Prologue

7 1 0
                                    

*Warning! Terdapat umpatan kasar.*

Mata adalah pencaran jiwa.

Sebuah idiom - atau ungkapan yang sering kita dengar. Tapi benarkah itu?

Menurut pendapatku, itu benar. Karena, aku pernah memiliki seseorang yang memiliki pancaran mata yang hangat, persis seperti hatinya.

Dia begitu baik hingga aku percaya tidak ada satu malaikat pun yang bisa menandingi kebaikannya. Lembut, hingga tidak ada sutra yang dapat menandingi kelembutannya.

Semua perasaan sedih, gelisah dan amarah yang aku alami akan hilang ketika aku melihat matanya. Aku bahagia karena bisa memiliki dan melihatnya setiap hari.

Tapi, itu tidak bertahan lama.

Kebahagiaanku direnggut! Aku tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkannya.

Kenapa!?

Kenapa dia harus pergi? Dialah satu-satunya cahayaku! Dialah satu-satunya hidupku! Aku terlalu yakin bahwa ia akan baik-baik saja. Aku terlalu yakin hingga aku tidak mempersiapkan apapun untuk melindunginya.

Aku tidak bisa melindunginya.

Aku kehilangan dia.

Dan kini aku tidak bisa melihat matanya lagi.

'Kenapa kau menyalahkan dirimu? Kau bukanlah penyebab dia meninggal. Tapi pria keji itu! Dialah yang merenggutnya darimu!'

Iya itu benar. Dialah yang merenggutnya dariku.

Aku akan membunuhnya!

'Tidak. Itu terlalu baik untuknya. Biarkan dia hidup. Biarkan dia mengingat perbuatan kejinya selama sisa hidupnya. Biarkan dia melihat monster yang telah ia ciptakan.'

~~~~~~~~

10 tahun kemudian

"Dasar monster keparat!!"

Monster. Aku tertawa mendengar kata itu. Oh, aku senang ada yang memanggilku seperti itu.

Ya, aku adalah monster!

"Detektif, terima kasih atas pujianmu, tapi bisakah kita lanjutkan permainan kita?" Meskipun dia memujiku, aku tidak ingin menghentikan permainan ini. Tidak mungkin aku berhenti ketika keseruannya baru sampai puncak.

"Lepas.. Lepaskan mereka!! Biar aku.. Biar aku yang menjadi korbannya. Aku mohon padamu!"

"Tik.. Tok.. Tik.. Tok.. Waktu terus berjalan. Kau tidak bisa menyelamatkan mereka seperti itu. Sekarang beritahu aku jawabanmu."

Dia diam sejenak. Aku bisa melihat bahwa ia berpikir dengan sangat keras.

"Mata! Jawabannya mata!"

Bingo!

Jawabanmu tepat sekali. Tapi sayang kau tetap kalah, detektif.

"Hey! Hey! Aku memberimu jawaban yang tepat kan? Sekarang lepaskan kami!"

Aku menyeringai.

"Sepertinya kau salah paham dengan peraturanku, detektif. Aku memberimu waktu 8 menit untuk menjawab, tapi kau menjawabnya dalam waktu 8 menit 2 detik."

Oh.. Kemenangan memang terasa sangat manis.

"Kau.... Kalah."

"Apa!? Tidak! Tidak! Tidak!"

Aku tersenyum puas melihat karyaku.

Oh.. malam yang indah ini akan selalu terpaku di dalam benakku. Dan suara jeritan merdu mereka akan selalu menjadi lagu favorite-ku.

Aku ingin melihat ini sampai selesai, tapi sayangnya, ada hal lain yang harusku lakukan.

Aku menghela nafas. Yah.. Mau bagaimana lagi.

"Terima kasih sudah menghiburku, detektif. Dan sampai bertemu lagi."

~~~~~~

Oke.. Prologue telah selesai.. Saya tahu, pasti ada beberapa yang gregetan ya.. Sebenarnya dia ngapain si?

But..... I'll reveal it later XD

Karena cuman prologue, saya cuman mau tuangin perasaan pelaku. Kira-kira seperti itu si, semoga tersampaikan dengan cukup baik XP

And I want to remind you again, cerita ini akan sedikit brutal, saya mengambil inspirasinya dari wattpad story yang lain, film-film, novel, game dan beberapa anime. Creditnya akan saya cantumkan di masing-masing chapter.

Oke untuk sekarang seperti ini dulu ceritanya. Stay tuned!

Sora_Akatsuki

UnidentifiedWhere stories live. Discover now