➸ Nebus Dosa

13.5K 2.2K 311
                                    

komen ngapa gaes, jempol kalian masih sehat kan? :(




"Heh lo! Ngerti attitude gak? Main nyelonong gitu aja!" sentak Jinyoung sesaat setelah sang adik turun dari jok belakang kawasaki ninjanya tanpa mengucap sepatah kata pun.


Hyunjin berdecih atas omelan sang kakak. "Lo ikhlas gak sih nganterin gue?" racaunya dengan wajah malas.

"Dasar lo, adek enggak tau diuntung! Masih bagus gue mau nganterin lo padahal kampus gue berlawanan arah dari sekolah ini!" timpalnya lagi.

"Iya, iya, makasih banyak. Dasar lu, gini aja pamrih! Gue cabut dulu,"

"Cium tangan gue dulu!" Jinyoung menyodorkan telapak tangannya dan langsung membuat Hyunjin menatapnya sarkatis. 


Dengan cepat ia tampik tangan sang kakak, "lu bukan bokap gua! udah ah, gue mau masuk. nanti sore jangan lupa jemput, sampe enggak gue laporin bokap biar uang jajan lu dipotong!" tandas si bungsu itu meninggalkan sang kakak yang cuma bisa membesarkan hati karena memiliki adik durhaka seperti hyunjin.


Meski tangannya harus dibalut menggunakan perban dan disangga oleh gips, Hyunjin tetap nekat berangkat ke sekolah. Sebenarnya sekolah bukanlah tempat favoritnya. Namun kalau di rumah pun ia tak mungkin memiliki kegiatan selain merebahkan diri di kasur.


Tangan kirinya sedang mengalami disfungsi dan membuatnya tak bisa memegang joystick dengan benar.

"Hyunjin!" tiba-tiba rungunya disapa oleh alunan suara parau—begitulah Hyunjin menyebut vokal yang keluar dari pita suara Erisca. 


Sejatinya itu bukan merupakan sarkasme, hanya saja sejak pertama kali mendengar suara gadis itu bicara, Hyunjin merasa kalau Erisca memiliki suara yang unik dan khas. Yah, sebenarnya bisa disebut lucu juga, sih. Tapi Hyunjin enggan mengakuinya. 


Dan benar saja, saat ia menoleh ke samping, Erisca sudah menyambutnya dengan senyum yang sangat cerah—seolah-olah ia berniat mengalahkan pancaran sinar matahari pagi ini.


"Tuh cewek ngapa dah ngedeketin gue mulu..." gumam Hyunjin.


"Eh, kita belum kenalan. Namaku Erisca, tapi biasa dipanggil chacha." gadis bersurai sepinggang itu menyodorkan tangannya. Lagi-lagi Hyunjin dibuat memicingkan sebelah mata, keheranan.

"Hai, Erisca." Hyunjin balas menjabat tangan Erisca. Tak ia indahkan Erisca yang menyarankannya untuk memanggil gadis itu dengan sapaan akrab.


"Ngapain lo di sini?" tanya Hyunjin. Namun bukannya menggubris pertanyaan tersebut, Erisca malah secara tiba-tiba menarik tali tas yang menggantung di punggung lelaki itu.

"Aku bawain ya tasmu?"

"Enggak usah, gue bisa bawa sendiri." Hyunjin berusaha mengelak.

"Jangan, lengan kamu masih sakit!" Erisca langsung melenggang pergi. Diikuti dengan Hyunjin yang masih terpaku atas iktikad baik—tapi memaksa—dari Erisca.


Hyunjin pun tak ingin lama-lama ambil pusing. Malah sebenarnya bagus, karena mulai dari rumah hingga di sekolah, Hyunjin harus repot-repot menahan linu yang menjalar di seluruh tubuhnya.

"Bangkumu di mana?" tanya Erisca sesampainya ia di kelas Hyunjin.

"Di situ." Jawab Hyunjin sambil menunjuk bangku yang terletak di paling belakang, pojok pula. Erisca pun bergegas memasuki kelasnya tanpa sungkan. 


Bukannya tidak sopan, sih. Tapi memang ada beberapa murid di kelas Hyunjin yang ia kenal—maklum, namanya juga aktivis sekolah.

"Tempatmu terpencil banget, enggak kelihatan dari meja guru. Pasti kamu sengaja nempatin bangku ini supaya leluasa tidur, ya kan?" celetuk Erisca yang cuma ditanggapi dengan gestur cuek oleh Hyunjin.

"Emang gitu anaknya Cha, demen banget molor udah kayak kebo." Felix—yang entah sejak kapan sudah berada di balik punggung Erisca—secara tiba-tiba menyela ocehan gadis itu.

"Diem lu, monyong!" Hyunjin mencibir.

"Eh, Felix, hai!" sapa Erisca.

"Ngapain lu repot-repot bawain tasnya nih kunyuk?" kata Felix yang ditujukan untuk Hyunjin.

"Oh, ini upaya menebus dosaku sama Hyunjin."

"Lu pikir ini sakramen tobat pake acara menebus dosa?" Hyunjin kembali mencibir. Habis Erisca bicaranya aneh-aneh.

"Udah jangan terlalu panik, dia mah enggak pernah peduli sama pelajaran, Cha." kata Felix.

"Mulut lo kayaknya butuh dikuliahin deh Lix?" Hyunjin mendadak naik pitam.


"Ya udah kalo gitu kau balik dulu ya... kamu kalo butuh apa-apa jangan sungkan bilang ke aku ya Jin." tandas Erisca yang seakan mengumpamakan dirinya sendiri dengan genie dil film Aladdin.


Ia pun lantas melenggang pergi dari kelas Hyunjin. Yang dipamiti pun hanya balas melambaikan tangan dengan asal dan seakan tak sama sekali berminat meletakkan atensi berlebih.


 

cocok banget lah udah kalo jadi kakak adek huhuhu

JYP WHAT THE FVCK ARE YOU DOING YOU DUMBASS AS FWAAAAKKK!!!!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JYP WHAT THE FVCK ARE YOU DOING YOU DUMBASS AS FWAAAAKKK!!!!!!!

JYP WHAT THE FVCK ARE YOU DOING YOU DUMBASS AS FWAAAAKKK!!!!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dear Hyunjin [✔]Where stories live. Discover now