20

6.2K 503 8
                                    

Malam sudah menjelang begitu rombongan Edward beserta sahabatnya  tiba di halaman depan kastil. Bukan tanpa alasan perjalanan mereka lebih lama dari yang seharusnya. Hal itu di karnakan selama perjalanan pulang, Edward dan juga sahabat-sahabatnya, Thomas dan David, berbincang ringan dan bertukar kabar, mereka membahas tentang kabar-kabar terbaru di London yang tidak Edward ketahui, karna praktis selama Ia di Cornwall, Edward tidak terhubung dengan dunia luar.

Saat melihat kepulangan Lord nya, Peregrine yang memimpin beberapa pelayan lainnya menyambut kedatangan Lord nya. Saat Peregrine mendekat ke Edward, Edward mencoba membangunkan Pruistine yang tengah tertidur dengan sangat lembut. "Bangunlah, My dear, kita sudah sampai ... "

Pruistine sedikit menggeliat, lalu Ia membuka kedua matanya. Ah, sudah sampai rumah, batinnya. Dengan enggan Pruistine menegakkan tubuhnya, jika boleh jujur, Pruistine merasa sangat tidak rela meninggalkan dada bidang Edward yang terasa hangat dan menenangkan, karna Pruistine tahu begitu Ia tidak lagi bersandar di dada Edward, kecemasan dan ketakutan akan kembali Ia rasakan.

Edward tersenyum melihat keengganan di mata Pruistine, dan dengan penuh sayang dia mengusap rambut Pruistine. Lalu Ia melompat turun dari kuda, "Ayo, kubantu kau turun, My Dear," ujar Edward begitu Ia sudah turun dari kuda.

Menghela nafas pasrah, Pruistine menempatkan tangannya di pundak Edward dan membiarkan Edward membantunya turun. Karna faktor lemas dan mengantuk, tidak sengaja Pruistine oleng saat akan turun, membuat dirinya mengalungkan tangannya di leher Edward guna menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Hati-hati, My Dear," ucap Edward sambil mendekap Pruistine.

Pruistine mendongak menatap mata Edward, "Ya, maaf ... " sahut Pruistine lirih sambil menatap mata Edward. Tatapan mata lelah Pruistine membuat Edward terdiam terpaku, dan tanpa Edward sadari, Ia memandang Pruistine dengan tatapan penuh rasa cinta. Membuat orang-orang di sekitar mereka merasakan pemujaan Edward kepada Pruistine.

Keadaan menjadi sunyi untuk beberapa saat. Dalam kesunyian itu Pruistine merasakan perasaan aneh di hatinya. Jantungnya terasa berdetak keras karna kedekatannya dengan Edward saat ini. Entah mengapa, segala kecemasannya hilang saat dirinya tengah di dekat Edward.

Terdengar suara seseorang berdeham yang memecahkan suasana sunyi, membuat Pruistine dan juga Edward, yang sedang saling terpaku dengan posisi berpelukan erat terlonjak kaget. Keduanya menatap ke arah orang yang berdeham tadi, yang tidak laim adalah sahabat Edward, David.

David tampak sudah berdiri bersisian dengan Thomas, lalu mengekor di belakang mereka, Mary, tampak tertunduk diam sambil menjaga jarak dengan keduanya.

"Jika kau terus menerus memeluknya seperti itu, aku mulai khawatir ada hubungan terlarang di antara kalian berdua, Edward," dengan menyebalkannya David berceletuk. Sangat jelas sekali bagi David hubungan apa yang kini tengah terjalin di antara Edward dan anak perwaliannya itu. Hal yang sedikit David sesali, karna baginya kesempatan untuk mendekati anak perwalian Edward pupuslah sudah. Tidak mungkin baginya merebut wanita dari sahabatnya sendiri. Walau dalam kasus Edward, tampaknya hubungan mereka akan mengalami beberapa masalah, di karenakan posisinya sebagai wali dari sang gadis.

Yah, biarlah waktu yang menentukan nasib keduanya, jika nantinya sulit bagi keduanya untuk bersatu, aku bisa jadi orang pertama yang akan mendekati gadis itu, pikirnya. Dalam hati David memuji dirinya sendiri akan kebesaran hati yang Ia miliki.

Melihat David yang tampak kesal membuat Edward menyeringai senang. Misinya menunjukkan kepemilikan akan diri Pruistine telah berhasil, karna kini walau pun tampal kesal. Edward tahu David bukanlah sebuah ancaman lagi baginya.

"Kami hanya berangkulan sejenak karna seperti yang kau lihat, gadis ini, Pruistine, anak perwalianku, hampir saja terjatuh dari atas kuda," seringai Edward menanggapi perkataan David.

Lady's Astley [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang