Part 22

414 21 0
                                    

"Dev, gue pengen ngomong sesuatu sama lo."

"Ngomong tinggal ngomong." ucap Devan sambil memakan buah yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien.

Jantung Rachel berdegup dengan kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Dirinya sangat takut sekali mengungkapan ini. Takut, sedih, panik, grogi dan kecewa bercampur menjadi satu. Mengetahui Rachel yang tidak berbicara, Devan lantas menengok ke arah Rachel.

"Katanya mau ngomong." cetus Devan.

"E..em se..sebenernya-" ucapan Rachel terputus karena ada ketukan pintu.

Tok tok.

"Gak jadi deh, entar aja." ucap Rachel cengengesan agar menutupi kegugupannya.

"Yeh kirain gua ada apaan. Ya udah gua buka dulu pintunya." Devan berjalan menuju pintu dan membukakan pintu tersebut. Rachel bersyukur karena ia tidak jadi berbicara mengenai perasaanya ini.

"Ayo masuk." ajak Devan dengan orang yang di depan pintu itu. Setelah Devan bergeser dan nampaklah Bella dengan pakaian feminim datang sambil membawakan parsel buah.

Devan dan Bella menghampiri ranjang Rachel. Rachel berusaha tersenyum ketika Bella melemparkan senyuman kepadanya.

"Hai Chel." sapa Bella.

"Hai Bel."

"Gimana keadaan kamu?" tanya Bella.

"Udah mendingan kok." balas Rachel.

"Syukurlah, oh iya aku bawain buah nih buat kamu." ucap Bella sambil memberikan buah itu ke arah Rachel. Rachel menerima dengan senyuman.

"Ah jadi ngerepotin nih."

"Gapapa kali."

"Hehehe makasih ya." ucap Rachel berterima kasih.

"Ayo duduk Bel. Dev, ambilin minum tuh ada di kulkas kayaknya." suruh Rachel. Mengetahui Rachel menyuruh Devan membuat Devan mendengus.

"Baru sembuh, udah nyuruh-nyuruh orang aja." gumam Devan.

"Gua denger." sahut Rachel.

"Kalian lucu banget." ucap Bella spontan. Mendengar ucapan Bella yang spontan membuat Rachel langsung menatap Bella.

"Biasa aja. Dia mah suka gitu." ucap Rachel berusaha untuk tidak gugup.

"Nih Bel, minumnya." ucap Devan sambil memberikan botol air mineral.

"Makasih Dev."

"Oh iya, kamu dianter siapa tadi?" tanya Devan.

"Tadi aku sendiri kok."

"Kok gak bilang sama aku? Aku kan bisa jemput kamu, kalau kamu mau jenguk Achel juga." ucap Devan. Rachel berusaha keras untuk tidak cemburu, tapi apa daya di dalam dada Rachel terdapat gemuruh cemburu. Mereka berdua larut dalam obrolan yang diciptakan Devan. Rachel terabaikan. Rachel dapat melihat tatapan Devan ke Bella sangat lembut dan memuja.

Mami lama banget sih, gumam Rachel.

Sepertinya keberuntungan sedang ada di pihak Rachel, tidak lama kemudian maminya datang sambil membawa kantung plastik.

"Eh ada siapa nih?" tanya Jane.

"Malam tante, saya Bella. Temannya Devan." ucap Bella sopan. Mendengar pernyataan Bella, Jane langsung menatap anak sulungnya itu dan Rachel menganggukkan kepalanya pertanda ia baik-baik saja.

"Oh Bella, saya maminya Rachel. Panggil aja Tante Jane." ucap Jane ramah.

Mereka pun berbincang-bincang singkat, Bella menatap ponselnya yang menenjukkan pukul 08.30 malam. Dirinya ingin pamit.

Loving Can HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang