Ulang tahun terindah

1.2K 91 7
                                    

Musim dingin. Sekolahpun sudah hampir diliburkan hingga masuk tahun baru.

" Sampai jumpa tahun depan " ucap seorang teman.

" Hmm.. Jaa " sahut gadis surai indigo, Hinata.

Dia berjalan sendiri di tengah salju yang semakin menumpuk. Jarak sekolah dan rumah semakin terasa jauh karna tumpukan salju. Langkahpun terasa berat manakala harus melewatinya.

" Kyaaa "

" Hati-hati " ucap seseorang yang berhasil meraihnya.

" Sasuke-kun "

" Hmp "

" Aku tidak melihatmu saat di aula, kukira kau sudah pulang "

" Aku di atap, malas mendengar Tsunade ngoceh "

" Pfftt.. "

Hinata tertawa lirih.

" Kenapa? " tanya Sasuke.

" Tidak " dusta Hinata.

" Kenapa sih? " tanya Sasuke yang semakin penasaran.

" Tidak ada apa-apa "

Hinata masih menahan tawanya. Sasuke mengernyitkan dahinya. Memberikan ekspresi yang lebih aneh hingga membuat Hinata akhirnya tertawa.

" Tuh.. kau tertawa, ada apa sih? "

Sukses membuat Sasuke penasaran.

" Tidak ada Sasuke-kun.. kyaaa.. "

Lagi, Hinata hampir terpeleset jalan yang licin. Namun berhasil diraih Sasuke, lagi.

" Sini " Sasuke memberi tangannya.

" Ta-tapi.. " Hinata malu sendiri.

" Agar kau tidak terpeleset lagi "

Ragu. Tapi akhirnya Hinata menurut dan menggenggam tangan Sasuke. Hangat.

Waktu terus berlalu, saat liburan dihabiskan Hinata dirumah.

Hari ini adalah hari ulang tahun Hinata. Tak ada yang terjadi dirumah. Kedua orang tuanya masih setia dengan pekerjaannya.

Dia memandang keluar sesaat. Salju semakin tebal. Bahkan angin kencang berhembus sesekali.

Bosan. Kenapa sekolah harus libur, pikirnya. Dia jelas benar-benar kesepian.

Ting tong

Hinata mengambil jaket sebelum membuka pintu. Karna pasti angin ikut menghempasnya.

" Sasuke-kun? " ucapnya tak percaya.

" Domo " ucap Sasuke yang sudah sedikit menggigil.

" Apa yang membuatmu kesini ditengah badai seperti ini? "

" Hmm.. sebelum itu, boleh aku masuk? Dingin.. "

" Ah gomen.. ma-masuklah.. "

Hinata segera menutup pintu kembali.

" Minumlah, agar lebih hangat " Hinata memberikan secangkir teh hangat.

" Arigatou " ucap Sasuke nyeruput teh itu.

" Jadi, ada perlu apa Sasuke-kun hingga kau repot-repot kesini " tanya Hinata yang sudah duduk di sampingnya.

Sasuke tak menjawab. Dia membuka kotak yang dibawanya.

" Untuk merayakan ulang tahunmu " ucapnya tersenyum.

Lavender itu membulat mendengarnya. Tak percaya. Sasuke rela datang di tengah badai salju hanya untuk merayakan ulang tahunnya.

Hinata lekas meniup lilin itu diiringi lagu selamat yang Sasuke nyanyikan.

" Otanjoubi omedetou Hinata " ucap Sasuke tersenyum.

Hinata tak menjawab. Dia sudah cukup menahan perasaannya, kesendiriannya.

" Stop! " ucap Sasuke menahan.

" Jangan menangis dihari bahagiamu " lanjut Sasuke seolah tau yang akan terjadi selanjutnya.

" Aaaaa "

Malah semakin membuat Hinata merengek layaknya anak kecil.

" Hinata "

" Hmm "

" Rasanya perutku akan meledak, aku benar-benar kekenyangan "

" Iya aku juga "

Keduanya merebahkan diri disebuah sofa besar. Berdekatan.

Melihat Hinata yang tak berdaya Sasuke lantas saja mengenggam jemari mungilnya. Sempat membuat Hinata terkejut dan menoleh kearahnya.

Sasuke diam. Memejamkan mata. Berpura-pura tak berdaya karna kekenyangan oleh masakan Hinata.

Melihat sikap tenang Sasuke, Hinata pun ikut diam. Tak membalas juga mengelak. Sadar akan itu membuat Sasuke semakin erat menggenggamnya.

" Sa-.. "

" Hinata " potong Sasuke.

Keduanya menoleh saling tatap. Begitu intens. Lavender itu menatap lekat onyx disampingnya.

" Hinata, aku ingin memilikimu untukku sendiri " lanjut Sasuke.

Hinata gelagapan. Bingung mau jawab apa dengan pengakuan Sasuke yang tiba-tiba.

" Aku tak perlu jawabanmu, semua sikapmu sudah terlihat jelas bahwa kau juga menyukaiku " ucap Sasuke penuh percaya diri.

Wajah Hinata bersemu mendengarnya.

Sasuke mendekatkan wajahnya pada Hinata. Melihat itu Hinata langsung menutup kedua matanya.

Cup

Sebuah kecupan lembut mendarat di hidung Hinata.

" A-apa.. " ucap Hinata gugup.

" Ada krim di hidungmu " ucap Sasuke.

Lavendernya membulat. Malu. Bagaimana bisa dia tidak sadar. Hinata berusaha bangkit tuk memastikan wajahnya bersih dari krim kue tart tadi.

Tapi langsung ditarik Sasuke hingga membuat Hinata runtuh dipeluknya.

" Sa-Sasuke-kun.. "

" Jangan kemana-mana, tetaplah disini bersamaku "

Hinata terenyuh mendengarnya dan membenamkan diri dipelukan Sasuke.

" Mulai sekarang kau tidak akan sendiri lagi " lanjut Sasuke.

" Hmm " angguk Hinata menahan tangisnya.

~Fin~

SasuHina - Kau DimanaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora