PROLOG (Revisi)

68.3K 2.1K 10
                                    

Tangerang, 6 Juli 2018

بِـــــــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Dari sebuah perjuangan melahirkan ketabahan yang luar biasa. Tersenyum meski sakit. Dan, tertawa meski banyak duri di tubuh. Tak pernah marah apalagi sampai berlebihan. Cukup kecewa dalam diam. Menyimpan semua kesakitan dalam diam tanpa perlu diumbar.

Mencoba ikhlas terhadap alur kehidupan yang terkadang tak seindah yang dibayangkan. Menginginkan selalu menolong sesama meski harus memgesampingkan kondisi diri sendiri.

Cita-citanya satu, menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Selama dirinya mampu kenapa tidak?

Seperti langit yang selalu menyimpan banyak kebaikan untuk bumi. Tanpa pernah meminta balasan apapun. Tak perduli dengan apa yang penduduk bumi lakukan padanya. Langit tetap menaungi bumi dengan setianya.

Dan, Seteduh Langit yang teduh. Mata itu seakan menyerap sedikit keteduhan langit. Memancarkan ketulusan dan keikhlasan tanpa meminta balasan. Ia hanya ingin seperti langit yang teduhnya membuat bumi menjadi sejuk.

~ • ~

Tangerang, 18-11-2017 (First Update)

Prolog ini saya revisi. Pada part 1 dan part 4 ada sedikit tambahan kalimat. Jika ada yang tidak dimengerti, mohon dikoreksi. Karena pelupa adalah sifat manusia :)

Salam Manis Dariku,
-Rifasyah-

 Seteduh Langit | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang