16. First of all

1.8K 257 16
                                    

"Aku lelah berpura-pura menjadi temanmu hanya karena ingin selalu ada didekatmu"

🌷🌷🌷

Cuaca sangat mudah berubah akhir-akhir ini. Gumpalan awan hitam dengan cepat menggantikan posisi sang mentari yang awalnya terik menyinari bumi.

Dalam hitungan menit mungkin butiran air akan jatuh dari atas sana, meskipun begitu Jisoo tidak begitu menghiraukannya.

Yeoja itu hanya terus berlari dan berlari. Ia berlari tanpa arah dan tujuan, ia hanya menurut kemana kaki itu akan membawanya pergi.

Benar saja, rintik hujan mulai jatuh dari angkasa. Aroma khas tanah yang terguyur hujan pun menyeruak. Sebagian manusia berlarian mencari tempat untuk berteduh, berbeda dengan Jisoo yang memilih tinggal.

Ia bahkan tidak punya daya lagi untuk sekedar mengangkat kakinya. Yeoja itu tertegun dipinggir sebuah jalan kecil yang biasa dilewati pejalan kaki ataupun pesepeda. Tak ada yang Jisoo lakukan selain memandangi air yang mulai gencar mengguyur tubuhnya.

"Jisoo-ah!!!"

Jisoo menolehkan kepala kearah namja yang sedang memanggilnya. Rasanya seperti ada ribuan sembilu yang menikam tubuhnya tatkala melihat namja itu berlari mendekat.

Ingin rasanya Jisoo berlari menghindar, tapi pesona dwimanik sang namja sangat kuat untuk melemahkan saraf-saraf otot Jisoo.

"Jisoo-ah!!!" panggil namja itu yang semakin mendekat.

Beberapa langkah lagi tubuh mereka akan sejajar, tapi dengan tega Jisoo berbalik dan mencoba menghindari namja itu. Dengan sisa tekadnya, Jisoo melawan perasaannya yang berkata 'tunggu'.

"Kya Jisoo-ah!!!" teriak namja itu sambil mencekal pergelangan tangan kanan Jisoo, "Neo paboya?! Kenapa kau berlarian seperti ini hah?! Bahkan kau membiarkan tubuhmu menggigil kehujanan, neo pabo Jisoo-ah!!!"

"Geumanhe Jinyoung-ah!!" teriak Jisoo tak kalah kencang dari namja itu, "Geumanhe, jebal~" suara yeoja itu kini bergetar, netranya mulai berkaca-kaca.

"Berhentilah mengkhawatirkanku Jinyoung-ah!! Berhentilah. Sudah cukup kau membuatku berfikir jika kau menyukaiku. Jika memang kau tidak menyukaiku, hentikan semua kepedulianmu padaku. Aku sudah lelah mengira jika kau menyukaiku, tapi pada nyatanya tidak" ucap Jisoo sesenggukan dibawah hujan.

"Aku---"

"Sudahlah Jinyoung-ah, aku sudah lelah berpura-pura menjadi temanmu. Aku tidak mau lagi, jadi kita hentikan saja semua kebohongan ini"

"Mwo?" tanya Jinyoung ragu.

"Berhentilah memperdulikanku, berhentilah mengkhawatirkanku, dan aku akan berhenti mengganggumu"

Jinyoung menelan salivanya, ia berusaha mengatakannya dengan mantap, "Uri chingu geuman kajja"

"Ne?"

"Mari kita berhenti berteman" ulang Jinyoung.

Dada Jisoo terasa sangat sesak, kalimat itu benar-benar menusuk jantungnya dan menghentikan kerja paru-paru Jisoo. Air matanya pun sudah berlinangan sekarang.

"Aku menyukaimu Jinyoung-ah!!!" ucap Jisoo tiba-tiba, "Dan aku lelah terus berpura-pura menjadi temanmu agar aku bisa selalu ada didekatmu"

Hujan bertambah lebat dan kedua manusia itu masih setia bertahan disana.

Mereka saling menatap dengan sorot yang sulit diartikan, masih dengan sorot yang sama Jinyoung mencoba menghilangkan kecanggungannya.

"Mworago?"

YOU ARE ✔ [COMPLETED] Where stories live. Discover now