26: A Habit

293 27 6
                                    


(Hiiro's PoV)

—Toko Roti Adlera—Malam Hari—

Setelah kami menuju ke lantai 2, tempat para pasien rawat inap di bangunan ini, Lith memeriksa tubuh, nadi, serta nafas si Gadis Rubah.

Aku duduk di samping kasur milik Leiva dan menunggu hasilnya. Seperti biasa, Leiva masih belum bangun.

Lith membuka baju dan mengekspos tubuh si Gadis Rubah.

Lith memasang wajah yang cukup kesal. Dia menggosok kepalanya dengan tangan kirinya dan berkacak pinggang dengan tangan kanannya. Yang pasti bukan karena melihat lekukan tubuh pasien yang masih anak-anak, karena tak jarang pasti dia dapat pasien anak-anak.

Aku juga paham setelah melihat wajahnya itu. Aku berjalan mendekat dan melirik penyebabnya, lalu aku melihat di tengah belahan dada Gadis Rubah yang masih rata itu, terdapat sebuah bekas jahitan yang tak rapi.

Itu terlihat seperti pekerjaan amatiran.

Dia kembali menghela nafas.

"Selain itu... hei, berikan botol obat itu."

"Ah, ya."

Aku melemparkan botol obat itu pada Lith. Lith menangkapnya tanpa melihat, dan membuka tutupnya, lalu membau dan mencicipnya. Lalu, dia malah meneguknya.

Ketika aku hendak menegurnya, Lith tiba-tiba mendangak dan matanya membelalak. Dia memegangi lehernya dan terlihat sulit bernapas.

"Oi, Lith!"

"*Uhokh*"

Lith memuntahkan kembali cairan yang diminumnya. Lantai kayu ternodai warna kemerahan. Juga... ada sebuah gumpalan bulu putih yang keluar bersamaan dengan cairan itu.

"Sudah kuduga, ini hanya pembersih saluran pernapasan yang akan mengangkat semua bakteri dan zat lain yang seharusnya tak ada di saluran pernapasan. Selain itu juga kualitasnya tak terlalu baik."

Ternyata benar mereka telah ditipu dengan barang murahan. Dan bulu putih itu adalah bulunya Lith sendiri.

"Oi, kalau aku ditagih obat itu, apa yang harus kulakukan?"

"Ini mudah dibuat, kok. Hanya campuran dari ekstrak 1 buah Ruffle, cairan dari 3 tangkai tanaman herbal Orite, lalu direbus dalam air mendidih dan didinginkan selama satu sampai dua hari."

Ruffle dan Orite, keduanya biasa tumbuh di hutan. Entah kenapa mereka tak akan tumbuh kecuali dikelilingi tanaman lain di sekitar mereka. Tapi mereka tak langka di alam liar.

Yah, tapi tidak untuk orang biasa di Babel. Hutan terdekat kan adalah Hutan Uril, yang terdengar berbahaya, dan berada di luar tembok. Berapa banyak orang yang mau repot ke sana hanya untuk mengambil beberapa bahan obat saja?

Tapi kurasa aku bisa mengumpulkan mereka dengan mudah. Masalahnya adalah aku tak tahu cara membuatnya.

"Yah, lagian, kita tak akan memerlukannya. Sebab rubah ini tak lama lagi akan sembuh."

Mengatakan hal itu, Lith tersenyum dan memberikan sorotan mata yang mengatakan padaku untuk tak mengkhawatirkan apa-apa.

"Memang apa penyebabnya?"

"Dari semua hal yang kulihat, aku menyimpulkan bahwa anak ini mengalami pendarahan di paru-paru. Pendarahannya sangat kecil, tapi bahaya bila dibiarkan lama-lama."

"Kalau begitu obat tadi hanyalah semacam obat yang diberikan untuk meredam sementara? Selain itu, 5 clor emas tiap kalinya untuk botol sekecil itu?"

Slave Liberators [Tamat]Where stories live. Discover now