sebelahnya dan langsung pergi keluar. Menyisakan Zhoumi dan Suran yang bertatapan dengan wajah bingung setengah geli.

**

"Oppa, mau ke mana?"

"Menyelamatkanmu."

Bibir gadis bersurai cokelat ini langsung mencebik lucu. Ia paham sekali maksud guru pianonya ini.

Apa wajahku ketara sekali ya bahwa aku tidak suka kopi? Batin Jiyoo.

Keduanya sampai di salah satu kedai es krim. Dengan mata berbinar Jiyoo langsung menerobos masuk memesan es krim membuat Yoongi geleng-geleng kepala.

Dasar bocah. Batin Yoongi geli.

Mereka berdua kini tengah duduk di dekat taman dengan Jiyoo yang sibuk menghabiskan es krimnya. Mereka duduk berhadapan dan Yoongi sibuk dengan ponselnya. Jiyoo tidak masalah kali ini dicueki seperti itu karena ia juga sibuk dengan es krimnya. Maniknya tanpa sengaja melihat sepasang kekasih yang tengah bermesraan.

"Aih, manisnya. Oppa, lihat."

Tarikan di ujung lengan jaket membuat pemilik onyx itu mengalihkan atensi dan mengikuti padangan ke arah yang ditunjuk gadis di depannya.

Dahi Yoongi berkerut dan ia merotasikan matanya malas, melihat sepasang kekasih melakukan hal-hal seperti itu sudah sering ia lihat. Lama-lama ia risih.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Nov 24, 2017 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Melody Of Loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें