Yoongiku

3.7K 414 72
                                    

Ini gaje sumpah jadi jangan muntah, oke?

. . .

Jimin PoV.

Min Yoongi itu ....

Apa ya? Kalau ada kata yang lebih manis dari manis itu akan berlaku untuk dia. Yoongiku.

Yoongiku yang mungil dengan setelan baju tidurnya.

Yoongiku yang tertawa dengan gummy smile-nya jika aku melakukan hal bodoh.

Yoongiku yang penuh perhatian samar jika aku melakukan kesalahan sekecil apapun itu.

Yoongi itu dingin—luarnya. Tapi, kalau masalah hati, jangan ditanya lagi dia sungguh hangat. Terlebih lagi dengan orang terdekatnya.

Dia bukan malaikat baik hati, bukan juga bidadari yang ada di sebuah buku cerita taman kanak-kanak. Dia hanya manusia biasa.

Manusia dengan segala hal yang ada dalam dirinya kupuja.

Bagaimana cara dia mengedipkan mata, cara dia bernapas, tersenyum, dan berbicara pun tak pernah luput dari tatapanku.

Bahkan gerutuannya dengan bibir sewarna bunga plum dipagi hari karena aku tak juga bangun menjadi hal paling indah untuk dipandang.

Kesimpulannya, segala yang ada pada dirinya itu menjadi hal nomor wahid dalam 'hal apa saja yang perlu dipuja dan dilindungi oleh seorang Park Jimin'.

"Jiminie bangun!" Dia membangunkanku, kurasa ini sudah ke-3 kalinya dia memanggilku.

Tirai jendela warna putih di kamar kami tengah ia buka lebar-lebar, memberitahu secara tidak langsung bahwa matahari sudah mulai melaksanakan kewajibannya pagi ini.

"Jiminie bangun atau membersihkan rumah satu minggu full?!" Manisku mulai mengancam.

"Sayang, 10 menit lagi ya. Inikan hari Minggu," kataku meminta belas kasihnya.

"Tidak ada, ayo bangun, Jimin. Roti bakarmu akan dingin, semalam kamu minta roti bakar cokelat, kan? Ayo bangun."

Ah, benar! Roti bakarku! Batinku.

"Oke-oke, Sugar," jawabku malas dengan mengeliat, membuat suara brisik di ranjang.

Akhirnya, aku memilih mengalah. Beranjak dari kasur dengan tubuh bagian atas tanpa kaosku menuju kamar mandi. Kebiasaanku setiap malam adalah tidur tanpa baju atasan. Aku hanya merasa gerah dan tidak nyaman jika memakainya itu saja.

Dan, Yoongi tidak merasa terganggu akan hal itu. Kalau boleh aku bocorkan, dirinya malah akan semakin mengusel kepadaku mencari titik dimana bau diriku mudah dihirupnya dan menyamankan tubuh mungilnya.

.

"Pagi, Sugar," sapaku mengagetkan dia yang tengah mengaduk seduhan pada cangkir.

"Pagi, Jimin." Jawabnya menatapku hanya sekilas dengan senyum manisnya, kemudian sibuk lagi dengan sendok tehnya.

Yoongi tengah membelakangiku yang berdiri di pintu masuk, akses dari ruang TV dengan dapur.

Tubuh mungilnya yang dibalut dengan kemeja biru laut kebesaran milikku ditambah dengan celana kain pendek berwarna putih membuat dia terlihat manis, meskipun dari belakang.

Ah, kapan sih kesayanganku itu tidak manis. Mengumpat saja dia manis.

Aku mendekatinya yang sekarang telah berpindah mengaduk secangkir kopi hitam.

Sweet Things | MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang