STILL

1K 23 1
                                    

>MAN Pov<

Aku melihatnya hari ini, untuk pertama kali setelah yang terakhir. Kembali aku berjalan ke memori yang hanya aku dan dia di dalamnya.

Aku masih ingat semuanya, apakah dia juga? Atau dia sudah lupa?

Tatapannya yang selalu mampu meluluhkanku dan senyumnya yang selalu membuatku seakan meleleh seperti ice cream yang terkena sinar matahari.

Gadis itu, bisakah aku memilikinya lagi?

" aku lelah kak, aku lelah dengan sikap dingin kakak sikap tak acuh kakak. Aku hanya butuh sedikit perhatian. Aku lelah dengan semuanya, sebaiknya kita berakhir saja "

>MAN pov end <

< WOMEN Pov >

Dia dihadapanku. Dia, pria yang selalu membuatku gelisah setiap malamnya.

Seberapa kuat aku ingin melupakannya, semakin besar aku mencintainya.

Ingin rasanya aku menghambur kepelukannya, namun... Aku tidak yakin. Akankah dia menyapaku? Akankah dia tersenyum padaku?

Bodoh...

Apa yang kuharapkan? Dia menyapaku? Dia tersenyum kearahmu? Aku memang bodoh...

< WOMEN pov end >

_Author pov_

Mereka hanya saling menatap tanpa ada yang memperlihatkan ekspresi mereka. Tidak ada yang enggan bergeser ataupun berpindah dari tempat mereka berdiri, kendaraan berlalu lalang diantara mereka, tanda bagi pejalan kaki berkali kali menyala namun tidak ada gerakan yang mereka timbulkan, hanya bersikukuh berdiri di tempat, menyeruakkan perasaan dalam hati.

_Author pov end_

> MAN pov<

Memori itu terus berputar di kepalaku seperti film yang diputar di bioskop namun hanya aku penontonnya.

Hanya melihatnya membuatku ingin menerobos kendaraan yang ada di hadapanku dan menghampirinya, sekedar ingin mendengar suaranya.

Seandainya aku mampu mengendalikan waktu, aku ingin kembali ke masa itu. Aku ingin memperlihatkan betapa aku mencintainya betapa aku ingin memilikinya.

Tapi...

Aku tetap pada apa yang kupertahankan, tetap berdiri seperti pecundang yang hanya diam menatapnya.

Hari itu saat ia mengatakan perpisahan dan meninggalkanku...

Aku sakit...

Aku terluka...

Dan semua seakan berhenti menyisakan aku dan rasa sakit yang disebakan oleh kebodohanku.

Menyesal? Aku sangat menyesal.

>MAN pov end<

<WOMEN pov>

Melihatnya selalu membuatku ingin menangis.

Sakit? Tentu saja.

Terlebih saat aku membayangkan ia dengan gadis lain.

Aku benci diriku sendiri yang mengakhiri semuanya saat hatiku belum siap untuk melupakannya. Aku menjadi sakit saat harus mengingatnya kembali, aku ingin kembali, apakah aku bisa?

Aku mencintainya, apakah dia juga? Sungguh aku benci diriku yang tidak bisa melupakannya.

Jika saja waktu itu kami tidak bertemu, bukan, jika saja aku tidak pernah mengenal dan mencintainya... Mungkin saja aku tidak sesakit ini.

Mungkin saja...

Berulang kali aku menutup mata untuk melupakannya namun, saat membuka mata kembali.. Bayangannyalah yang kulihat pertama kali.

Sesak...aku sangat sesak...

<WOMEN pov end>

> MAN pov<

Dia menangis? Apa dia menangis karena melihatku? Ingin aku menghapus air matanya dengan tanganku sendiri.

Aku benci diriku sendiri yang membiarkan air mata itu lolos dari pelupuk mata indahnya, seharusnya aku disana...

Aku sesak....

Aku mencintainya.

Jika aku diberi kesempatan... Aku ingin memeluknya erat dan tidak akan kubiarkan ia pergi lagi.

Aku mencintainya... Aku mencintai gadis itu.. Sangat!

>MAN pov end<

<WOMEN pov >

Akankah aku kembali? Akankah dia menerimaku?

Tuhan... Izinkan aku memeluknya lagi walau hanya sedetik saja.

Aku sangat mencintainya... Mencintai pria itu hingga rasanya aku tercekik dengan cinta ini.

<WOMEN pov end>

_Author pov_

Tatapan mereka terputus saat sebuah mobil berhenti tepat di hadapan mereka hingga membuat mereka tidak dapat melihat satu sama lain. Dan saat mobil itu bergerak mereka tidak lagi berdiri disana...

Mereka berjalan berlawan arah...

_Author pov end_

_FIN_

Hehe😀😀 hanya tulisan iseng iseng...

STILLWhere stories live. Discover now