10. DECRESCENDO

1.1K 195 98
                                    

"Italian dynamic marking meaning to gradually get softer"

.

.

.

Awal pekan. Seperti biasa, Guanlin pagi ini bersiap untuk pergi ke sekolah. Sebenarnya ia masih tak mengerti. Apa faedah sekolah untuk vampir sepertinya? Ia tak punya masa depan. Ia bukanlah manusia yang memiliki mimpi untuk menjadi hakim maupun pengacara, ataupun menjadi dokter atau astronot. Baginya, sekolah hanyalah upaya kamuflase yang ia lakukan supaya identitasnya tetap aman.

Jaman dulu, vampir sepertinya banyak berkeliaran di dunia manusia, menyebarkan keresahan yang tak terelakkan. Tapi dewasa ini, jumlah makhluk penghisap darah itu semakin menipis. Ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, dan salah satunya adalah keberadaan pemburu vampir yang menjadikan perburuan itu laksana hobi.

Sejauh ini Guanlin belum pernah bertemu sesamanya selama ia tinggal di Seoul. Radar vampirnya belum pernah bereaksi di kota besar itu. Ia sempat berpikir bahwa mungkin ia adalah satu-satunya vampir yang tersisa di kota ini. Makhluk sejenisnya mungkin sudah punah di kota besar ini.

Seperti biasa, pagi ini Guanlin mengendarai motornya untuk pergi ke sekolah. Sebenarnya ia lebih suka melakukan teleportasi, tapi ia tahu bahwa ia harus menghemat energinya supaya perutnya tak cepat merengek minta minum. Ia tak mau sering-sering berburu di hutan. Jaman sekarang jumlah hewan di hutan juga semakin menipis. Ia pernah berpikir untuk berburu di kebun binatang, tapi sepertinya itu akan sangat menyalahi aturan dan berpotensi menimbulkan kericuhan. Bukan hal yang bagus.

Motor Guanlin bergerak dengan kecepatan sedang, mungkin hanya 50 km/jam. Santai saja, toh letak sekolahnya juga tak terlampau jauh. Gerak benda beroda dua itu tiba-tiba semakin pelan saat ia mendapati seorang laki-laki jatuh tersungkur di dekat halte bus yang berada tak jauh dari sekolahnya. Entah apa yang mendorong Guanlin untuk menghentikan laju motornya di trotoar yang dekat dengan anak itu.

"Tidak menggunakan matamu dengan baik?" Lelaki itu bertanya dari balik helm hitamnya.

Yang diberi pertanyaan sontak mendongak, sedikit terkejut melihat sosok Guanlin di sana. Anak itu lalu berdiri dan menepuk pelan celananya yang kotor karena insiden kecilnya tadi.

"Aku sedang tidak fokus."

Guanlin mengernyit melihat reaksi anak itu. Biasanya anak itu selalu ceria dan penuh semangat, tapi kenapa pagi ini anak itu terlihat murung?

"Ada apa denganmu? Tadi malam mimpi bertemu vampir?"

Bisa ia lihat anak itu sempat berjengit kaget dan berlari mendekati Guanlin. Tangan kurusnya mendorong bahu Guanlin. "Amit-amit! Itu akan menjadi mimpi terburuk untukku!"

Guanlin berusaha keras menahan bibirnya supaya tidak tertawa. Rasanya geli membayangkan bagaimana reaksi anak itu jika tahu bahwa ia kini berdekatan dengan sesosok vampir yang katanya akan menjadi mimpi buruknya.

"Butuh tumpangan?"

Lagi-lagi anak itu berjengit kaget di samping Guanlin. Ada apa, sih? Memangnya tawarannya terdengar seaneh itu?

"Kau... Lai Guanlin, 'kan? Bukan vampir yang menyamar menjadi dirinya supaya bisa menghisap darahku?"

Kali ini Guanlin benar-benar tertawa, walaupun tawanya itu terdengar pilu. Dirinya benar-benar menyedihkan, ya? Semua orang pasti akan takut jika mereka tahu bahwa dirinya memang vampir. Paradigma orang mengenai vampir sangatlah mudah ditebak. Orang-orang itu pastinya berpikiran negatif mengenai sang makhluk mistis.

Incisor - GuanHoWhere stories live. Discover now