DUFAN

42 2 2
                                    

Sesuai kesepakatan kemarin. Hari ini aku, Audy dan Rinda akan menghabiskan waktu bersama di Dufan. Menghabiskan waktu liburan kami dengan quality time yang entah kapan bisa kami lakukan kembali karena kesibukan kuliah serta jarak tempuh yang jauh.

Sejak semalam, Audy sudah ribut sekali memintaku untuk membawa makanan karena dia rindu dengan masakan Mama. Jadilah sejak setengah enam aku sudah membantu Mama untuk mempersiapkan semuanya. Sandwich beserta mie goreng sosis serta suwiran ayam diatasnya sudah tertata rapi di tempat makan. Makanan favorit Audy sejak 6 tahun lalu.

 Jam tujuh.

Aku bergegas menuju garasi--menyalahkan mobil untuk menuju rumah Audy. Kami sepakat berangkat jam delapan dari rumahnya. Rinda bilang akan menunggu di rumah Audy saja agar sedikit menghemat waktu.

Drrtt... Drrtt..

Getaran ponsel di kantong celanaku terasa jelas. Buru-buru kuambil dan melihat nama Audy tertera di layar.

"Tung..."

"Rio maaf." Kudengar helaan nafas Audy. "Gue mendadak harus pergi. Entah kenapa Oma minta gue sekeluarga harus ke rumahnya dan menginap beberapa hari."

"Tap..."

"Jangan dipotong dulu. Gue tahu lo pasti kesal. Tapi sungguh gue minta maaf ini beneran dadakan. Gue nggak tahu ada apa. Padahal gue udah rapih lho ini udah siap-siap tinggal lo jemput doang. Rinda juga udah mau sampai tapi langsung gue tahan. Rio sekali lagi gue minta maaf banget nggak bisa pergi."

"Huuh. Baiklah kita batalin aja perginya tunggu lo bisa."

"Jangan-jangan gue nggak enak sama RInda juga. Kasihan dia udah di jalan mau ke sini. Tadi gue udah bilang suruh nungguin lo di sekolah aja. Nanti lo jemput dia di sekolah ya. Sekali lagi gue minta maaf. Gue tutup teleponnya ya ini udah siap-siap mau berangkat. Assalamu'alaikum."

KLIK

Audy langsung memutuskan sambungan tanpa sempat mengizinkanku bicara. Aku langsung menarik nafas dalam berkali-kali menetralkan hatiku yang sedikit memanas.

Ya aku mencoba mengerti, Audy tak mungkin menolak permintaan neneknya. Tapi yang benar saja! Masa mendadak seperti ini sih? Terus tadi dia bilang kalau aku akan pergi berdua dengan Rinda? Ya Tuhan!! Aku saja baru bertemu dua kali dengan gadis itu, mana mungkin bisa pergi hanya berduaan dengannya?

Aku mendesah pelan dan akhirnya melajukan kembali mobilku menuju sekolah.

Sesampainya di depan gerbang, kulihat Rinda sudah menungguku dan tanpa lama-lama segera kubuka jendelaku dan menyuruhnya segera masuk.

"Sorry Audy mendadak nggak bisa, jadi kita pergi berdua aja nggak masalah kan? Atau lo ada rencana mau pergi ke tempat lain?" Sambil melaju mobilku, kulirik Rinda yang sedang menaikkan bahunya tanpa menoleh.

"Nggak ada sih. Jadi nggak masalah ke Dufan berdua aja sama lo atau... lo yang nggak nyaman jalan berdua sama gue karena kita baru kenal dan nggak dekat?" Tanyanya sambil mengangkat satu alisnya--memandangku.

Kok dia tahu sih?

Aku berdehem sebentar, sembari memikirkan jawaban agar tak menyinggungnya dengan pandangan tetap lurus ke depan.

"Enggak kok. Cuma belum terbiasa aja sih dan ya karena gue juga nggak tahu lo suka apa nggak kalau kita pergi ke Dufan. Siapa tahu lo punya tempat lain yang pengen dikunjungi dan yeah mungkin dengan seseorang."

Kudengar Rinda tertawa mendengarnya. Aku mengangkat satu alisku memandangnya heran.

Apa yang lucu?

Surat Terakhir [COMPLETED]Where stories live. Discover now